Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyampaikan perang modern pada masa depan akan bertumpu pada teknologi dan informasi. Peran media penting, terutama dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa.
Oleh
Edna C Pattisina
·2 menit baca
JAKARTA,KOMPAS — Perang modern pada masa depan akan sangat bertumpu pada teknologi dan informasi. Peran media sangat penting, terutama dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa menghadapi segala masalah.
Hal ini disampaikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kamis (12/11/2020), saat menerima audiensi pimpinan harian Kompas di kantornya.
Hadi mencontohkan, saat ini pun perang informasi sangat terasa terkait dengan masalah keamanan di Papua. Ia, misalnya, mendapat berita bahwa rumah salah seorang tokoh masyarakat di Hitadipa, Papua, dibongkar untuk dijadikan markas militer.
“Begitu saya cek, ternyata rumah itu kena angin ribut, jadi atapnya rusak, jadi dibetulkan total. Tapi ceritanya beredar bisa ke mana-mana,” kata Hadi.
Gara-gara perang informasi ini, para tentara yang di lapangan pun berubah. Biasanya, laporan peristiwa mereka kumpulkan dulu baru dikirim ke pusat. Akan tetapi, untuk mengantisipasi informasi yang beredar di masyarakat, kalau ada peristiwa penting, informasi segera dikirimkan.
Hadi mengatakan, pihaknya juga menggunakan media untuk mekanisme umpan balik dalam mengambil berbagai kebijakan. Ia bersyukur karena citra TNI terus berada dalam posisi pertama dalam survei-survei soal kepuasan masyarakat.
Hadi juga bersyukur karena walau dalam kondisi pandemi Covid-19, keadaan keamanan Indonesia terus stabil. “Ini karena sinergi TNI dan Polri. Komunikasi saya baik dengan Pak Tito (Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian) maupun Pak Idham (Kapolri Jenderal Idham Azis) lancar dan ikhlas semua demi Indonesia,” kata Hadi.
Ignatius Kristanto dari Litbang Kompas mengatakan, citra TNI terus berada di peringkat teratas dalam berbagai jajak pendapat yang dilakukan Kompas. Hal ini sudah berlangsung sekitar 15 tahun terakhir.
Pemimpin Redaksi Kompas Sutta Dharmasaputra mengapresiasi keterbukaan dan sikap para prajurit TNI yang berbeda dengan pada masa Orde Baru.
Hadi mengatakan, generasi TNI yang lulus setelah reformasi lebih mengedepankan pendekatan kemanusiaan saat menghadapi masyarakat. Namun, TNI tetap ingin mereka lebih mengerti tentang hak asasi manusia dan hukum humaniter. Oleh karena itu, pembinaan dalam bidang ini terus dilaksanakan.