Perguruan Tinggi Dorong Literasi Politik untuk Pemilih Pemula
Oleh
Ester Lince Napitupulu
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Perguruan tinggi tak tinggal diam menyambut ajang pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak. Peran institusi pendidikan dalam pemilihan kepala daerah dapat diwujudkan lewat literasi politik bagi pemilih pemula.
Pendidikan literasi politik bagi pemilih pemula salah satunya dilakukan Telkom University. Menuju Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2018, Fakultas Komunikasi dan Bisnis Telkom University menggelar program literasi politik Rock the Vote Indonesia (RTVI) untuk pemilih pemula.
Sekitar 400 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat hadir di Telkom University, Bandung, pada Rabu (21/3). Program literasi ini merupakan program kemitraan dengan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) dan lembaga riset politik Centre for Election and Political Party Universitas Indonesia (CEPP-UI). Kegiatan ini juga merupakan rangkaian sosialisasi Pilkada yang sedang digiatkan oleh KPUD Jabar.
Komisioner KPUD Jabar Bidang Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia Nina Yuningsih mengatakan berdasarkan data yang dihimpun KPUD Jabar, ada kenaikan hingga 20 persen pemilih pemula dari total pemilih sementara sekitar 31,7 juta. “Dengan komposisi pemilih pemula yang besar, Kami merasa bertanggung jawab untuk mengupayakan mereka menggunakan hak pilihnya” kata Nina.
Menurut Nina, KPUD Jabar optimistis dengan menargetkan jumlah pemilih pada Pilkada Jabar 2018 sebanyak 75 persen. Angka itu meningkat dibandingkan dengan partisipasi pemilih pada Pilgub 2013 lalu sebanyak 63 persen, ataupun pada pemilihan legislatif 2014 sebesar 73 persen.
"Untuk itu, program sosialisasi menjadi perhatian khusus KPUD Jabar tahun ini,"ujar Nina.
Selain literasi politik, KPUD Jabar bersama Universitas Telkom juga menyelenggarakan kompetisi penciptaan aplikasi sosialisasi Pilkada untuk pemilih tunarungu. Hasil kompetisi tersebut akan digunakan sebagai alat sosialisasi Pilkada Jabar 2018.
“Usaha kami dalam memaksimalkan pengenalan Pilkada Jabar ke semua lapisan pemilih, tidak saja untuk pemilih biasa, tetapi juga pemilih penyandang disabilitas melalui aplikasi mobile yang kami percayakan kepada Telkom University,” jelas Nina.
Analis Komunikasi Politik Dedi Kurnia Syah menyampaikan, dalam konteks pilpres Jabar merupakan wilayah potensial mendulang suara. Dengan komposisi pemilih terbesar secara nasional, tidak menutup kemungkinan banyak konflik kepentingan yang turut meramaikan kontestasi politiknya.
”Tren politik nasional hari ini berada pada titik puncak keterbukaan. Propaganda diproduksi secara bebas di media sosial. Penggiatnya lebih banyak kalangan pemilih muda. Karena itu, literasi politik menjadi penting untuk membekali pengetahuan politik,” terang Dedi yang juga Direktur the Centre for Media, Gender and Democracy.