Beban Logistik di Indonesia Barat dan Timur Diseimbangkan
Oleh
Ayu Sulistyowati
·2 menit baca
NUSA DUA, KOMPAS — Pemerintah berencana menyeimbangkan beban logistik antara wilayah Barat dan Timur Indonesia. Pemerintah tengah menyusun rencana induk pengembangan pelabuhan nasional hingga tahun 2030. Pada tahun 2030 itu, Indonesia menargetkan membangun pelabuhan di 340 lokasi, 1.246 rencana lokasi pelabuhan, dan 36 terminal.
Rencana tersebut diungkapkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat menutup Konferensi International Association Ports and Harbors (IAPH) ke-30 d Nusa Dua Convention Centre, Bali, Jumat (12/5) ini. Pada pidato penutupan konferensi tersebut, Budi memaparkan komitmen membangun keseimbangan, terutama beban logistik antara wilayah barat dan timur Indonesia.
”Kebijakan kemaritiman terus didorong memberdayakan seluruh otoritas dan mendorong keterlibatan perusahaan swasta demi pemerataan ekonomi seluruh wilayah Indonesia,” kata Budi di depan peserta konferensi sekitar 600 orang dari 55 negara.
Ia juga mengatakan fokus membangun 13 pelabuhan untuk mendukung upaya efisiensi sesuai anjuran Presiden IAPH Santiago G Mille. Misalnya, kata Budi, Pelabuhan Tanjung Priok yang dikelola PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II atau IPC menuju pelabuhan berstandar internasional.
Sejumlah proyek strategis turut dipaparkan sebelum konferensi resmi ditutup. Proyek tersebut di antaranya rencana induk pelabuhan nasional yang berisi perencanaan pengembangan pelabuhan hingga tahun 2030.
Tahun 2030 merupakan target realisasi antara lain jumlah pelabuhan hingga 340 lokasi, 1.246 rencana lokasi pelabuhan, dan 36 terminal. Budi menyinggung pula pelaksanaan tol laut yang terus diupayakan bertambah jalurnya hingga tahun ini menjadi 7 rute lagi dari 9 rute yang sudah berjalan.
Presiden IAPH Santiago G Mille mengapresiasi upaya Pemerintah Indonesia terus membangun dan memperbaiki kinerja pelabuhannya.