TANAH DATAR, KOMPAS — Sebanyak 16 pendaki dilaporkan berada di puncak Gunung Marapi ketika gunung setinggi 2.891 meter di atas permukaan laut itu erupsi, Minggu (4/6) pagi. Hingga Senin pukul 23.00 WIB, tujuh orang selamat, delapan orang menunggu evakuasi, dan satu orang belum diketahui posisinya.
Kepala Bagian Operasional Kepolisian Resor Padang Panjang Komisaris Arifin Daulay menyampaikan hal itu saat ditemui di Posko Pendakian Koto Baru, Tanah Datar, Minggu malam.
Tujuh pendaki yang selamat adalah Roby (23), Tander (24), Irwandi (24), Dwi Puspita (25), Roky (20), Ahmad Afis (25), dan Agus Riadi (24). Semua pendaki yang selamat berasal dari Pekanbaru, Riau. Sementara delapan pendaki yang menunggu dievakuasi yakni Agus Salim (24), Sarul (17), Yusuf (22), Rolsen (17), Herman (4), dan Abdul Mukni (24) yang juga berasal dari Pekanbaru serta Nanda (24) dan Rahmat (23) asal Kota Payakumbuh, Sumbar. Adapun pendaki yang belum diketahui posisinya adalah Yandri (15) asal Pekanbaru, Riau.
Menurut Arifin, berdasarkan komunikasi terakhir dengan salah satu dari delapan pendaki yang menunggu evakuasi, mereka masih berada di kawasan Pandan Berduri. ”Malam ini, tim sudah berangkat ke sana. Mereka membawa serta logistik karena delapan pendaki itu dilaporkan dalam kondisi lemah karena kekurangan air dan makanan,” kata Arifin.
Arifin menambahkan, satu pendaki lain yang belum diketahui posisinya berusia sekitar 15 tahun. ”Dari informasi pendaki yang berhasil turun, saat kejadian mereka tengah berada di puncak. Lalu ada kabut dan terpencar sehingga tidak jalan turun. Pendaki yang belum diketahui posisinya ini diduga terpisah dari rombongan,” kata Arifin.
Kondisi lemah
Terkait kondisi pendaki yang belum dievakuasi, Arifin hanya memastikan mereka selamat tetapi dalam kondisi lemah. Dia belum bisa mengonfirmasi terkait informasi adanya pendaki yang mengalami luka bakar.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanah Datar Benni Yulhendri mengatakan, proses evakuasi pendaki yang belum turun dibagi dalam dua tim. Selain tim dari Posko Koto Baru, satu tim lagi diberangkatkan dari Padang Panjang Bawah.
Berdasarkan pantauan Kompas, Posko Pendakian Koto Baru pada Minggu malam terlihat ramai. Tidak hanya pihak kepolisian, tim dari BPBD, Palang Merah Indonesia, dan sukarelawan lain turut hadir di sana.
Sementara itu, pendaki yang selamat dan berhasil turun terlihat beristirahat di mushala. Sebagian besar masih terlihat lemas. Hal itu membuat mereka memilih tidur. Namun, ada juga yang bangun dan menerima petugas untuk memberi keterangan terkait kejadian yang mereka alami.
Enam kali erupsi
Seperti diberitakan, Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam erupsi pada Minggu pagi. Menurut petugas Pos Pengamatan Gunung Api Marapi Hartanto di Bukittinggi, Minggu sore, sejak pukul 06.00 hingga pukul 18.00, teramati enam kali letusan.
Dua letusan terjadi pada pukul 06.00 hingga pukul 12.00 dengan ketinggian 300-700 meter dengan durasi 22 detik hingga 35 detik. Sementara empat letusan lain terjadi antara pukul 12.00 dan pukul 18.00 dengan ketinggian 150-250 detik selama 13-58 detik. Dari enam kali letusan, paling tinggi terjadi pada pukul 10.22 dengan ketinggian 700 meter (Kompas, 4/6).
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Tanah Datar Benni Yulhendri di Batusangkar, Minggu siang, mengatakan, setelah erupsi, abu vulkanik terbawa ke arah timur Gunung Marapi dan mengakibatkan hujan abu di empat kecamatan. Kecamatan tersebut yakni Batipuh, Pariangan, Sungai Tarab, dan Salimpauang.