Terowongan Mampang Mulai Beroperasi, Kemacetan Terurai
Oleh
Dian Dewi Purnamasari
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejak pukul 06.11, Rabu (11/4/2018), terowongan (underpass) yang menghubungkan Jalan Mampang Prapatan dan Kuningan, Jakarta Selatan, diuji coba untuk lalu lintas kendaraan. Beroperasinya terowongan sejauh ini cukup efektif mengurai kemacetan, terutama pada jam berangkat kerja dari arah Ragunan ke Kuningan.
Dinas Bina Marga DKI Jakarta dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta mulai membuka penutup di sekitar terowongan pada pukul 06.11. Kendaraan dibolehkan melintas di terowongan yang dibangun akhir tahun 2016 itu. Kemacetan parah yang biasanya terlihat pada saat proyek pembangunan jalan pun kini terurai.
Sebelumnya, kemacetan parah tak bisa dihindari karena proyek memakan hingga separuh badan jalan. Kini, kemacetan justru terpantau dari arah Jalan Kapten Tendean menuju ke Kuningan. Mobil-mobil pribadi terjebak macet karena menunggu lampu lalu lintas di perempatan Kuningan. Setelah lampu lalu lintas menyala, kepadatan kendaraan kembali terurai.
Yayat (51), pengojek yang biasa memangkal di dekat halte transjakarta Mampang Prapatan mengatakan, saat proyek masih berjalan, kemacetan dari arah Mampang ke Kuningan tidak mengenal waktu. Kemacetan bisa dimulai pagi hari saat jam kerja pukul 06.00-09.00, pada jam makan siang, hingga pada sore dan malam hari. Kemacetan panjang itu pun biasanya terjadi di antara lampu merah Mampang hingga perempatan Kuningan.
”Hari ini jalanan terlihat lancar, enggak macet seperti biasanya. Bus transjakarta juga lancar jalannya,” ujar Yayat di lokasi, Rabu pagi.
Terowongan Mampang memiliki empat lajur jalan. Empat lajur jalan itu dipisah menjadi dua untuk melayani dua arah berlawanan, yaitu dari Mampang-Kuningan dan Kuningan-Mampang. Di bagian bawah terowongan, dari arah Mampang, pengguna jalan juga bisa memilih bila mereka ingin mengambil jalan ke arah Slipi ataupun Gatot Subroto.
Dari arah Kuningan, pengguna jalan juga bisa mengambil jalur kecil penghubung antara Mampang dan Jalan Kapten Tendean atau Pancoran.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Yusmada Faizal mengatakan, selama uji coba terowongan, dinas akan memantau perilaku lalu lintas masyarakat termasuk pengaruhnya terhadap simpang Mampang dan simpang Kuningan. Setelah diuji coba, antrean kendaraan yang semula bisa berjam-jam dipersingkat menjadi 5 menit. Uji coba akan dijalankan selama sepekan dan ditargetkan mengurangi kepadatan kendaraan hingga 33 persen.
”Nanti kami juga akan lihat pengaruhnya terhadap lalu lintas di Jalan Gatot Subroto dan Jalan Tendean seperti apa,” kata Yusmada.
Menurut Yusmada, pola pengaturan lalu lintas di kawasan Mampang lebih sederhana daripada di Matraman. Pasalnya, tidak ada pengaturan baru lalu lintas seperti di Jalan Proklamasi yang dibuat menjadi dua arah.
Di kawasan Mampang sendiri tidak ada perubahan arus, hanya ada penambahan akses putaran balik di simpang Mampang, yaitu putaran balik dari arah Mampang ke Jalan Rasuna Said serta simpang Kuningan, yaitu ke arah Kuningan sampai terusan Jalan Rasuna Said. Yusmada berharap dengan sosialiasi ini masyarakat semakin paham dan tidak kebingungan saat melintas di terowongan Mampang.