Pandemi Covid-19 memberi tekanan berat pada kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Peran wirausaha dibutuhkan untuk mencari jalan keluar untuk bangkit dan tumbuh sekaligus membantu pemulihan ekonomi nasional.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 telah menyerang segala sendi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat di Indonesia dan dunia. Pada kondisi berat saat ini, para wirausaha diharapkan terus kreatif, optimistis, dan produktif guna mendukung pemulihan ekonomi.
Semangat para wirausaha untuk bertahan dan bertumbuh dibutuhkan untuk ikut menggerakkan ekonomi lebih kencang. ”Saya tahu ini tidak mudah, tetapi kita tidak sendirian. Melalui kebersamaan, kita coba bertahan, bersiasat, dan tentunya (untuk) bangkit,” kata Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir di Jakarta, Selasa (26/1/2021).
Erick mengatakan hal tersebut melalui pesan video pada konferensi pers Final Diplomat Success Challenge (DSC) XI Tahun 2020. DSC merupakan program kewirausahaan rutin tahunan yang diinisiasi Wismilak Foundation sejak tahun 2010.
Program ini bertujuan mematangkan ekosistem wirausaha, menyediakan edukasi, dan mendampingi bisnis. Hibah modal usaha senilai total Rp 2 miliar diberikan kepada peserta dengan ide bisnis paling potensial.
Pada kondisi berat akibat pandemi, menurut Erick, semua pihak harus terus mencoba mencari jalan dan solusi. ”Saya percaya ada peluang-peluang baru yang dapat kita manfaatkan,” ujarnya.
Menurut Erick, program dan kompetisi wirausaha, seperti DSC, hadir sebagai sistem pendukung kalangan wirausaha dan generasi muda yang cepat beradaptasi, inovatif, kolaboratif, serta selalu bersemangat membikin gebrakan.
Berbagai kalangan mesti mendukung program kewirausahaan. ”Dalam hal ini, pemerintah, swasta, dan penggiat usaha lokal perlu memberikan panggung seluas-luasnya kepada UMKM,” ujar Erick.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Dewan Komisioner DSC Surjanto Yasaputera menuturkan, sejak diluncurkan pada 19 Agustus 2020, pendaftar di DSC XI Tahun 2020 mencapai 15.589 orang. Jumlah pendaftar ini merupakan yang terbesar selama 11 tahun penyelenggaraan DSC.
Sebagai perbandingan, jumlah pendaftar DSC pertama di tahun 2010 sebanyak 606 peserta. Di tahun-tahun berikutnya, jumlah pendaftar fluktuatif dengan pencapaian di tahun 2019 sebanyak 12.457 orang.
”Kami harapkan ke depan angka itu akan terus bertambah agar wirausaha di Indonesia juga semakin bertumbuh dan berkembang,” kata Surjanto.
Dia menuturkan, 15.589 peserta DSC XI kemudian diseleksi menjadi 1.500 peserta di tahapan vlog pitch. Mereka selanjutnya diseleksi lagi menjadi 150 peserta yang berhak mengikuti audisi dengan mentor nasional di tiga kota, yakni Surabaya, Yogyakarta, dan Jakarta.
Berikutnya, sebanyak 20 peserta terbaik berhak mengikuti program inkubasi serta tantangan pasar (market challenge) DSC XI. Di akhir penjurian didapat tiga pemenang yang menerima hibah modal usaha.
Mereka adalah Arlin Chondro dari Peek Me Naturals yang sekaligus menjadi Best of The Best Challenger DSC XI. Selanjutnya adalah Lidya Angelina Rinaldi dari La Dame in Vanilla serta Anisa Azizah dari Tech Prom Lab.
Terkait motivasi mengikuti ajang DSC, Arlin Chondro mengatakan, dirinya merasa hal terpenting bagi seorang untuk terus belajar. ”Selain belajar dari para mentor dan panitia, saya juga belajar dari sesama peserta program DSC,” ujar Arlin yang berbisnis penyediaan produk alami berbasis aromaterapi.
Hal senada disampaikan Lidya yang merasa mendapat banyak ilmu untuk mempertajam bisnis melalui inkubasi di program DSC. ”Dan tentunya ilmu dari para mentor yang merupakan praktisi berpengalaman untuk membantu meningkatkan bisnis saya kelak,” kata Lidya yang usahanya berfokus pada pengolahan hasil vanila.
Sementara itu, Anisa mengatakan, sebagai pelaku usaha rintisan berbasis riset yang fokus pada inovasi material bangunan dan baru mulai sekitar dua tahun lalu, pihaknya membutuhkan bantuan dari mentor dan dukungan pengembangan usaha lainnya. ”Ketika mengetahui ada program DSC, kami rasa sangat cocok bagi pengembangan usaha kami,” ujarnya.