Jusuf Kalla: Pengelolaan Perguruan Tinggi Harus Efisien
Oleh
NINA SUSILO
·2 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan perguruan tinggi swasta terhadap tantangan besar pada masa kini. Tak hanya harus menghasilkan lulusan yang mampu mengikuti kebutuhan pasar kerja dan inovatif, tetapi juga harus memiliki visi pendidikan ke depan. Untuk mengembangkan perguruan tinggi yang mampu bertahan terhadap perubahan zaman, pengelolaan juga harus dilakukan dengan efisien.
”Memang dasarnya, (pengelolaan pendidikan) nonprofit tetapi tidak bisa defisit. Kalau defisit, (perguruan tinggi akan) kehilangan kemampuan untuk mengembangkan diri dan mahasiswa,” tutur Wapres saat memberikan sambutan di pembukaan Musyawarah Nasional Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (BP PTSI) di Seminyak, Badung, Bali, Senin (17/7).
Hadir dalam acara ini Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, dan Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Munas dihadiri juga oleh 395 peserta yang terdiri dari pengurus BP PTSI pusat dan daerah.
Menurut Ketua Umum Asosiasi BP PTSI Prof Thomas Suyanto, sebanyak 21 masalah yang dihadapi perguruan tinggi akan dibahas selama dua hari munas. Hasilnya pun akan disampaikan kepada pemerintah melalui Menristek dan Dikti.
Saat ini, tercatat ada lebih dari 4.300 perguruan tinggi di Indonesia. Lebih dari 370 perguruan tinggi berstatus perguruan tinggi negeri, sedangkan 4.080 unit lainnya adalah perguruan tinggi swasta.
Banyaknya jumlah perguruan tinggi swasta ini, kata Kalla, mendorong persaingan. Perguruan tinggi swasta berlomba memberikan pendidikan yang lebih murah dan lebih cepat rampung. Namun, kualitas anak didik menjadi terabaikan. Padahal, ilmu bergerak cepat dan sesungguhnya persaingan hanya dapat diatasi dengan kemajuan.
Untuk menjadi lebih maju, semestinya pengelolaan PTS lebih efisien. Sebab, kata Kalla, perguruan tinggi itu seperti restoran. ”Orang tidak melihat di mana tempatnya atau berapa harganya. Kalau enggak enak, walau agak mahal, orang akan cari. Sama seperti itu juga kenapa anak-anak kita banyak (sekolah) ke luar negeri,” tutur Wapres.
Untuk itu, tanpa harus menunggu teguran Menristek dan Sikti, semestinya semua perguruan tinggi benar-benar melakukan revitalisasi seperti tema Munas Asosiasi BP PTSI tahun ini.