"Surga Tersembunyi" di tengah Padatnya Wisatawan
Sebagaimana perjalanan mudik, wisata Lebaran juga akan padat oleh pemudik. Lokasi wisata tersembunyi menjadi destinasi alternatif di tengah padatnya wisatawan.

Suasana kawasan Kebun Raya Bogor, Kota Bogor, yang ramai dikunjungi wisatawan pada hari kedua Lebaran (6/6/2019). Bogor menjadi salah satu tujuan wisata warga Jakarta dan sekitarnya untuk mengisi libur Lebaran 2019.
Dua tahun tertahan, kini tempat wisata berpotensi kembali padat bersamaan dengan momentum libur lebaran. namun, pandemi yang belum usai membuat sejumlah destinasi wisata melakukan pembatasan jumlah pengunjung. Karenanya, lokasi wisata baru maupun yang jarang dikunjungi dapat menjadi alternatif di tengah padatnya wisatawan.
Kegiatan wisata menjadi bagian tak terpisahkan dari fenomena mudik dan lebaran. Jumlah kunjungan wisata di tengah lebaran pun dapat dipastikan selalu lebih banyak jika dibandingkan dengan hari-hari biasa. Pasalnya, secara serentak masyarakat sejenak beristirahat dari aktivitas keseharian, seperti bekerja dan sekolah.
Apalagi, tahun ini pemerintah memberikan kesempatan libur dan cuti bersama cukup panjang, sekitar enam hari. Jika ditambah dengan libur akhir pekan, maka masyarakat, khususnya pekerja formal dan pelajar, dapat menikmati masa liburan kira-kira 10 hari.
Menjadi tradisi tahunan, membludaknya pengunjung ke tempat wisata pun terekam dari waktu ke waktu. Setidaknya, sejak 2015, Kompas mencatat adanya lonjakan jumlah pengunjung yang ketika libur lebaran. Tahun 2015 misalnya, jumlah pengunjung di Kawasan Wisata Alam Bukit Bangkirai, Kalimantan Timur, naik menjadi 1.000 orang. Pada hari biasa, jumlah pengunjung hanya sekitar 200-300 orang.
Hal serupa terjadi di Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim). Di sejumlah tempat wisata yang ada di Banyuwangi, jumlah pengunjung saat libur lebaran meningkat dua hingga kali lipat dibandingkan hari biasanya.
Meningkatnya jumlah kunjungan wisata di setiap daerah ini terjadi lantaran pengunjung yang datang bukan hanya para perantau yang kembali ke kampung halaman. Namun, wisatawan dari luar daerah pun turut meramaikan. Jumlah pengunjung wisata tahun ini juga berpotensi meningkat setelah dua tahun sebelumnya pergerakan masyarakat dibatasi karena pandemi Covid-19.

Tak jarang, antusiasme masyarakat tersebut berujung pada jumlah pengunjung yang melebihi kapasitas. Dampak lainnya adalah terjadi kemacetan menuju lokasi wisata. Kompas mencatat pada tahun 2015, kemacetan terjadi sepanjang 15 km di jalan menuju pantai Anyer, Serang, Banten.
Bahkan, untuk menempuh jarak 3km, dibutuhkan waktu sekitar satu jam. Begitu halnya dengan kawasan Puncak, Kabupaten Bogor yang sudah terkenal dengan kemacetan saat hari libur.
Dapat dipastikan bahwa situasi yang sama terjadi di setiap tahun dan di semua daerah, temasuk tahun ini. Hanya saja, tahun ini tidak sedikit tempat wisata yang melakukan pembatasan jumlah pengunjung lantaran masih dalam situasi pandemi. Aturan protokol kesehatan membuat pengelola wisata harus melakukan pengawasan guna mengurangi penumpukan pengunjung.
DKI Jakarta, misalnya, tempat wisata diizinkan dibuka dengan kapasitas maksimal 75 persen. Hal serupa juga diterapkan di Purbalingga, Jawa Tengah (Jateng). Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Purbalingga membatasi jumlah pengunjung hanya 50 persen dari kapasitas. Pembatasan tersebut tak lepas dari status atau level pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di daerah terkait.
Baca juga: Lebaran 2022 dan Momentum Pulihnya Pariwisata Indonesia
Surga Tersembunyi
Mengantisipasi hal tersebut, para wisatawan dapat mengunjungi tempat-tempat wisata lain, tidak hanya terbatas pada lokasi wisata yang sudah terkenal. Sebab, setiap daerah memiliki “surga tersembunyi” yang selama ini belum banyak diketahui publik.
Sebagai contoh Telaga Sunyi di Banyumas, Jateng. Tempat ini gabungan dari wisata sungai dan air terjun. Berlokasi di Baturaden, wisata ini juga dikenal sebagai tempat persembunyian yang indah. Jauh dari hiruk-pikuk perkotaan, pengunjung dapat menikmati udara segar yang masih alami. Air yang masih jernih pun membuat pemandangan dasar sungai pun dapat dinikmati oleh para pengunjung.

