Banyak konsumen menilai, iga garang asam Kedai Nyonya Rumah terlalu manis namun Julie Sutardjana tak mau mengubahnya. Orisinalitas hidangan Jawa Tengah yang terjaga itu ternyata jitu karena pengunjung menganggapnya khas.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·5 menit baca
KOMPAS/RIZA FATHONI
Suasana Restoran Nyonya Rumah di Bandung, Minggu (22/5/2022).
Menu klasik yang dilestarikan selama puluhan tahun di Kedai Nyonya Rumah nyatanya mampu menjangkau pengunjung dengan rentang usia begitu lebar. Tak hanya pengunjung lama, anak muda pun kepincut menu-menu itu.
Hampir semua kursi di Kedai Nyonya Rumah tampak terisi. Restoran di Jalan Naripan, Bandung, Jawa Barat, itu dipadati pengunjung muda. Maklum saja, sederet musisi tengah meramaikan Kedai Menyala dengan tema ”Berdisko Seirama” lewat pertunjukan yang meriah.
Lagu-lagu macam ”Balada Insan Muda”, ”Sakura”, dan ”Juwita” membahana di seantero Kedai Nyonya Rumah. Anak muda asyik menyimak lagu-lagu yang diselingi atraksi beberapa disjoki tersebut. Pengunjung semakin padat hingga acara itu usai sekitar pukul 22.00.
Gelar Nugraha (25) terhanyut menikmati musik sembari menghirup koktailnya. Warga Rancasari, Bandung, itu bersama tiga sahabatnya sudah datang sejak pukul 18.00. ”Beberapa teman lain mau menyusul,” ujar pekerja desain grafis tersebut, Jumat (3/6/2022).
Ia terlihat trendi dengan kaus yang dipadu kemeja terbuka, celana jins, dan sepatu sneakers. Ia menikmati gelaran itu hingga tuntas. ”Bareng kawan-kawan nongkrong saja. Saya nikmatin suasana banget. Hiburannya asyik, terutama buat anak muda,” ujarnya.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Garang Asem Iga Menu Restoran Nyonya Rumah Bandung
Gelar lumayan sering mengunjungi restoran tersebut. Ia terpikat Kedai Nyonya Rumah dengan makanan, interior, dan pergelarannya. “Saya datang seminggu dua kali. Malah, saya sudah tahu Kedai Nyonya Rumah, tahun 2015, karena orangtua sering makan,” katanya.
Ia rutin singgah sejak tahun 2020. Ia menggandrungi masakan dari daging sehingga paling suka nasi garang asam iga, sei sapi, dan satai kambing. “Garang asam iga itu jadul tapi saya suka makanan dengan kuah segar. Ada asamnya begitu,” ucapnya.
Garang asam iga didominasi daging sapi yang sedikit berlemak. Kejutan dari belimbing wuluh diselingi manis yang di atas rata-rata melingkupi indera pengecap. Gula, kunyit, bawang merah, cabai, salam, sereh, laos, jahe, merica, dan garam lumer kuah coklat yang likat.
Berbeda dengan garang asam iga pada umumnya, gurih dengan legit dan asam pun berpadu dalam mulut. Kompor kecil menyangga piring logam yang mewadahi hidangan itu. Walhasil, santapan tersebut tetap hangat hingga seporsi nasi yang mendampinginya tandas.
“Saya tahu garang asam iga termasuk andalan dan resepnya dibikin pendiri Kedai Nyonya Rumah meski belum pernah ketemu,” katanya. Gelar merujuk Julie Sutardjana, praktisi kuliner ulung dengan kiprah hingga 7 dasawarsa yang wafat saat berusia 99 tahun.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Suasana Restoran Nyonya Rumah, Bandung, Minggu (22/5/2022).
Seabad setelah kelahiran perempuan dengan pseudonim Nyonya Rumah itu pada 25 Mei 2020, ia masih menancapkan prestise lewat restoran dan aneka resep yang dilanjutkan anak-anaknya. “Pernah dengar saja, beliau penulis buku dan kolom kuliner legendaris,” ucap Gelar.
Meski citranya dianggap premium, ia senang bertandang ke Kedai Nyonya Rumah karena harga makanan yang masih terjangkau dengan sentuhan anak muda. “Banyak perubahan sehingga makin baik. Interiornya bikin nyaman. Saya juga ikuti terus agenda-agendanya,” ucapnya.
