Menikmati kuliner Malam di Banjarmasin bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan. Di sini denyut kota terasa hingga di tepi sungai Martapura.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·5 menit baca
Deretan warung makan di tepian Sungai Martapura, Kelurahan Banua Anyar, Kota Banjarmasin tak hanya ramai di siang hari, tetapi juga ramai di malam hari. Pengunjung datang silih berganti untuk menikmati santapan khas Banjar. Kuliner menjadi salah satu pemompa denyut kehidupan di kota ini.
Sebuah kelotok yang menyusuri Sungai Martapura tiba-tiba melambat lalu tambat di dermaga Warung Jukung Julak, Sabtu (22/1/2022), sekitar pukul 20.00 Wita. Tak kurang dari 15 orang turun dari kelotok. Mereka memilih meja, lalu memesan makanan dan minuman.
Sebagian meja dan tempat duduk di Warung Jukung Julak sudah terisi sebelum rombongan pengunjung berkelotok tiba. Pengunjung yang lain datang ke warung itu dengan menggunakan sepeda motor ataupun mobil. Ada yang memilih meja dengan posisi lesehan, sebagian lagi memilih meja yang menyediakan kursi.
Warung makan berbentuk balai atau pendopo itu menawarkan menu masakan khas Banjar. Ada soto banjar, aneka ikan bakar, pais ikan, seluang goreng, telur ikan, buras betumis, mandai, sulur, dan sebagainya. Tersedia pula kudapan, seperti wadai (kue) lempeng pisang dan bingka. Untuk minumannya, ada kopi dengan berbagai rasa dan aneka es.
Suasana Warung Jukung Julak pada malam hari layaknya kafe tongkrongan anak muda masa kini. Penerangannya dari rangkaian lampu gantung bercahaya kuning seperti kebanyakan lampu kafe. Suasananya terasa hangat meskipun diterpa semilir angin Sungai Martapura.
”Kami mampir karena kawan-kawan ingin makan setelah menikmati wisata susur sungai dan matahari terbenam. Warung ini jadi pilihan karena ada tempat tambatan kelotok dan buka sampai malam,” kata Donny (26), yang membawa rombongan dari Banjarbaru dan Pelaihari, Tanah Laut.
Pada malam hari, tak banyak warung di tepian Sungai Martapura yang mudah dijangkau lewat jalur sungai. Selain Warung Jukung Julak, ada Warung Batang Banyu. Jarak antarkedua warung tersebut sekitar 200 meter. Menu yang ditawarkan Warung Batang Banyu hampir sama dengan menu yang ditawarkan Warung Jukung Julak. Suasana warungnya juga mirip.
Warung-warung di sini menawarkan cita rasa makanan yang lezat dan pemandangan sungai yang indah. Bukanya dari pagi sampai malam. Bahkan, ada yang buka 24 jam
”Sebelumnya kami pernah coba makan di sana (Warung Batang Banyu), sekarang mau coba makan di sini (Warung Jukung Julak). Untuk menu soto banjar rasanya hampir sama saja, termasuk dengan soto banjar di Depot Soto Bang Amat,” ujar Siti (27), pengunjung dari Banjarmasin.
Depot Soto Bang Amat berjarak sekitar 100 meter dari Warung Jukung Julak. Depot Soto Bang Amat merupakan salah satu tempat makan legendaris di Banjarmasin dan termasuk yang pertama di kawasan wisata kuliner Banua Anyar, Banjarmasin Timur. Namun, Depot Soto Bang Amat buka dari pukul 07.30 sampai 16.30 Wita saja.
Menurut Fauzan alias Ojeng (32) anak pemilik warung jukung julak yang bertugas sebagai kasir, pengunjung bisa datang langsung ke warung kalau mau makan pada malam hari karena biasanya pengunjung warung sudah tidak terlalu ramai. ”Tetapi kalau mau makan siang di sini, sebaiknya order dulu supaya bisa diatur dan disiapkan tempat. Kalau datang langsung, seringkali tidak kebagian tempat,” tuturnya.
