Santri Ahli Ekonomi Disebut Jadi Pasangan Ideal untuk Jokowi
Oleh
DD12
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai politik koalisi pendukung Presiden Joko Widodo menyatakan formasi nasionalis-religius merupakan komposisi yang ideal untuk memenang Pemilihan Umum 2019. Mereka juga berharap tokoh yang menjadi pasangan Presiden Jokowi sebagai calon wakil presiden berasal dari ahli ekonomi sebagai antisipasi perekonomian global yang bergerak dinamis.
Sekretaris Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto saat bersilaturahim ke Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (PDIP), Jakarta Pusat, Senin (26/3/2018), mengatakan, kunjungan ke salah satu partai koalisi pendukung Jokowi pada Pemilu 2019 ini adalah untuk memperkuat soliditas antarpartai pendukung.
”Persahabatan antara PPP dan PDI-P terjalin cukup lama. Ini merupakan sintesis yang sangat sempurna antara Islam dan nasional yang tidak terpisahkan. Kami bergerak bersama dengan menghormati kedaulatan setiap partai, mendukung pemimpin untuk rakyat, Bapak Jokowi,” katanya.
Senada dengan Hasto, Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy menyatakan, koalisi pendukung Jokowi dalam Pemilu 2019 adalah koalisi nasionalis-religius. ”Koalisi ini dibangun atas dua narasi besar, nasionalis dan religius. Ikatan ini akan tetap solid dalam merefleksikan calon presiden dan wakil presiden yang akan kita dukung bersama. Kolisi ini merupakan warna sejati bangsa,” katanya.
Romahurmuziy yang biasa dipanggil Romi menjelaskan, saat ini salah satu agenda penting yang akan menjadi perhatian koalisi adalah isu ekonomi global, terutama isu tentang perang dagang antara China dan Amerika Serikat. Ia mengatakan, Indonesia harus mengantisipasi risiko yang timbul dari perkembangan ini. Presiden, katanya, diharapkan bisa melakukan ikhtiar serius untuk mitigasi risiko keuangan di masa depan.
”Kalau kita bicara wapres (wakil presiden), kebutuhan akan pemahaman perekonomian itu sudah wajib karena aspek ini perlu dimitigasi. Siapa pun itu calonnya, dari politik ataupun perseorangan, yang penting memahami ekonomi. Semua terserah Presiden dan koalisi,” katanya.
Kan, ada juga kalangan santri yang paham dengan ekonomi. Itu bisa, kan?
Romi tetap menekankan formasi nasionalis-religius akan tetap menjadi prioritas. ”Kan, ada juga kalangan santri yang paham dengan ekonomi. Itu bisa, kan?” ucapnya sambil tertawa.
Belum ditentukan
Hasto menyatakan, saat ini koalisi belum memutuskan nama-nama calon yang akan mendampingi Jokowi di Pemilu 2019. Ia mengatakan, kalau ada beberapa kabar mengenai penyebutan nama-nama calon, itu hanyalah perseorangan, bukan berasal dari pernyataan koalisi.
PDI-P, kata Hasto, memiliki beberapa tahap untuk menentukan siapa yang akan mendampingi Jokowi. Sesuai dengan kesepakatan bersama Golkar dan PPP, Ia menyatakan, pihak koalisi akan membahas calon pendamping Jokowi setelah pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Juni 2018.
”Yang penting, kami masih menempatkan Pak Jokowi dan Pak Jusuf Kalla sebagai satu kesatuan kepemimpinan yang terus kami kawal hingga pemerintahan ini bisa menunaikan tugasnya dengan baik,” ujarnya.
Romi juga menyatakan, masih terlalu dini untuk menentukan siapa yang akan menjadi pendamping Jokowi di Pemilu 2019. Ia mengatakan, kunjungan yang dilakukan PDI-P dan Jokowi itu adalah hal yang biasa terjadi, bukan untuk menyeleksi siapa yang akan menjadi pendampingnya.
”Saya perlu informasikan, pertemuan dengan Jokowi itu sering tidak tampak. Kalau saat-saat tertentu itu diekspos untuk menunjukkan Presiden tetap menginginkan masukan dari partai-partai pendukung,” katanya.