Cukup Satu Menit, Turis Siap Jelajahi Bali
Hanya butuh satu menit! Beres! Seorang wisatawan asal Australia segera scan paspor, sidik jari dan foto wajah di autogate paspor, data tereka. Data sesuai, pintu otomatis langsung terbuka.
Hanya butuh satu menit! Beres! Seorang wisatawan asal Australia segera scan paspor, sidik jari dan foto wajah di autogate paspor, data tereka.
Begitu pula Veriyani (37), warga negara Indonesia yang bolak balik Singapura karena pekerjaan dan tumben ke Bali itu bergumam wow ketika dengan cepatnya melewati pintu imigrasi tanpa mengantre.
“Wah, Bali mulai ikut canggih ini. Cepat banget. Tanpa loket, tinggal scan, cocokin sidik jari dan foto wajah. Udah, deh. Pintu ini sudah mirip dengan beberapa negara yang pernah saya kunjungi. Sip, deh,” kata Veriyani, sambil pamit berlalu.
Jika data sesuai, pintu otomatis langsung terbuka. Penumpang dari pintu kedatangan internasional Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Bali, perjalanan wisata cepat tanpa tertunda urusan imigrasi.
Pintu kedatangan dengan cara manual pun masih disediakan bersama petugas keimigrasian Kementerian Hukum dan HAM. Tentunya membutuhkan waktu lebih lama sekitar tiga menit.
“Ngurah Rai itu sekarang harus melayani dengan cepat dan pengawasan ketat. Tapi, pelayanan yang tetap mengedepankan kenyamanan,” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi, di Ngurah Rai, Selasa (3/9/2019).
Pelayanan terbaik merupakan upaya yang tak terhindarkan bagi Bandara Internasional Ngurah Rai. Selasa itu, Ngurah Rai resmi menggunakan tiga fasilitas tercanggihnya yang merupan pertama penerapannya se-Indonesia.
Wah, Bali mulai ikut canggih ini. Cepat banget. Tanpa loket, tinggal scan, cocokin sidik jari dan foto wajah. Udah, deh. Pintu ini sudah mirip dengan beberapa negara yang pernah saya kunjungi. Sip, deh, kata Veriyani,
Ketiga fasilitas tersebut berupa “X-ray automated tray return system (X-ray ATRS)”, “boarding pass scanner (flap barrier)”, dan “autogate paspor” untuk kepentingan imigrasi. Peresmiannya dilakukan PT Angkasa Pura I (Persero) bersama Direktorat Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM.
Lagi-lagi karena Ngurah Rai terbanyak melayani penumpang khususnya warga negara asing. Tingginya arus kedatangan dan keberangkatan baik domestik maupun mancanegara karena Bali sebagai destinasi favorit dunia menjadi salah satu pertimbangan alat ini terpasang di Ngurah Rai.
Selama delapan bulan, periode Januari-Agustus 2019, Ngurah Rai melayani 15.719.757 orang. Angka ini bertumbuh 0,5 persen dari tahun lalu sebanyak 15.640.887 orang. Penumpang mancanegara mendominasi jumlah penumpang tersebut sebanyak 9.116.229 orang. Sementara penumpang mancanegara.
Demi keamanan
Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Ronny F. Sompie menegaskan ini tak hanya persoalan melainkan juga keamanan. Alat-alat ini sangat membantu imigrasi memantau orang hingga bagasi mereka.
Kedatangan mereka sudah melalui sensor sidik jari serta foto wajah. Hal ini memudahkan petugas memantau apakah warga negara asing yang datang tersebut telah lewat masa tinggalnya. Semua terekam.
Faik Fahmi menjelaskan beberapa fasilitas baru ini akan mempercepat proses pemeriksaan, baik barang, penumpang, boarding pass, dan paspor untuk keperluan imigrasi. Hal ini agar berdampak pada bertambahnya tingkat kenyamanan calon penumpang ketika melakukan proses pemeriksaan di bandara.
Alat-alat terpasang dengan mengoptimalkan fasilitas pelayanan di Ngurah Rai. Tidak hanya bagi petugas Angkasa Pura I maupun petugas keimigrasian, petugas maskapai juga diuntungkan dengan berkurangnya penumpukan penumpang sampai proses adanya penerbangan yang delay (tunda).
Sejumlah fasilitas baru ini mempercepat proses pemeriksaan, baik barang, penumpang, boarding pass, dan paspor untuk keperluan imigrasi. Tentu saja, Faik Fahmi menjelaskan semua ini demi pada bertambahnya tingkat kenyamanan calon penumpang ketika melakukan proses pemeriksaan di bandara.
Sebagai perusahaan penyedia jasa kebandarudaraan, Angkasa Pura I senantiasa berkomitmen untuk mengutamakan kenyamanan penumpang tanpa mengesampingkan aspek keamanan penerbangan.