Soal harga, warung-warung itu menawarkan harga yang tidak jauh berbeda. Untuk seporsi soto banjar dijual dari harga Rp 20.000 sampai Rp 24.000. Porsinya tergolong jumbo. Karena itu, pengunjung juga diperkenankan membeli soto banjar setengah porsi dengan harga Rp 15.000 sampai Rp 18.000. Rasanya gurih dan menggugah selera.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Ceria, Banua Anyar Muhammad Husnaini menuturkan, warung-warung makan di tepian Sungai Martapura, Banua Anyar kini kembali ramai didatangi pengunjung. Kunjungan sempat sepi dan warung-warung banyak tutup ketika pandemi Covid-19 merebak pada 2020.
Kemudian pada awal 2021, ketika pandemi Covid-19 masih merebak, kawasan Banua Anyar juga dilanda banjir. Dua bencana besar itu sempat melumpuhkan aktivitas perekonomian masyarakat setempat, yang mengandalkan berjualan kuliner. Kawasan tersebut bahkan sempat ditutup untuk mencegah penyebaran Covid-19 dalam skala mikro.
”Sebelum pandemi Covid-19, Banua Anyar sudah menjadi daerah tujuan wisata kuliner. Dari pagi hingga malam hari, kawasan wisata kuliner Banua Anyar hampir tak pernah sepi,” katanya.
Jumlah warung makan dan kafe di Banua Anyar sebanyak 18 unit. Warung-warung di sana tak hanya menawarkan menu masakan dan kudapan khas Banjar, tetapi sudah sangat beragam menunya. Bahkan, ada warung yang menawarkan gudeg, piza, steik, dan barbeku.
”Warung-warung di sini menawarkan cita rasa makanan yang lezat dan pemandangan sungai yang indah. Bukanya dari pagi sampai malam. Bahkan, ada yang buka 24 jam,” ujarnya.
Akses menuju kawasan wisata kuliner Banua Anyar juga gampang, bisa lewat Jalan Pangeran Hidayatullah, bisa pula lewat Sungai Martapura. Jika melewati Jalan Pangeran Hidayatullah dari arah Jalan Gatot Subroto, ambil jalur kiri atau kanan sebelum naik Jembatan 17 Mei, yang lebih dikenal dengan nama Jembatan Banua Anyar. Di kolong jembatan tersebut dan sekitarnya terdapat banyak tempat makan dan minum di sepanjang Sungai Martapura.
Menurut Iman Soekotjo (50), warga Banua Anyar, orang luar yang datang ke Banjarmasin tidak perlu pusing mencari tempat menikmati kuliner di Banjarmasin. ”Kalau mau cari sarapan, makan siang, makan malam, atau sekadar menongkrong minum kopi, datang saja ke Banua Anyar. Semuanya lengkap dan tersedia,” kata Seksi Hubungan Masyarakat Pokdarwis Ceria itu.
Lurah Banua Anyar Muhammad Saleh mengatakan, pengunjung kawasan wisata kuliner cukup banyak sehingga kerap membuat kawasan itu macet. Apalagi, jalan Banua Anyar juga sempit. ”Demi kelancaran dan kenyamanan pengunjung maupun warga, pada tahun ini akan dilakukan pelebaran jalan dengan menggeser lima tiang listrik. Kemudian pada Sabtu dan Minggu akan diberlakukan arus satu arah,” katanya.
Pengunjung yang sudah puas menikmati wisata kuliner bisa langsung menikmati wisata susur sungai, terutama pada pagi dan sore hari. Pangkalan kelotok wisata ada di Depot Soto Bang Amat. Dari situ, pengunjung bisa berwisata ke Pasar Terapung Lok Baintan, Pulau Kembang, Pulau Bakut (Jembatan Barito), Jembatan Bromo, atau sekadar berkeliling Banjarmasin, menikmati kehidupan kota di setiap sudutnya.