Kebakaran Lahan Gambut di Pontianak Diduga Disengaja
›
Kebakaran Lahan Gambut di...
Iklan
Kebakaran Lahan Gambut di Pontianak Diduga Disengaja
Kebakaran lahan di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, masih terjadi. Bahkan, lahan yang telah dipadamkan, kembali muncul asap pada Selasa (16/2/2021). Hal itu terjadi diduga karena ada oknum yang membakar.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Kebakaran lahan gambut di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, masih terjadi. Bahkan, lahan yang telah dipadamkan kembali terbakar pada Selasa (16/2/2021). Hal itu terjadi diduga karena ada oknum warga yang sengaja membakar lahan.
Sebelumnya, lahan gambut di sejumlah wilayah di Kalimantan Barat, antara lain Kota Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, dan Ketapang, terbakar sejak pekan lalu. Sudah hampir sepekan, hujan tidak turun di wilayah ini (Kompas.id, 15/2).
Di daerah Parit Haji Husin 2, Kelurahan Bansir Darat, Kecamatan Pontianak Tenggara, Selasa (16/2/2021), asap kembali muncul di salah satu lahan gambut. Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD Kota Pontianak beserta kepolisian langsung menuju lokasi kebakaran untuk memadamkan api.
Lokasi lahan yang terbakar tersebut hanya berjarak beberapa meter dari permukiman warga. Warga yang bermukim dekat dengan lokasi itu pada Senin (15/2/2021) malam pindah ke rumah kerabatnya karena kabut asap pekat.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Pontianak Hariyadi Saragih, di lokasi kebakaran, Selasa (16/2/2021), menjelaskan, kebakaran terjadi di daerah Gang Masjid, Parit Haji Husin 2. Lokasi tersebut terbakar sejak Jumat (12/2/2021). ”Lokasi ini sebetulnya sudah kami padamkan agar tidak mengarah ke permukiman warga beberapa hari lalu. Namun, kami mendapat laporan dari warga, hari ini (Selasa) lokasi ini kembali terbakar,” kata Hariyadi.
Angin kencang yang bertiup dari arah barat laut menuju jalan raya membuat api cepat merambat. Luas lahan gambut yang terbakar diperkirakan sekitar 5 hektar. Pemilik lahan tersebut masih diselidiki.
”Dari pengalaman selama ini, jika dalam beberapa hari panas, kemudian muncul kebakaran lahan, kemungkinan lokasi itu ada yang membakar. Titik api awal kemungkinan dari tengah lokasi dan merembet ke berbagai arah karena ditiup angin,” ujarnya.
Dari pengalaman selama ini, jika dalam beberapa hari panas, kemudian muncul kebakaran lahan, kemungkinan lokasi itu ada yang membakar.
Sumber air dari parit yang berjarak sekitar 500 meter dari lokasi terbakar sejauh ini masih mencukupi untuk memadamkan api. Hingga Selasa siang, tim gabungan masih berupaya memadamkan api di lokasi tersebut.
Sementara itu, kebakaran lahan di Kabupaten Ketapang masih terjadi pada Selasa. Koordinator Manggala Agni Kalbar Sahat Irawan Manik menuturkan, kebakaran lahan gambut di Ketapang pada Selasa terjadi di Sungai Awan, Kecamatan Muara Pawan. Luas kebakaran di Sungai Awan belum diketahui karena masih dalam pendataan tim.
Sebelumnya, kebakaran lahan juga terjadi di Desa Mekar Utama, Kecamatan Kendawangan, dengan luasan sekitar 3,2 hektar. Lahan yang terbakar di darah tersebut bukan gambut. Pemadaman dilakukan pada Minggu (14/2/2021).
Selain itu, di Desa Sungai Pelang, Kecamatan Matan Hilir Utara, lahan gambut seluas 0,6 hektar juga sempat terbakar. Pemadaman dilaksanakan pada Sabtu (13/2/2021) dan Minggu (14/2/2021). Kemudian, di Desa Sungai Besar lahan gambut seluas 0,4 hektar juga sempat terbakar dan pemadaman dilakukan pada Minggu (14/2/2021).
Berdasarkan data Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, pantauan Senin (15/2/2021) pukul 07.00 hingga Selasa (16/2/2021) pukul 07.00, di Kalbar terdapat 177 titik panas. Titik panas tersebut tersebar di sejumlah kabupaten/kota, yaitu di Kubu Raya (131), Mempawah (21), Kota Pontianak (12), Kayong Utara (5), Ketapang (4), Landak (3), dan Sambas (1).
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bandara Supadio, Pontianak, potensi hujan masih terbilang sedikit di Kalbar selama beberapa hari ini. Meskipun ada peluang hujan, bersifat lokal, misalnya di Kabupaten Sintang, Melawi, dan Kapuas Hulu.
Untuk wilayah pesisir, seperti Ketapang dan Sambas, kondisi cuaca masih cerah berawan. Faktor yang memengaruhi cuaca di Kalbar adalah kemunculan daerah bertekanan rendah di wilayah Australia. Massa udara tertarik ke wilayah tersebut. Hal ini berdampak pada berkurangnya pertumbuhan awan-awan hujan di Kalbar.
Sahat Irawan menambahkan, Manggala Agni Kalbar dan pemangku kebijakan lainnya telah mengantisipasi hal itu sejak Januari. Sejak awal, pihaknya telah berpatroli mencegah kebakaran lahan, khususnya di Ketapang dan Kubu Raya, dan melakukan sosialisasi kepada para pemangku kebijakan, antara lain BPBD dan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH).
Berdasarkan pantauan Kompas, sejauh ini, jarak pandang di Kota Pontianak masih normal. Jarak pandang agak terbatas pada malam hari di sekitar lokasi kebakaran. Penerbangan dan aktivitas warga secara umum masih normal.