SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Busan, Korea Selatan, tertarik mengembangkan kerja sama di bidang industri perkapalan di Kota Surabaya, Jawa Timur. Kerja sama di sektor ini dijalin ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Ketua Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (IPERINDO) Jatim Romeo Hasan Basri dan Manajer Direktur Asosiasi Peralatan Laut Korea Selatan (KOMEA) Chung Chang Soo.
”Perusahaan peralatan kapal dari Busan akan melakukan joint venture dengan perusahaan lokal di Surabaya. Mereka akan merakit komponen-komponen kapal di Surabaya, tidak hanya produk jadi yang selama ini dilakukan antarkedua kota,” kata Chung, Rabu (15/2/2017), di Surabaya. Penandatanganan nota kesepahaman ini pun disaksikan oleh Wali Kota Busan Suh Byung-soo.
Chung mengatakan, Busan merupakan salah satu kota dengan industri perkapalan terbaik di Korea Selatan. Sebagai kota pelabuhan terbesar di Korea, setengah dari volume ekspor Korea juga dikirim dari Busan. Oleh sebab itu, industri perkapalan di kota itu sangat berkembang untuk menyuplai kebutuhan sarana transportasi tersebut.
”Pasar industri kapal di Surabaya sangat besar karena Indonesia sedang mengembangkan konsep negara maritim dan sedang memperkuat transportasi laut,” ujar Chung.
Menurut Romeo, kerja sama itu diharapkan akan meningkatkan kandungan lokal dalam pembuatan kapal. Selama ini, kandungan lokal dalam pembuatan kapal masih sekitar 30 persen. Beberapa komponen penting, seperti mesin, dek, dan pompa, juga masih diimpor utuh dari negara produsen. ”Harapannya, kandungan lokal bisa lebih dari 40 persen, seperti kapal kargo Caraka Jaya yang dibuat pada era tahun 1980-an,” ujarnya. Perakitan komponen di Indonesia juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pekerja lokal dari transfer teknologi dari kedua negara.
Kota Surabaya, kata Romeo, juga merupakan lokasi yang tepat untuk melakukan kerja sama di bidang industri perkapalan. Apalagi, di Surabaya, terdapat laboratorium hidrodinamika terbesar di Asia Tenggara. Selain itu, ada sekitar 20 industri galangan kapal di wilayah Jatim yang mampu merakit kapal hasil kerja sama dengan Korea Selatan.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Surabaya Jamhadi berharap, menguatnya kerja sama di industri perkapalan dapat merangsang produksi kapal yang semakin banyak. Dampaknya, pilihan rute semakin berkembang karena jumlah kapal bertambah. Selain itu, biaya transportasi laut semakin murah karena kompetisi antarperusahaan pelayaran semakin ketat.
Wali Kota Suh mengatakan, kerja sama di bidang industri kapal semakin melengkapi program kota kembar(sister city) yang dibangun sejak 23 tahun yang lalu. Sebelumnya, kerja sama antarkedua kota dilakukan di bidang pendidikan, kebudayaan, dan ekonomi. Tiap tahun, delegasi Busan juga selalu berpartisipasi dalam festival lintas budaya (cross culture festival) yang diadakan Pemkot Surabaya. Begitu pula delegasi Kota Surabaya selalu berpartisipasi dalam acara global gathering di Busan.
Sebelum melihat penandatanganan MOU, Suh berkeliling Kota Surabaya. Dia bersama delegasi mengunjungi Monumen Tugu Pahlawan, Rumah Bahasa, Taman Korea, dan Ruang Pamer Produk Usaha Kecil Menengah.
”Meskipun kerja sama antara Surabaya dan Busan sudah terbangun sejak 1994, saya tertarik untuk mengetahui secara langsung perencanaan dan pembangunan infrastruktur Kota Surabaya karena perkembangan kota ini cepat sekali, terutama mengenai ruang terbuka hijau,” ujarnya.