Carilah Es Krim Rendah Kalori dan Tanpa Bahan Kimia
"Es krim". Baru mendengar kata itu saja, pikiran langsung berasa segar kembali. Semangat hidup terasa bangkit setelah makanan pencuci mulut itu berada di lidah. Sensasinya cocok dengan kondisi cuaca yang belakangan panas terik.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·2 menit baca
”Es krim”. Baru mendengar kata itu saja, pikiran langsung berasa segar kembali. Semangat hidup terasa bangkit setelah makanan pencuci mulut itu berada di lidah. Sensasinya cocok dengan kondisi cuaca yang belakangan panas terik.
Namun, kenikmatan ini terasa tersendat, terutama oleh pertanyaan terkait dengan bahan baku dari es krim yang disebut-sebut berkalori tinggi. Es krim dapat membuat badan gemuk. Ah, rasanya jadi khawatir melumat es krim.
”Es krim itu pada umumnya lebih banyak krim dibandingkan susu murninya. Jadi, tinggi kalori. Ini yang buat penikmat es krim jadi rentan kegemukan atau bahkan obesitas kalau mengonsumsi berlebihan,” ujar dokter spesialis kecantikan, Sonia Wibisono, pada peluncuran Unicornz Healthy Gelato di Jakarta, Minggu (16/6/2019).
Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi tahun 2013, kebutuhan orang dewasa berkisar 2.000 hingga 2.700 kalori per hari. Konsumsi camilan hanya diperbolehkan sekitar 20 persen atau 400-540 kalori per hari. Adapun untuk anak-anak, kebutuhan per hari hanya sekitar 1.100-1.800 kalori. Sementara asupan camilannya hanya 220-360 kalori per hari.
Namun, masyarakat kerap mengabaikan tingginya kalori dari es krim itu sendiri. Dalam 100 gram es krim itu bisa terdapat 400-500 kalori. ”Artinya, kita harus perhatikan betul-betul kalori dari setiap es krim yang dimakan. Kita, kan, enggak mau terkena obesitas, apalagi itu terjadi pada anak-anak kita,” kata Sonia.
Waspada
Tak hanya masalah tinggi kalori, penikmat es krim memang lebih baik mempertimbangkan betul pemilihan es krim yang tanpa bahan pengawet, bahan pewarna, dan perasa buatan sebab itu sangat memengaruhi kesehatan kita.
Dokter spesialis kulit Reisa Broto Asmoro mengatakan, ada tiga bahan pengawet berbahaya yang kerap dijumpai dalam kandungan es krim. Tiga bahan pengawet tersebut adalah aspartame, benzoate, dan sulfit. Menurut Reisa, bahan-bahan pengawet tersebut dapat menyebabkan iritasi kulit dan diare. Bahkan, apabila dosis bahan pengawet tinggi, seseorang bisa mengalami keracunan makanan.
”Kami sebagai konsumen harus tetap waspada akan makanan dan apa saja bahan yang terkandung di dalam makanan tersebut agar lebih sehat dan layak dikonsumsi,” ujar Reisa.
Karena itu, lebih baik, lanjut Reisa, konsumsilah es krim yang betul-betul berasal dari buah asli, tanpa pengawet dan pemanis buatan. ”Jadi benar-benar natural, fresh, banyak vitamin, dan tak bikin gemuk,” katanya.