Tarian barongsai, berdoa di wihara, lampion, petasan, dan kembang api menjadi ciri yang tidak bisa ditinggalkan dari perayaan Imlek, termasuk di Indonesia. Dan kemeriahan itu bukan lagi milik kalangan tertentu, tetapi juga dirayakan seluruh lapisan masyarakat tidak peduli latar belakangnya.
Di linimasa media sosial, kemeriahan tahun baru China ini juga diwujudkan dengan celetukan, perbincangan, dan diskusi yang berlangsung seru. Beberapa tagar yang dipergunakan seperti #imlek #imlek2018 #gongxifacai #chinesenewyear untuk mengelompokkan perbincangan-perbincangan itu.
Menurut layanan pemantauan Trendsmap, jumlah perbincangan yang menggunakan frasa Gong Xi Fa Cai sudah mencapai 26.000 buah selama libur Imlek berlangsung.
Sementara itu, ucapan di linimasa juga dipenuhi doa dan ucapan dari mereka yang merayakan ataupun tidak. Kebahagiaan dan semangat Imlek menjadi milik bersama sebagai bagian dari keindonesiaan.
Dan tidaklah berlebihan apabila kemeriahan ini tidak lepas dari jasa Gus Dur yang membuka pintu agar bangsa Indonesia bisa merayakan Imlek secara bersama-sama. Seperti yang pernah diutarakan Gus Dur: ”Kalau ada perbedaan antara orang-orang Khonghucu dan orang-orang lain, perbedaan itu untuk bisa dinikmati dan dirasakan bersama.”
Dan semoga di Tahun Anjing Tanah, berkah bisa datang untuk semua.