Tari Betawi Ondel-ondel Manis tampil di pameran wisata dan bisnis ITB Berlin 2017 di Berlin, Jerman, Kamis (9/3) petang waktu setempat.
BERLIN, KOMPAS — Pentas kesenian Indonesia meramaikan Paviliun Indonesia di Internationale Tourismus Borse (ITB) 2017 di Messe, Berlin, Jerman, Kamis (9/3) petang waktu setempat. Melalui pementasan itu, Indonesia ingin menunjukkan keragaman seni budaya Nusantara di kancah pameran pariwisata dan bisnis terbesar di dunia itu.
Wartawan Kompas, Hendriyo Widi, dari Berlin, Jerman, melaporkan, Indonesia menampilkan tarian pesisir Aceh, Ondel-ondel Manis dari Betawi, dan tarian Papua. Tarian tersebut melibatkan Pemerintah Aceh, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan para penari cultural perform.
Asisten Deputi Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika, dan Afrika pada Kementerian Pariwisata Nia Niscaya mengatakan, keragaman budaya dan seni serta sumber daya alam menjadi nilai jual Indonesia dalam ITB Berlin 2017.
”Kami berharap melalui acara kelas dunia itu wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia bisa bertambah sesuai target tahun ini, yaitu 15 juta orang,” ujarnya.
Tarian pesisir Aceh tampil di Paviliun Indonesia dalam ajang ITB Berlin 2017 di Berlin, Jerman.
ITB Berlin 2017 yang berlangsung pada 8-12 Maret diikuti 180 negara dengan total 180.000 pengunjung. Indonesia membawa peserta sebanyak 135 pelaku industri pariwisata.
Dalam acara tahunan itu, Indonesia mengambil tema ”Maritime and Cultural Diversity”. Tujuannya adalah memperkenalkan potensi maritim, kesenian, budaya, keberagaman, dan keramahtamahan Indonesia.
Kerajinan janur dari Bali di Paviliun Indonesia pada ITB Berlin 2017 di Berlin, Jerman.
Untuk menggambarkan tema itu, Paviliun Indonesia di ITB 2017 mengusung ikon pinisi, rumah tradisional Wae Rebo (Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur), dan alam maritim Raja Ampat (Papua Barat). Dalam kesempatan itu pula, Indonesia menghadirkan mixologist bar, virtual reality, spa, kopi nusantara, dan seni lukis tangan henna.
Melalui pameran tersebut, Kementerian Pariwisata menargetkan bisa memperoleh devisa Rp 8 triliun-Rp 10 triliun.