Suasana macet di keluar Tol Jagorawi di jalur keluar menuju Persimpangan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang dipadati kendaraan menuju Puncak (27/2/2022). Animo masyarakat tinggi untuk memanfaatkan hari libur nasional dengan mengisi berwisata menuju Puncak setelah aturan pembatasan mobilitas warga mulai longgar.
Tak hanya itu, terdapat juga tempat wisata di Jateng yang belum banyak dikunjungi, yakni Bukit Pangonan. Wisata di dataran tinggi Dieng ini semakin menarik dengan padang savana yang terdapat di dalamnya. Biasanya, fenomena padang savana lebih banyak ditemukan di Nusa Tenggara dan Indonesia bagian tengah. Padang savana di Bukit Pangonan ini akan berganti penampilan menyesuaikan musim.
Di utara Jateng, Brown Canyon dapat menjadi alternatif wisata bagi para pemudik di Kawasan sekitar Semarang. Berlokasi di daerah penambangan lokal, Brown Canyon menyajikan spot-spot foto layaknya wisata di luar negeri. Genangan air bekas penggalian menambah nuansa keindahan untuk spot foto.
Tak hanya Jateng, para pemudik yang datang ke Jawa Barat (Jabar) berkesempatan menikmati “surga tersembunyi” yang masih jarang dikunjungi. Jika di wilayah timur Indonesia terkenal dengan Komodo-nya, Jabar memiliki kekayaan wisata yang terkenal dengan “sepupu” komodo, yakni Pulau Biawak.
Berlokasi di pesisir utara Indramayu, pulau ini merupakan tempat habitat satwa liar biawak. Tak hanya itu, pulau berpasir putih ini menawarkan keindahan alam bawah laut di sekitar pulau. Pengunjung juga akan disambut oleh kemegahan mercusuar kuno setinggi 65 meter yang sudah ada sejak zaman Belanda.

Jika Jateng memiliki Telaga Sunyi sebagai tempat persembunyian yang indah, Jabar juga memiliki tempat persembunyian yang tak kalah mengagumkan, yakni Goa Buniayu. Dalam bahasa Sunda, Buniayu memiliki arti "keindahan yang tersembunyi”. Di dalamnya, pengunjung dapat menemukan stalaktit, stalakmit, gourdam, dan ornamen lainnya.
Bagi pecinta tantangan, Jabar juga menyediakan Tebing Citatah. Berjarak 5 km dari gerbang tol Padalarang, pengunjung dapat mengunjungi lokasi ini jika ingin memacu adrenalin. Jika mendaki gunung terlalu mainstream, perbukitan yang terbentuk dari gunung kapur ini dapat menjadi alternatif bagi para pecinta mendaki gunung.
Di Jatim, alternatif wisata juga menjadi penting lantaran lebih dari 15 juta orang diprediksi akan menuju provinsi ini. Jika Kota Batu, biasanya menjadi tujuan utama dan padat pengunjung, terdapat wisata indah yang masih belum ramai, yakni Pantai Mbehi. Tak seperti pantai lainnya, gundukan-gundukan batu karang di Pantai Mbehi membentuk kolam alami yang disebut sebagai Teluk Bidadari. Keindahan yang ditawarkan pun tak kalah menarik untuk diabadikan dalam bentuk foto yang dapat diunggah di media sosial.

