Karena ada Bendungan Tapin, banjir di Kabupaten Tapin bisa dikurangi sangat drastis, hanya sebagian kecil daerah yang terkena banjir. Inilah salah satu fungsi bendungan.
Oleh
Jumarto/Nina Susilo
·2 menit baca
RANTAU, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meresmikan Bendungan Tapin di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Kamis (18/2/2021). Bendungan senilai Rp 986,50 miliar itu berperan penting dalam pengendalian banjir di Kalimantan Selatan, yang perlu diikuti reboisasi lahan secara besar-besaran di daerah aliran sungai agar banjir tak terulang.
Presiden mengatakan, banjir di Kalsel mencakup area yang sangat luas dan memerlukan penanganan komprehensif dari hulu sampai hilir. ”Saya titip kepada Gubernur dan semua bupati agar intervensi terhadap rehabilitasi lahan itu sangat penting. Penghutanan atau penanaman kembali di lahan-lahan, terutama yang berkaitan dengan daerah aliran sungai, segera dilakukan besar-besaran kalau kita tidak mau lagi terkena banjir di masa datang,” tuturnya.
Bendungan Tapin berada di Desa Pipitak Jaya, Kecamatan Piani, sekitar 30 kilometer dari Rantau, ibu kota Kabupaten Tapin. Bendungan ini dibangun sejak 2015 oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan mulai proses pengisian air (impounding) pada Oktober 2020.
Bendungan ini menampung 56,77 juta meter kubik air dan mampu mereduksi banjir 172 meter kubik per detik. Bendungan juga berperan penting dalam memperkuat ketahanan pangan karena menyediakan irigasi untuk lahan pertanian 5.472 hektar, menyediakan air baku 0,50 meter kubik per detik, serta menghasilkan tenaga listrik 3,3 megawatt (MW).
”Karena ada Bendungan Tapin, banjir di Kabupaten Tapin bisa dikurangi sangat drastis, hanya sebagian kecil daerah yang terkena banjir. Inilah fungsi bendungan. Selain untuk mengairi sawah, juga menghasilkan listrik dan air baku, juga dalam rangka mengendalikan banjir,” kata Presiden saat meresmikan Bendungan Tapin.
Banjir di Kalsel yang terjadi pada Januari 2021 disebut-sebut sebagai bencana besar yang belum pernah dialami dalam kurun waktu lebih dari 50 tahun. Bencana alam tersebut mengakibatkan 102.340 rumah terendam dan 176.290 keluarga atau 633.723 jiwa terdampak banjir. Ada 135.656 orang mengungsi dan 35 orang meninggal.
Alternatif jalur logistik
Penjabat Gubernur Kalsel Safrizal ZA mengatakan, masyarakat Kalsel bersyukur atas keberadaan Bendungan Tapin. Sebelum diresmikan Presiden, bendungan ini telah bekerja dengan sangat efektif dalam pengendalian banjir di Tapin.
”Saat banjir besar lalu, salah satu keuntungan serbaguna bendungan ini ialah menahan banjir sehingga Tapin menjadi salah satu kabupaten yang paling kecil mendapatkan efek banjir,” kata Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri itu.
Pemerintah daerah juga mengusulkan pembangunan jalan lintas barat dari Marabahan, Tapin, ke Tanjung, perbatasan Kalimantan Timur. Jalur lintas barat ini untuk menghubungkan Banjarmasin dengan kawasan Batu Licin sampai wilayah calon ibu kota negara.
Saat ini, jalan yang ada berupa jalan tunggal. Karena itu, jalan ini berisiko mengganggu jalur distribusi logistik.