logo Kompas.id
LinimasaMendengarkan Suara Nelayan di ...
Iklan

Mendengarkan Suara Nelayan di Masa Pandemi

Sedikit terlepas dari jaring pandemi Covid-19 tidak membuat nelayan di Indonesia segera menuai kesejahteraan. Sejumlah persoalan baru terus bergantian mengimpit nasib nelayan.

Oleh
ANDREAS YOGA PRASETYO
· 6 menit baca
Nelayan tradisional berunjuk rasa di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kepulauan Anambas (3/9/2020). Mereka menolak aktivitas kapal-kapal cantrang di Laut Natuna.
HNSI KEPULAUAN ANAMBAS

Nelayan tradisional berunjuk rasa di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kepulauan Anambas (3/9/2020). Mereka menolak aktivitas kapal-kapal cantrang di Laut Natuna.

Pandemi Covid-19 turut berdampak pada kehidupan nelayan di Tanah Air. Di awal pandemi merebak, kesejahteraan nelayan turut mengalami penurunan. Nilai tukar nelayan mengalami penurunan pada periode Februari hingga Juni 2020. Bahkan, pada April-Juni 2020 nilai tukar nelayan berada di bawah angka 100. Ini berarti indeks harga yang diterima nelayan lebih tinggi dibandingkan dengan indeks harga yang dibayarkan atau belum sejahtera.

Senada dengan kondisi nilai tukar nelayan, terpuruknya nasib nelayan dan pelaku usaha perikanan di awal pandemi tertangkap dari survei yang dilakukan Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) pada 15 Mei-19 Juni 2020. Survei dilakukan terhadap 2.068 responden di lima wilayah, yakni Medan, Semarang, Gresik, Lombok, dan Aceh, pada 15 Mei-19 Juni 2020.

Editor:
YOHAN WAHYU
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000