Pelaku Diduga Kabur Melompat Tembok Belakang Rumah
Oleh
Dian Dewi Purnamasari dan DD12
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Polisi masih mengejar pelaku penusukan Hunaedi (82), purnawirawan TNI AL yang tewas di rumahnya, Kamis (5/4). Penyelidikan menggunakan anjing pelacak, pelaku diduga kabur melompati tembok samping rumah korban.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Stefanus Tamuntuan mengatakan, polisi kembali menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP), Jumat (6/4). Polisi juga masih menggali informasi saksi mata kejadian istri korban, Sopiah (78). Sopiah melihat saat tersangka menganiaya korban.
Sopiah juga sempat mendengar suaminya ribut dengan seseorang, sebelum berteriak minta tolong. Sopiah lalu lari keluar rumah lewat pintu samping untuk meminta pertolongan warga. Saat ditemukan, Hunaedi dalam posisi tengkurap di atas kasur di lantai. Darah keluar dari bagian dada bawah kiri dan lengan kiri.
“Kami masih olah tempat kejadian perkara dan pengumpulan bukti-bukti,” ujar AKBP Stefen saat dikonfirmasi, Jumat (6/4).
Malam kejadian, Kamis (5/4), Polres Metro Jakarta Selatan menurunkan dua anjing pelacak K9 mencari pelaku. Polisi sempat mensterilkan beberapa meter area di sekitar lokasi dari warga dan wartawan. Itu guna mencari petunjuk sebanyak-banyaknya.
Penelusuran anjing pelacak memberi petunjuk, pelaku diduga kabur melalui tembok belakang rumah. Kabur melalui lahan kosong di belakang rumah itu.
Saat kejadian, tidak ada barang hilang di rumah Hunaedi. Namun, sehari sebelumnya, Hunaedi dikabarkan kehilangan uang Rp 32 juta.
Kapolres Jakarta Selatan Komisaris Besar Indra Jafar mengatakan, korban ditemukan tersungkur di atas kasur dan meninggal dengan luka, diduga akibat benda tajam. Namun, polisi belum bisa menyimpulkan jenis senjata tajam yang digunakan.
Profil pelaku
Berdasar keterangan istri korban, pelaku satu orang. Namun, kata Indra, tak tertutup kemungkinan ada orang yang membantu berbuat jahat.
Korban tinggal di rumah bersama istrinya dan cucunya. Namun, cucunya sering pergi karena bekerja di Bekasi, Jawa Barat. Saat kejadian, korban dan istrinya sedang mengaji.
Salah satu informasi awal yang diterima polisi, saat penganiayaan, pelaku menggunakan baju berwarna coklat. Sejauh ini, informasi itu yang sudah diterima.
Sementara itu, tetangga sebelah rumah korban, Iin Indiar (40) mengatakan, saat kejadian kondisi lingkungan kompleks militer itu sedang sepi. Banyak warga sedang beribadah di masjid. Warga sempat mendengar teriakan Sopiah yang meminta tolong.
Warga juga segera mengepung rumah itu, ketika pelaku masih berada di dalam. Namun, pelaku berhasil melarikan diri. Pengepungan yang dilakukan warga itu terlihat dalam rekaman video amatir yang viral.
Informasi lain, pelaku sudah melarikan diri sebelum warga mengepung rumah bercat hijau itu. "Pas saya lihat, warga sudah banyak yang mengepung rumah. Tapi, pelaku kabur entah lewat mana. Rumah saya sempat digeledah polisi," kata Iin.
Komisaris Besar Indra Jafar menyatakan, pembunuhan dilakukan dengan cepat, dengan tusukan yang langsung mengenai bagian vital. Dugaan awal masih percobaan perampokan.
"Dipastikan pelaku yang melumpuhkan korban ada satu. Namun, tidak menutup kemungkinan ada pelaku lain yang membantu melarikan diri," tuturnya.
Indra menegaskan, kejahatan terjadi saat ada kesempatan. Oleh karena itu, ia menghimbau warga meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi yang memiliki keluarga lanjut usia.