Terumbu karang terlihat dari permukaan saat menyeberang ke Pulau Noko, Bawean.
Menuju ke utara, pemudik di daerah Gresik dapat mengunjungi Pulau Noko Salayar. Pulau tak berpenghuni ini menawarkan keindahan alam bawah laut dilengkapi dengan bunga karang dan ikan-ikan yang dapat memanjakan setiap pasang mata pengunjung. Hamparan pasir putih yang luas di surga tersembunyi ini tak kalah menarik dari Pulau Dewata, Bali.
Wisata air lainnya juga terdapat di Probolinggo, yakni Air Terjun Madakaripura. Air terjun tertinggi di Jatim ini berketinggian sekitar 200 meter yang diperindah oleh tebing di sekelilingnya. Sementara, Pulau Madura juga memiliki Bukit Jaddih. Tambang kapur ini yang menyediakan spot foto menarik dilengkapi dengan berbagai fasilitas lain seperti kolam renang dan toko aksesoris.
Baca juga: Puncak Pasti Macet, Cermat Pilih Tempat Liburan Lebaran
Wisata Budaya
Di Yogyakarta, daerah dengan segudang potensi wisata pun juga menawarkan spot-spot baru yang boleh jadi juga belum banyak dikunjungi seperti Tumpeng Menoreh. Baru dibuka pada bulan Mei 2021, lokasi ini menggunakan konsep restoran. Nama Tumpeng Menoreh berasal dari bukit yang bentuknya seperti tumpeng, lalu Menoreh adalah nama lokasinya. Tumpeng memiliki filosofi doa, media doa bagi orang-orang Jawa untuk bersyukur
Tak hanya untuk kuliner, wisata hasil kolaborasi musisi Erix Soekamto dan masyarakat sekitar ini menyajikan keindahan alam yang dapat dinikmati pengunjung selama 24 jam. Pada pagi hari, pengunjung akan dimanjakan oleh panorama keindahan matahari terbit.

Suasana alam pedesaan yang menjadi daya tarik wisata di Pasar Menoreh, Desa Sedayu, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah (23/2/2020). Pasar Menoreh yang sebagian besar pedagangnya merupakan warga sekitar dengan menjual beragam kuliner tradisional yang mulai langka dan sulit ditemukan.
Sementara pada siang hari, pengunjung dapat menyantap kuliner ditemani keindahan alam yang dilengkapi dengan pemandangan tiga gunung megah di sekitarnya, yakni Gunung Merapi, Gunung Merbabu, dan Gunung Sindoro-Sumbing. Pada sore hingga malam hari, pengunjung akan menikmati langit senja dan gemerlap lampu di atas ketinggian 950 meter di atas permukaan laut.
Bukan hanya wisata alam, Yogyakarta juga menyuguhkan wisata budaya dan edukasi. Bertepatan dengan lebaran, salah satu pusat belajar kebudayaan di Yogyakarta, yakni Omah Budoyo, menggelar pameran karya seni bertajuk Maracosa.
Pameran yang digelar selama dua bulan ini (11 April 2022 - 10 Juni 2022) menjadi alternatif bagi para pemudik mengisi kegiatan ketika berada di kampung halaman sekitar Yogyakarta. Pameran karya seni ini dikemas dengan pemutaran film berupa Teater boneka. Pameran yang diproduseri oleh Papermoon Puppet Theatre dan Nona Rara Batik ini buka setiap hari Selasa hingga Minggu pukul 11.00 – 17.00 WIB.
Sementara, di Kotagede juga terdapat Intro Living Museum. Wisatawan yang ingin mempelajari kesenian, budaya, dan sejarah, dapat mengunjungi wisata yang telah diperkenalkan sejak 10 Desember 2021 ini.
Berbagai tempat wisata tersebut menjadi alternatif bagi para wisatawan yang tidak dapat mengunjungi lokasi yang diinginkan lantaran pembatasan kapasitas. Selain menjaga diri dari kerumunan, mengunjungi “surga tersembunyi” di masing-masing daerah juga menjadi sarana pemerataan pendapatan yang biasanya hanya terpusat pada obyek wisata tertentu. (LITBANG KOMPAS)