MultimediaStatisDenyut Budaya Pop Area Blok M

Denyut Budaya Pop Area Blok M

Oleh DICKY INDRATNO, GUNAWAN KARTAPRANATA, DIMAS TRI ADIYANTO ·

Kawasan Blok M, Jakarta Selatan, memiliki posisi strategis dengan kemudahan akses transportasi umum pada era 1980-an. Sebagian besar transportasi umum di Jakarta melintas di Terminal Blok M. Berbagai pertokoan, fasilitas hiburan, dan usaha kuliner menjadi tujuan berbagai kalangan untuk bebelanja atau sekadar nongkrong menghabiskan waktu. Pada 1990-an, Blok M semakin ramai karena dianggap sebagai kawasan yang minim kejahatan dan nyaman untuk berbelanja atau berinteraksi. Dalam satu dekade terakhir, denyut Blok M meredup seiring merebaknya pusat perbelanjaan baru dan perubahan budaya nongkrong generasi muda.

”Gultik”

Penjual nasi gulai kaki lima banyak dijumpai pada pagi hari di Taman Martha Christina Tiahahu atau sekitar pintu masuk bus ke Terminal Blok M pada akhir 1970-an sampai awal 1980-an. Kemudian, beberapa penjual pindah ke sekitar perempatan Jalan Mahakam dan Bulungan pada akhir 1980 sampai awal 1990-an. ”Gultik” merupakan akronim “gule tikus” yang diduga berawal dari seloroh pelajar pada saat itu. Harga nasi gulai daging sapi yang sangat murah diselorohkan menjadi ”tikus”. Sebutan “tikus” berubah menjadi “tikungan” karena lokasi beberapa penjual berada di ujung perempatan atau tikungan. Penjual “gultik” semakin banyak dan buka hingga malam hari.

Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000