Video Merajai Konten Media Digital
Pengguna media sosial kian banyak berinteraksi dengan konten-konten audiovisual berupa foto dan video. Popularitas konten ini banyak disokong oleh pengguna medsos dari generasi muda.
Media audiovisual ialah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar bergerak yang bisa dilihat serta didengarkan. Karakternya yang memiliki kekuatan pada unsur suara dan unsur gambar ini semakin banyak beredar di media sosial. Konten dalam format video dan foto ini banyak dibagikan melalui media sosial, seperti Tiktok, Instagram, Youtube, Twitter, serta Facebook.
Berdasarkan pantauan Tubefilter pada 2019, setiap menit ada 500 jam unggahan video baru ke Youtube. Data lain dari Hootsuite menunjukkan, 500 juta akun Instagram menggunakan Instagram Stories setiap hari dengan konten foto atau video berdurasi pendek. Selain itu, ada 240.000 foto yang diunggah pengguna Facebook di seluruh dunia setiap menit.
Maraknya produksi dan distribusi konten audiovisual juga diikuti interaksi warganet terhadap sejumlah isu atau fenomena yang sedang trending. Topik-topik yang paling banyak diberbincangkan di media sosial didominasi oleh konten dengan format audiovisual.
Hasil pengamatan menggunakan aplikasi Talkwalker terhadap konten kejuaraan MotoGP Mandalika, perang Ukraina, varian virus Covid-19 Omicron, gejolak politik di Kazakhstan, dan bencana letusan gunung api di Tonga menunjukkan konten-konten berupa video dan foto yang banyak mendapat engagement dari warganet.
Dalam topik kejuaraan balap motor dunia MotoGP Mandalika yang berlangsung 18-20 Februari 2022, lima percakapan utama yang paling banyak menyita interaksi warganet berupa konten audiovisual. Kelima konten top conversation terkait ”MotoGP” tersebut diunggah melalui akun Tiktok.
Percakapan didominasi oleh akun resmi Trans7 sebagai official media partner MotoGP. Uniknya, unggahan paling populer adalah video komedi (durasi 7 detik) berisi tiruan Valentino Rossi yang berbicara dengan Bahasa Indonesia di Tiktok. Konten lain berasal dari akun sandiuno.official yang mengunggah momen Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat menjamu tim Gresini Racing.
Konten tersebut telah mendapatkan 297,8 ribu interaksi berupa komentar, likes, dan share dari warganet. Konten lain datang dari akun official MotoGP yang membagikan video aksi penyelamatan pebalap Zonta Van Den Goorbergh saat berlaga di ajang Moto 2. Konten tersebut mendapat 252,3 ribu engagement dari warganet.
Daya tarik konten video juga muncul dari perbincangan seputar gejolak politik Kazakhstan. Jejak popularitas isu Kazakhstan di media sosial diangkat oleh akun Youtube World Affairs. Video yang diunggah pada 5 Januari 2022 ini menampilkan kompilasi berita dari video amatir warga, informasi terkini dari akun media sosial, serta portal pemberitaan terkait kerusuhan di Kazakhstan. Video yang sudah ditonton 634.217 kali tersebut menghasilkan 48.700 interaksi warganet.
Selain MotoGP dan gejolak Kazakhstan, topik lain yang banyak memicu interaksi di media sosial adalah munculnya varian virus korona galur Omicron. Pada periode 29 November-5 Desember 2021, interaksi tertinggi warganet terlihat pada media Tiktok oleh akun @hugodecrypte. Akun yang diunggah 30 November 2021 tersebut menampilkan informasi tentang Omicron dan penyebarannya lewat kemasan visual Tiktok telah mendapat 180,4 ribu komentar, likes, dan share di media sosial.
Fenomena serupa ditemukan saat terjadi letusan gunung api bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha’apai di Tonga pada 15 Januari 2022. Dua percakapan utama yang muncul menyoroti fenomena meletusnya gunung berapi Hunga Tonga sebagai salah satu letusan paling dahsyat yang pernah terekam satelit GOES-West dan Himawari-8.
Kiriman konten video dari akun Twitter @US_Stormwatch yang menggambarkan rekaman letusan mendapatkan 48.900 retweet dan 133.800 likes. Demikian pula konten video dari akun Youtube Scott Manley yang sudah ditonton 2.646.955 sejak diunggah pada 16 Januari 2022. Dengan judul ”Volcanic Eruption May Be Biggest Ever Seen From Space” video tersebut mendapat 74.000 likes dan 7.240 komentar.
Pengguna
Selain dari interaksi warganet di medsos, indikator lain yang dapat dilihat dari popularitas konten-konten berupa audiovisual ialah dari aspek penggunanya. Berdasarkan data Digital 2022 dari We Are Social dan Hootsuite, saat ini media sosial digunakan oleh 4,62 miliar pengguna di seluruh dunia. Di Indonesia, media sosial diakses oleh 191,4 juta pengguna.