Baca juga : Ngurah Rai dan Teknologi Canggih Pertama di Indonesia
Fasilitas pemeriksaan penumpang dan bagasi dengan menggunakan teknologi pemindaian X-ray tingkat tinggi (advanced technology) , X-ray ATRS merupakan sistem pemeriksaan penumpang dan bagasi dengan teknologi pemindaian terkini. Alat ini berada di area screening check point (SCP) terminal keberangkatan internasional yang akan meningkatkan jaminan keamanan.
Akurasi alat ini mempercepat proses antrian dibangkan alat sebelumnya. Proses pemeriksaan barang dan calon penumpang menjadi cepat. X-ray ATRS mampu memeriksa maksimal mencapai 410 tray per jam.
Pada fasilitas autogate paspor tersedia bagi WNI di terminal kedatangan dan keberangkatan. Saat ini fasilitas hanya tersedia di terminal keberangkatan internasional. Jumlah autogate yang tersedia di Ngurah Rai sebanyak 6 unit di terminal kedatangan dan 10 unit di terminal keberangkatan internasional. Akan tetapi pemeriksaan di loket imigrasi manual tetap disediakan karena autogate masih berdasarkan 12 negara, belum untuk seluruh negara.
Saat ini pemeriksaan keimigrasian dengan pengambilan sidik jari dan foto wajah telah diterapkan kepada seluruh WNA yang masuk ke Indonesia melalui TPI Ngurah Rai sehingga pada saat keberangkatan mereka dapat menggunakan fasilitas autogate.
Baca juga : Pengembangan Bandara Ngurah Rai
Proses pemeriksaan Keimigrasian di terminal kedatangan internasional dengan pengambilan foto wajah dan sidik jari memerlukan waktu sekitar 35 – 60 detik per penumpang. Pemeriksaan Keimigrasian terhadap penumpang di terminal keberangkatan internasional dengan menggunakan autogate hanya memerlukan waktu sekitar 35 - 45 detik per penumpang.
Penggunaan autogate diawali dengan pengadaannya di tahun 2014 dan melalui uji coba pada tahun 2018. Investasi untuk seluruh alat ini menggunakan anggaran sekitar Rp 30 miliar. Pada pertengahan bulan Oktober 2018, ujicoba telah melalui pelayanan kepada 2.177 orang.
Saat ini terdapat total 16 unit mesin autogate paspor (imigrasi) di mana 6 unit terdapat di terminal kedatangan internasional dan 10 unit di terminal keberangkatan internasional. Total waktu yang dibutuhkan penumpang saat menggunakan mesin autogate ini hanya 30 detik, waktu yang relatif singkat untuk melewati melalui proses imigrasi.
Sedangkan boarding pass scanner terdapat 12 unit di terminal keberangkatan internasional. Fasilitas ini ditujukan untuk memberikan kemudahan bagi penumpang untuk dapat secara otomatis melakukan pemindaian boarding pass penumpang. Fasilitas ini dapat dipergunakan oleh penumpang yang membawa boarding pass berupa tercetak, ataupun masih dalam bentuk file di fasilitas telepon pintar.
Pengadaan perangkat autogate di TPI Ngurah Rai merupakan satu bentuk kerjasama yang terjalin antara pihak Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai dengan PT. Angkasa Pura I yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.
Melalui kegiatan ujicoba tersebut, Direktorat Jenderal Imigrasi kemudian bekerjasama dengan PT. Angkasa Pura I melakukan pengembangan sistem Autogate yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian versi 2.0 (SIMKIM Versi 2.0).
Semoga pelayanan ini dapat dikembangkan ke bandara lainnya, kata Sompie.
Melalui pengembangan tersebut, pada bulan Maret 2019 SIMKIM 2.0 mulai diujicobakan untuk melakukan perekaman data biometrik Warga Negara Asing yang datang untuk kemudian dintegrasikan dengan Autogate.
Tahun ini, Ngurah Rai kembali menambah penghargaannya. Beserta sembilan bandar udara lain di bawah pengelolaan PT Angkasa Pura I (Persero), Ngurah Rai menerima akreditasi Airport Customer Experience dari Airport Council International (ACI).
Akreditasi ini penting bagi keberadaan Ngurah Rai sebagai pengakuan dari dunia internasional tentang komitmen pelayanan terbaik. Meskipun demikian, Ngurah Rai tetap diharapkan secara berkala mengevaluasi diri guna meningkatkan standar layanan, demi peningkatan kepuasan pelanggan, yang pada akhirnya akan berdampak langsung terhadap tingkat kunjungan penumpang pesawat udara ke Bali,
Berkurangnya penumpukan antrian penumpang dianggap mampu meningkatkan kepuasan masyarakat terhadapa pelayanan dalam Pemeriksaan Keimigrasian di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang akan berdampak baik terhadap citra pariwisata Indonesia di mata dunia, khususnya pariwisata Bali. “Semoga pelayanan ini dapat dikembangkan ke bandara lainnya,” kata Sompie.
Baca juga : Bandara Internasional Ngurah Rai Menuju Digitalisasi