Hidroganik berasal dari kata ”hidroponik” dan ”organik”. Sistem menanam padi secara hidroganik diperkenalkan pertama kali oleh Basiri di Malang, Jawa Timur. Sistem tanam padi yang memanfaatkan air kaya nutrisi sebagai pupuk organik dari kolam ikan di bawah media tanam. Penggunaan pupuk dan pengendali hama bersifat organik, sehingga tidak mengganggu pertumbuhan ikan.
Kelompok Tani Angsana di Depok, Jawa Barat, menduplikasi sistem hidroganik untuk menanam padi hitam, ciherang, dan IR 64. Mereka memanfaatkan sampah organik dari perumahan untuk membuat kompos. Sampah yang berupa rumput, dedaunan, serta batang tanaman dicacah dan didekomposisi dengan mikro organisme lokal dari nasi basi. Kompos akan matang dalam waktu satu bulan dan dapat digunakan sebagai media tanam.