Sebanyak 91 persen pengguna Instagram di dunia menonton video setiap minggunya. Fenomena ini menarik untuk diperhatikan karena pada waktu sebelumnya Instagram mendedikasikan platformnya sebagai media sosial untuk berbagi foto atau photo sharing. Namun, selera pasar yang menggandrungi konten video membuat Instagram mengubah haluannya dengan menyediakan format konten Instagram Reels.
Pengguna Youtube rata-rata menghabiskan 23,7 jam setiap bulan untuk menonton video. Sementara pengguna Tiktok rata-rata menggunakan aplikasi ini selama 19,6 jam per bulan. Untuk Snapchat, rata-rata setiap orang menghabiskan 3 jam per bulan untuk berinteraksi dengan konten di Snapchat.
Tumbuhnya konten-konten audiovisual ini juga tidak dapat dilepaskan dari perkembangan pengguna media sosial dari kalangan muda. Aplikasi Snapchat banyak digunakan oleh mereka yang berusia 18-24 tahun. Bahkan, Snapchat dikabarkan memiliki jangkauan terhadap 75 persen pengguna dari kalangan generasi Milenial dan generasi Z.
Kaum muda juga mendominasi penggunaan Instagram, Tiktok, dan Youtube. Aplikasi Instagram merupakan favorit bagi generasi Z. Pengguna berusia 25-34 tahun adalah kelompok terbesar pengguna Instagram di dunia.
Bahkan, untuk Youtube penggunanya juga banyak dari kalangan anak-anak. Laporan Digital 2022 menyebutkan, 80 persen orang tua memberikan informasi bahwa anak-anak mereka yang berusia di bawah 11 tahun sudah menonton konten audiovisual melalui Youtube. Sedangkan untuk Tiktok, pengguna Tiktok di AS didominasi oleh mereka yang berusia di bawah 30 tahun. Sebanyak 37 juta orang dari generasi Z adalah pengguna Tiktok di AS.
Maraknya pengguna dan interaksi terhadap konten-konten audiovisual ini memberikan peluang sekaligus tantangan bagi penyedia aplikasi atau sektor bisnis untuk beradaptasi dengan ekosistem ini. Penyedia aplikasi dan perusahaan teknologi mengakomodasi kebiasaan baru ini dengan menyediakan saluran sebagai wadah ekspresi konten-konten audiovisual.
Facebook telah menyediakan fitur Facebook Watch. Layanan ini, antara lain, dimanfaatkan oleh akun Facebook MotoGP melalui tampilan video pendek berdurasi tiga hingga 13 menit yang dapat dinikmati penggemar MotoGP di seluruh dunia. Twitter juga telah menambahkan fitur Twitter Live yang dapat digunakan sebagai saluran video streaming.
Tumbuh
Perkembangan pengguna muda yang terus meningkat membuat konten audiovisual ini diperkirakan terus tumbuh. Kontributor senior Forbes TJ McCue memperkirakan, pada 2022, konten audiovisual, terutama video, akan mendominasi (82 persen) konten media daring dan media sosial di dunia. Populasi konten-konten berupa video ini meningkat 15 kali lipat dibandingkan dengan pada 2017.
Dari aspek bisnis, Hootsuite memprediksi belanja iklan konten video di media digital dan media sosial akan tumbuh 20 persen. Pengeluaran dari belanja iklan ini diperkirakan mencapai 24 miliar dollar AS pada 2022.
Bagi perusahaan media, fenomena maraknya konten audiovisual ini dapat direfleksikan dalam dua hal, yaitu pembuatan konten dan pendapatan bisnis. Pertama adalah pembuatan dan distribusi konten. Perusahaan media dapat merespons kebiasaan baru audiens ini dengan memperbanyak konten-konten audiovisual berupa video dan foto.
Sudah saatnya perusahaan media tidak hanya merespons topik-topik yang menjadi minat audiens, tetapi juga melihat jenis konten yang diminati audiens saat ini. Terlebih pengguna internet dan media sosial dari kalangan muda ini akan terus berkembang. Kehadiran konten-konten video ini akan melengkapi kekuatan teks berita yang sudah lama dimiliki oleh perusahaan media.
Baca juga: Tiktok Lampaui Google, Dinamika Tren Konten Digital 2022
Produksi konten ini juga harus diikuti dengan menyediakan saluran distribusi yang memadai agar konten-konten tersebut mudah dicari dan nyaman dinikmati oleh audiens. Konten-konten ini sekaligus dapat menjadi media promo di akun-akun media sosial perusahaan media. Interaksi yang cukup tinggi dari jenis konten video atau galeri foto oleh warganet juga berpeluang menjadi sarana menggaet audiens sebagai pelanggan.
Strategi yang dapat ditempuh adalah konsistensi menyapa audiens di media sosial dengan konten-konten video. Harapannya dengan memenuhi minat dan kebiasaan audiens yang kini banyak berinteraksi dengan media sosial, aspek bisnis dari munculnya pelanggan atau pendapatan bisnis perusahaan media dapat meningkat. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Memahami Sembilan Kluster Perilaku Audiens Berita Digital