MAGELANG, KOMPAS — Kepolisian melakukan penjagaan di sejumlah titik untuk mengamankan aksi simpatik yang mendukung korban krisis kemanusiaan di Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Razia kemudian dilakukan untuk mencegah membeludaknya jumlah peserta aksi di Masjid Agung An-Nuur, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (8/9).
Di Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang menjadi titik perbatasan dengan Jawa Tengah, petugas gabungan Kepolisian Daerah Jawa Tengah dan Polda DI Yogyakarta menghentikan satu per satu kendaraan untuk memastikan arah dan tujuan mereka. Jika kendaraan terindikasi menuju Masjid An-Nuur, petugas akan meminta kendaraan untuk berbalik arah menuju Sleman.
Pemeriksaan tersebut mengakibatkan antrean kendaraan di perbatasan DI Yogyakarta dengan Jawa Tengah hingga 2 kilometer.
Pengamanan juga dilakukan petugas Kepolisian Resor Magelang di gerbang masuk Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Massa tidak diperkenankan melalui Kecamatan Borobudur untuk menuju Masjid An-Nuur di Kecamatan Mungkid.
Kapolres Magelang Ajun Komisaris Besar Hindarsono mengatakan, penyaringan jumlah merupakan bentuk antisipasi agar aksi simpatik tetap berjalan kondusif dan terkendali. ”Agendanya, shalat Jumat berjamaah, doa bersama, dan penggalangan dana untuk Muslim Rohingya. Panitia penyelenggara aksi juga sudah menyetujui,” kata Hindarsono.
Kondusif
Di Masjid An-Nuur, aksi simpatik yang dilakukan ribuan masyarakat dari berbagai daerah, mulai dari DI Yogyakarta, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur, berlangsung kondusif. Dimulai dengan ibadah shalat Jumat dan shalat Ghaib untuk korban akibat krisis kemanusiaan Rakhine, aksi dilanjutkan dengan pembacaan Piagam Borobudur dan penggalangan dana.
Dalam orasinya, ketua pelaksana aksi Anang Imamuddin mendorong peran aktif pemerintah untuk mengatasi krisis kemanusiaan di negara bagian Myanmar tersebut. ”Kami menuntut pemerintah untuk mengusir Duta Besar Myanmar dari Indonesia apabila Pemerintah Myanmar masih enggan membuka akses bantuan untuk para korban Rohingya,” ujarnya.
Kepolisian Resor Magelang akan tetap memastikan pembubaran massa berlangsung kondusif. ”Sepanjang hari ini hingga besok, kepolisian masih tetap berjaga untuk memastikan tidak akan terjadi kerusuhan akibat aksi ini,” kata Hindarsono.