Tangguh Nur Ariyanto (33) juga memfavoritkan garang asam iga lantaran dagingnya yang empuk. Bumbu hidangan itu pun dinilai pas. “Kuahnya enak. Gurih dan enggak encer. Dagingnya lunak sehingga gampang dilumat. Pakai kompor kecil jadi hangatnya lama,” kata Monde, sapaannya.
Diiringi pertunjukan musik dengan lagu-lagu yang digemarinya, warga Cihanjuang, Cimahi, Jabar, itu menyantap makanan sambil menikmati kesejukan. “Adem. Enak buat nongkrong dan ada kolam ikan. Saya juga sering pesan nasi campur bali dan rawon,” ujarnya.
Pekerja musik tersebut bersama sobat-sobatnya pergi ke Kedai Nyonya Rumah satu hingga dua kali sepekan. Monde senang mendengar lagu-lagu di restoran itu. “Bandnya bagus-bagus. Setiap tampil, genrenya beda mulai alternatif, top forty, sampai akustik,” katanya.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Lontong Komplit Menu Restoran Nyonya Rumah, Bandung.
Sementara, Luthfi Zainurrihan (30) makan di Kedai Nyonya Rumah setiap dua pekan. Ia menganggap restoran itu didesain dengan unik. “Kolam ikan di tengahnya. Makanannya juga recommended (bisa direkomendasikan). Saya paling suka soto ayam madura,” kata warga Kiaracondong, Bandung, itu.
Menu Adaptif
Masakan-masakan retro Kedai Nyonya Rumah dengan kategori the legend sesuai yang tercantum pada menunya, dipertahankan seraya terus dikembangkan. “Makanan kekinian juga diluncurkan supaya sesuai selera anak muda,” ucap anak sulung Julie, Lily Sutardjana.
Lontong komplet umpamanya, merupakan fusi atau pembauran. Hidangan tersebut mirip lontong cap go meh namun ditambah lauk yang lebih semarak. Sepiring kerupuk udang dan emping yang sama renyah melengkapi sajian dengan racikan antara lodeh dan opor itu.
Irisan labu, ayam, kacang panjang, jamur, tempe berselang-seling dengan potongan lontong besar yang empuk. Setusuk satai ayam, sepotong telur pindang, dan semangkuk kecil sambal menambah nikmat hidangan yang digenangi gurihnya kuat pekat tersebut.
“Sebagian menu juga fusion (fusi) yang adaptif. Kami menyesuaikan keinginan anak muda. Kalau tidak, begitu banyak kafe dengan gaya macam-macam,” ucap Lily. Kenyataannya, garang asam iga, lontong komplet, dan rawon sapi masih menempati puncak pesanan, termasuk dari pengunjung belia.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Pelayan mengantar sajian makanan di Restoran Nyonya Rumah Bandung, Minggu (22/5/2022).
Harga seporsi garang asam iga Rp 88.000, lontong komplet Rp 50.000, dan rawon sapi Rp 60.000. Kedai Nyonya Rumah buka pada pukul 10.00-22.00 pada Minggu hingga Kamis. Restoran itu tutup lebih malam setiap akhir pekan atau pukul 23.00 pada Jumat dan Sabtu.
Orisinalitas Terjaga
”Banyak konsumen bilang iga garang asam terlalu manis tapi Oma (Julie) enggak mau mengubahnya. Memang, rasa dari daerah asalnya begitu,” ujar Lily. Padahal, mayoritas penduduk Bandung atau masyarakat Sunda biasanya tak suka hidangan pokok semanis itu.
Orisinalitas hidangan Jawa Tengah tersebut yang tetap terjaga ternyata jitu karena konsumen malah menganggapnya khas. Kedai Nyonya Rumah juga direnovasi. “Bar mini dibangun biar anak muda tahu lalu mencicipi minuman yang disukainya. Sebagian kursi diganti sofa,” ucapnya.
Saat hari Valentin, permintaan konsumen belia untuk makan malam romantis lengkap dengan cokelat, lilin, dan mawar juga dipenuhi. “Kalau hanya mengandalkan konsumen lama, susah. Harus regenerasi sehingga rasa disesuaikan zaman. Kami ingin anak muda bangga dan cinta masakan Indonesia,” kata Lily.
Sosialisasi digalakkan dengan media sosial untuk menjangkau pengunjung berusia 18-30 tahun. Kini, konsumen muda menyesaki restoran itu, terutama mulai pukul 19.00. “Cakupannya mencapai 80 persen. Mereka juga suka butter rice yang tergolong fusion,” ucap Konsultan Pemasaran Kedai Nyonya Rumah Fertina Debora.