Bandeng Seberat 9,6 Kilogram Menangi Kontes Bandeng Tradisional di Gresik
Oleh
ADI SUCIPTO KISSWARA
·3 menit baca
GRESIK, KOMPAS — Bandeng seberat 9,6 kilogram milik Ali Huda (57), warga Tanjung Widoro, Mengare, Kecamatan Bungah, memenangi kontes bandeng tradisional di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Sejauh ini, bandeng miliknya telah masuk tiga besar kontes bandeng sebanyak delapan kali. Ali Huda pun telah enam kali memenangi kontes.
Bandeng yang diikutkan kontes benar-benar dipelihara sendiri, bukan mengambil dari daerah lain.
Kali ini, Ali berhak atas hadiah uang tunai Rp 20 juta. Ia menyisihkan juara II, Ahmad Anwar Sadad (33), warga Sembayat, Kecamatan Manyar, dengan bandeng seberat 5,5 kg, dan Syafii (62), warga Sumber Sari, Mengare, dengan bandeng seberat 5,1 kg sebagai juara III. Juara II mendapatkan uang tunai Rp 10 juta, sedangkan juara III berhak atas Rp 5 juta.
”Ini keenam kalinya bandeng yang saya piara terpilih jadi juara I. Biasanya, bandeng Mengare yang menang. Bandeng yang menang ini sudah saya pelihara selama sembilan tahun,” kata Ali seusai pengumuman pemenang pada hari Kamis (22/6) malam.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gresik Langu Pindingara menjelaskan, ada kriteria khusus bagi petambak bandeng yang ikut kontes. Mereka adalah petambak asli Gresik, dibuktikan dengan kartu tanda penduduk. Selain itu peserta harus menyertakan surat keterangan dari kepala desa dengan saksi adalah camat yang mengetahui kalau bandeng yang diikutkan kontes benar-benar dipelihara sendiri, bukan mengambil dari daerah lain.
Di pasar raya bandeng memang dijajakan dan dijual bandeng berukuran besar, di antaranya yang dijual oleh M Thoyib, warga Ngasinan, Kecamatan Balongpanggang, dan Abdurahman, warga Kroman, Kecamatan Gresik. Berat bandeng yang dijual antara 8 kg dan 14 kg. Namun, bandeng itu didatangkan dari luar Gresik, termasuk dari Ketapang, Banyuwangi.
Selain kontes bandeng, dalam Gebyar Pasar Bandeng 2017 ini juga digelar Kreasi Bandeng Kropok. Pesertanya semua organisasi perangkat daerah di Gresik. Tahun ini, kreasi bandeng kropok dimenangi Dinas Pendidikan sebagai juara I, disusul juara II Perusahaan Daerah Air Minum Giri Tirta, dan Dinas Pemberdayan Masyarakat Desa sebagai juara III.
Bupati Gresik Sambari Halim Radianto menyatakan, gebyar pasar bandeng yang digelar selama tiga hari untuk melestarikan tradisi lelang bandeng. Hanya saja, saat ini sudah dikreasikan dengan pasar rakyat yang menjual berbagai kebutuhan makanan, pakaian, mainan, dan kebutuhan lain, hingga berbagai olahan bandeng.
Tujuan utamanya adalah untuk merangsang petambak tetap bergairah membudidayakan bandeng. Selain itu kreasi bandeng kropok juga dimaksudkan untuk lebih memberikan nilai ekonomis pada bandeng agar tidak dijual mentah begitu saja. ”Kontes dan tradisi tahunan ini bisa menumbuhkan perekomian, khususnya bagi petambak,” ujar Sambari.
Gebyar Pasar Bandeng, terutama pada malam kontes bandeng, disaksikan ribuan warga. Mereka juga berkesempatan mendapatkan hadiah bandeng secara cuma-cuma yang dilemparkan dari atas panggung. Sementara bandeng-bandeng yang menang kontes disumbangkan untuk panti asuhan dan yayasan yatim piatu.