Duel putra Samator lawan Pertamina berlangsung sangat ketat. Pertamina berada di ambang kemenangan pada set keempat, memimpin 19-14 pada kedudukan 2-1. Namun, para pemain Samator bermain kompak dan tidak melakukan kesalahan untuk menyamakan kedudukan pada angka 22-22 dan memaksa deuce, 24-24. Kedua tim memainkan 10 kali deuce sebelum akhirnya Samator merebut set keempat, 35-33.
Kemenangan itu memompa semangat para pemain Samator. Dengan dukungan penuh suporter, mereka merebut set kelima, 15-8. Para pemain dan pelatih pun meluapkan kegembiraan mereka di lapangan, sedangkan para pemain Pertamina keluar lapangan dengan lesu.
Dengan menyapu bersih tiga pertandingan di Solo, Samator menempati posisi teratas Empat Besar dan berhak atas hadiah Rp 40 juta. ”Dukungan penonton Solo luar biasa,” kata Manajer Bhayangkara Samator Nanang Masbudi. Sukses di Empat Besar ini membuatnya optimistis Samator akan mampu merebut juara Proliga 2018.
Pelatih Bhayangkara Samator Ibarsjah Djanu Tjahjono mengatakan, pemainnya bermain dengan sangat kompak bahu-membahu. Saat tertinggal perolehan poin krusial pada set keempat, dia menginstruksikan pemainnya agar tidak boleh gagal dalam penerimaan bola pertama maupun dalam melakukan servis. Instruksi tersebut dilaksanakan dengan baik sehingga lawan tidak memperoleh angka cuma-cuma.
Menghadapi final melawan Bank SumselBabel (BSB) di Yogyakarta, pekan depan, Ibarsjah mengatakan, timnya masih perlu memperbaiki servis, penerimaan bola, dan blok. ”Kami akan asah lagi untuk menghadapi final,” katanya.
Pelatih Pertamina Andri Widiyatmoko mengakui Samator tampil lebih baik. Ia menyebutkan anak asuhnya lengah pada set keempat sehingga lawan bisa mengatasi ketertinggalan lima poin. Hal itu kesalahan fatal yang berbuah kekalahan tim. ”Samator luar biasa,” ujarnya.
Meskipun kalah, Andri mengapresiasi perjuangan pemainnya sejak awal Proliga 2018 hingga lolos ke Empat Besar. Dia berharap, pemain tim Pertamina tetap dipertahankan untuk musim depan.
Sementara itu, Pelatih BSB Samsul Jais mengatakan, waktu satu minggu sebelum final akan dimanfaatkan untuk menjaga kondisi fisik para pemain agar bisa tampil prima di final, seperti ketika mengalahkan Pertamina 3-0 di Empat Besar. Pihaknya bertekad mengulang penampilan tersebut. ”Kalau servis kami dahsyat dan penerimaan bola bagus, sudah selesai, lawan tidak bisa apa-apa,” katanya yakin.
Cedera pemain
Di bagian putri, Bandung Bank BJB Pakuan yang lolos ke final masih terhambat masalah cedera pemain. Pelatih BJB Pakuan Oktavian mengatakan, spiker andalan Aprilia Manganang belum sepenuhnya pulih dari cedera, demikian juga dengan kapten tim, Wilda SN Sugandi.
”Dalam waktu satu minggu kami harap April bisa pulih, Wilda juga pulih walaupun kakinya masih bengkak. Kami usahakan dengan fisioterapi dan medis. Mudah-mudahan saat final kami bisa tampil dengan kekuatan penuh,” ujarnya.
Baik Oktavian maupun Pelatih Putri Pertamina M Anshori sama-sama mengakui telah mengetahui strategi dan permainan lawan. Oktavian mengatakan, timnya harus mewaspadai servis menyerang para pemain Pertamina. Adapun Anshori mengatakan, BJP Pakuan, yang dikalahkan Pertamina dua kali di Empat Besar, tak akan membuat kejutan di final. ”Tetapi, kami tetap waspada,” ujarnya.