JAKARTA, KOMPAS — Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Kemenristek dan Dikti, Patdono Suwignjo mengatakan, perguruan tinggi punya peran penting untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan inovasi. Untuk menuju negara yang ekonominya berbasis inovasi, perguruan tinggi harus berperan juga dalam pertumbuhan ekonomi dengan menghasilkan inovasi.
Demikian disampaikan dalam seminar nasional bertajuk ”Pembaruan Pendidikan Tinggi Indonesia” yang digelar Universitas Prasetiya Mulya dan Persatuan Guru Besar Indonesia di Jakarta, Kamis (30/3/2017). Seminar yang dihadiri berbagai guru besar/profesor dari beragam perguruan tinggi dilaksanakan untuk memberikan masukan bagi peningkatan peran perguruan tinggi di Indonesia.
”Untuk menuju perguruan tinggi yang mampu menghasilkan inovasi yang mendorong pertumbuhan ekonomi tidak mudah. Tantangan di Indonesia pelik karena jumlah perguruan tinggi terlalu banyak, tetapi komposisi dan mutunya belum sesuai harapan,” ujar Patdono.
Sebelumnya, pada acara yang sama, Rektor Universitas Prasetiya Mulya (UPM) Djisman Simanjuntak mengatakan, perguruan tinggi Indonesia harus mampu berperan mengeluarkan negeri ini dari perangkap kesedangan. Peran perguruan tinggi tidak cukup sekadar menghasilkan lulusan yang siap bekerja, tetapi jauh lebih penting yang mampu berpikir kritis untuk dapat mencari pilihan-pilihan dalam memecahkan berbagai persoalan bangsa dan dunia.
”Puluhan tahun, negara kita bergumul untuk keluar dari perangkap negara ekonomi sedang. Sementara tetangga kita semakin banyak yang meninggalkan Indonesia,” kata Djisman. Menurut Djisman, China sudah jauh meninggalkan Indonesia. Vietnam sedang dalam proses untuk semakin maju.
”Jika kita tidak juga bangun atau menyadari kondisi kita, Indonesia pun bisa ditinggalkan Kamboja yang pertumbuhan ekonominya sudah 7 persen per tahun, Indonesia masih sekitar 5 persen. Karena itu, Indonesia harus meningkatkan kecepatannya dalam membenahi diri. Di sinilah perguruan tinggi harus mengambil peran baru,” papar Djisman.
Menurut Patdono, Indonesia punya sebanyak 4.529 perguruan tinggi, yang 88 persen perguruan tinggi akademik dan sisanya vokasi. Jumlah perguruan tinggi di Indonesia, misalnya, lebih banyak dari yang dimiliki Uni Eropa ataupun China. Namun, sekitar 70 persen masuk kategori perguruan tinggi ”gurem” yang tidak mampu menjalankan peran perguruan tinggi yang diharapkan untuk mendorong daya saing bangsa.
Guru Besar Universitas Prasetiya Mulya Djoko Wintoro mengatakan, pendidikan untuk mencerdaskan bangsa masih harus terus diperjuangkan. Dalam upaya pembaruan perguruan tinggi Indonesia dihimpun masukan-masukan mulai dari pembaruan peran pendidikan tinggi Indonesia, pembaruan pendidikan di perguruan tinggi, pembaruan penelitian dan publikasi, pembaruan pengabdian masyarakat, serta pembaruan peran dosen dan guru besar.
Guru Besar STIE Muhammadiyah Jakarta Haryono Umar mengatakan, pemerintah jangan menciptakan ketakutan pada perguruan tinggi. Justru pemerintah harus berperan menyediakan kondisi yang memampukan perguruan tinggi di negeri ini berkontribusi dalam menghasilkan pemikiran-pemikiran bagi persoalan dan tantangan bangsa.
(ELN)