Bila membangun usaha bersama kolega, kita perlu saling mengingatkan untuk menyeimbangkan tuntutan berinovasi dan berproduksi dengan kebutuhan untuk menjaga kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis.
Oleh
KRISTI POERWANDARI
·4 menit baca
Tak terasa, waktu berjalan sangat cepat, dan sekarang sudah pertengahan 2022. Dua tahun berlalu, walaupun dalam situasi pandemi, dan banyak bekerja dari rumah, cukup banyak dari kita tetap bekerja keras atau bahkan bekerja lebih keras daripada sebelumnya. Syukur bahwa kondisi sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya meski kita harus tetap waspada.
Mungkin bekerja dalam situasi yang tidak pasti, dengan jam kerja yang sangat panjang, tanpa batas yang jelas antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi atau keluarga menyebabkan kita tertekan. Apalagi hampir semua aktivitas diperantarai oleh internet, yang tidak pernah tidur dan seolah juga memaksa otak kita untuk terus beroperasi.
Saya menemukan reviu dari Williamson, Gish, dan Stephan (2021) tentang stres kerja dan intervensinya bagi kalangan wirausaha. Tidak hanya untuk wirausaha, tulisan mereka juga sangat relevan untuk semua yang merasa perlu untuk mengambil jeda dari tekanan kerja.
Tuntutan pelaku wirausaha pada dirinya sendiri dapat sangat tinggi dan kecenderungan untuk terlalu menyalahkan diri dapat menurunkan kesejahteraan psikologis.
Intinya, ada tiga hal utama yang dapat dilakukan untuk intervensi, yang mereka sebut sebagai ”Tiga R”, yakni respite (beristirahat), reappraisal (melakukan penilaian kembali), dan regimen (mengatur cara hidup).
Mengambil jeda
Kita perlu beristirahat, dalam arti menginterupsi kesibukan kerja atau mengambil jeda, dari sisi fisik dan perilaku nyata, ataupun dari sisi mental. Mengambil istirahat mencakup mengambil jeda di tengah jam kerja ataupun membatasi jam kerja.
Maka, sebelum pandemi dan sebelum kita dikuasai internet, ada jam istirahat di tengah hari untuk makan siang, mengobrol, dan sedikit bersantai. Juga kerja kantoran sering disebut kerja ”9 to 5” karena malam hari perlu digunakan untuk istirahat. Kita juga dapat melakukannya dengan mengambil cuti atau liburan lebih panjang.
Penelitian eksperimental memperlihatkan bahwa jeda pendek (misal 5-10 menit) di jam kerja dapat mengembalikan energi, konsentrasi, dan produktivitas. Kita dapat lebih kreatif memikirkan bagaimana mengisinya, misalnya dengan mendengarkan musik, keluar dari ruangan dan berjalan di taman, atau sekadar mengobrol. Semuanya dapat sangat mengendurkan ketegangan.
Refleksi dan penilaian kembali terhadap apa yang kita lakukan juga dapat membantu kita mengelola tekanan dengan lebih baik. Berapa jamkah kita bekerja setiap hari? Apakah kita beristirahat di akhir minggu ataukah tetap bekerja? Apabila selama ini kita bekerja keras dengan jam kerja panjang, kita perlu bersikap lebih adil pada diri sendiri. Tidak perlu terus menyesali kegagalan ataupun kinerja yang dianggap kurang memuaskan.
Wirausaha
Ada hal yang khas pada wirausaha jika dibandingkan dengan pekerja pada umumnya. Kondisi berwirausaha itu tidak homogen. Yang melihat dari luar dan tidak menjalankannya sendiri mungkin hanya melihat sukses yang telah diraih dan merasa iri dengan keleluasaan waktu yang dimiliki wirausaha.
Kita perlu memahami motivasi berwirausaha dan kondisi usahanya. Ada yang memilih berwirausaha dan memiliki sumber daya yang memadai untuk menjalankannya. Pada kelompok ini, tentu berwirausaha dapat sangat menghadirkan tekanan, tetapi persoalan yang dihadapinya bukan persoalan kebertahanan hidup diri dan keluarga.
Ada pula yang jika dapat memilih, lebih senang untuk tidak berwirausaha, tetapi keterbatasan lowongan pekerjaan menyulitkannya memperoleh pekerjaan yang sesuai. Apabila sumber daya yang dimiliki amat terbatas, dan usahanya menjadi satu-satunya cara bertahan hidup, tekanan yang dirasakan dapat jauh lebih besar. Apalagi individu mungkin harus bekerja ekstra keras sendirian tanpa dukungan dari orang-orang lain karena sulit menggaji orang lain.
Hal yang relatif sama adalah menekuni wirausaha sering menyebabkan individu tidak lagi punya batas jelas mengenai kehidupan kerja dan nonkerja. Entah karena keharusan untuk dapat mempertahankan bisnis ataupun karena tuntutan pada diri sendiri untuk terus melakukan inovasi. Komitmen yang jauh lebih besar dan tidak lagi seimbang dapat diberikan pada pekerjaan daripada hal lainnya. Sedemikian rupa sehingga kesejahteraan fisik dan mental dapat terganggu, bahkan hubungan dengan keluarga dan orang-orang terdekat.
Apabila sampai demikian, kita perlu berefleksi, melakukan penilaian kembali, dan memberlakukan kerangka berpikir ”merawat diri”. Kita dapat menggunakan catatan harian atau alat bantu untuk melacak dan mengelola aktivitas diri. Misalnya, perangkat untuk mengecek waktu dan kualitas tidur atau untuk membantu mengingatkan bahwa sudah waktunya beristirahat.
Penilaian kembali juga akan membantu untuk memahami kegagalan yang pernah dialami sekaligus melakukan revisi terhadap strategi ke depan. Tuntutan pelaku wirausaha pada dirinya sendiri dapat sangat tinggi dan kecenderungan untuk terlalu menyalahkan diri dapat menurunkan kesejahteraan psikologis.
Karena itu, perlu diseimbangkan dengan alternatif berpikir yang meminimalkan penyalahan diri. Kita juga perlu menyadari bahwa kegiatan wirausaha bukan merupakan representasi identitas kita sepenuhnya.
Dengan karakteristik kehidupan ekonomi di masyarakat jaringan saat ini, tampaknya akan makin banyak orang, khususnya yang muda, entah karena kehendak sendiri ataupun karena ”terpaksa” yang terjun ke dunia wirausaha.
Apabila membangun usaha bersama kolega atau secara berkelompok, kita perlu saling mengingatkan untuk menyeimbangkan tuntutan berinovasi dan berproduksi dengan kebutuhan untuk menjaga kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis. Akan baik jika dapat membuat kesepakatan dan mekanisme bersama mengenai hal tersebut.
Untuk kita yang masih harus banyak berjuang dalam berbagai keterbatasan, semoga dapat menemukan jalan sehingga usaha menjadi makin kuat. Juga menemukan orang-orang dekat yang memahami tantangan yang kita hadapi dan dapat bekerja sama untuk membangun kehidupan yang lebih baik.