PT Perusahaan Listrik Negara mengoperasikan stasiun pengisian kendaraan listrik umum pertama di Jalan Tol Trans-Sumatera, Selasa (26/1/2021). Langkah ini untuk mendukung program percepatan kendaraan listrik.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
KALIANDA, KOMPAS — PT Perusahaan Listrik Negara mengoperasikan stasiun pengisian kendaraan listrik umum pertama di Jalan Tol Trans-Sumatera, Selasa (26/1/2021). Langkah ini untuk mendukung program percepatan kendaraan listrik berbasis baterai. Harapannya, penggunaan kendaraan listrik, khususnya di luar Jawa dapat terus dikembangkan.
Stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di Rest Area Kilometer 20B, Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar itu diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, secara daring.
Luhut mengatakan, peresmian SPKLU itu diharapkan dapat mendorong pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Tahun ini, pemerintah juga mulai mengalokasikan APBD untuk pengadaan kendaraan listrik kedinasan. ”Penggunaan mobil listrik ini akan berkembang sehingga fasilitasnya juga perlu disediakan,” kata Luhut.
Pengembangan kendaraan listrik di Indonesia menggeliat sejak Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019. Perpres ini mengatur Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Umum. Selain pemberian intensif fiskal dan nonfiskal untuk menekan harga jual mobil listrik, pemerintah juga mempercepat penyediaan infrastruktur pengisian listrik.
Direktur Bisnis PLN Regional Sumatera-Kalimantan Wiluyo Kusdwiharto menuturan, sudah ada 30 SPKLU yang telah beroperasi di Indonesia. Dari jumlah itu, sebanyak 29 unit di antaranya berada di wilayah Jawa, Bali, dan Sulawesi. Adapun satu unit SPKLU yang baru diresmikan di Lampung merupakan stasiun pengisian kendaraan listrik yang pertama yang beroperasi di Jalan Tol Trans-Sumatera.
Hingga 2024, PLN berencana membangun 2.169 SPKLU di Indonesia. PLN juga akan bekerja sama dengan pihak swasta untuk membangun 21.000 unit SPKLU di seluruh Indonesia.
Hingga 2024, PLN berencana membangun 2.169 SPKLU di Indonesia. (Wiluyo Kusdwiharto)
Dia menambahkan, penggunaan baterai listrik ini akan mampu menghemat biaya hingga lima kali lipat dibandingkan bakar bakar minyak (BBM). Dia juga optimistis, PLN mampu melayani kebutuhan untuk pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Saat ini, PLN memiliki cadangan kapasitas daya sekitar 30-40 persen dari total kebutuhan listrik masyarakat.
Asisten Deputi Infrastruktur Dasar, Perkotaan, dan Sumber Daya Air Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Rahman Hidayat mengatakan, pemerintah telah menyusun peta jalan pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Salah satunya dengan membangun fasilitas SPKLU di Jalan Tol Trans-Jawa dan Trans-Sumatera.
Dia menambahkan, Indonesia dinilai memiliki peluang untuk menjadi pemain dalam industri kendaraan listrik. Pasalnya, Indonesia memiliki sumber daya mineral untuk memproduksi baterai litium, seperti nikel, kobalt, dan mangan.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Lampung Pandapotan Manurung mengatakan, PLN akan membangun empat SPKLU secara bertahap di Jalan Tol Trans-Sumatera ruas Pematang Panggang-Kayu Agung. Selain di Rest Area Km 20 B, SPKLU juga akan dibangun di Rest Area Km 49 A, Rest Area Km 116 B, dan Rest Area 234 A. PLN juga akan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan swasta untuk pengembangan SPKLU di sejumlah ruang publik, seperti perkantoran dan pusat perbelanjaan.
Saat ini, PLN telah bekerja sama dengan penyedia layanan keuangan digital Linkaja untu mempermudah pembayaran di SPKLU. Selain itu, PLN juga akan memberikan promosi pengisian baterai listrik untuk mendorong penggunaan kendaran listrik di tengah masyarakat.
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan, pemerintah daerah menyambut baik beroperasinya SPKLU Dia berharap, beroperasinya SPKLU itu dapat memacu penggunaan kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan.
Secara terpisah, Ketua Pusat Riset Energi Terbarukan Institut Teknologi Sumatera Syamsyarief Baqaruzi mengatakan, beroperasikan SPKLU pertama di Lampung itu menjadi terobosan bagi pemanfaatan energi terbarukan. Menurut dia, Lampung menyimpan sumber energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan, seperti panas bumi, air, dan matahari.