Keinginan ibu rumah tangga untuk lebih mandiri secara finansial menjadi salah satu pendorong mereka terjun ke dunia investasi. Motivasi lainnya, membantu penghasilan keluarga.
Oleh
JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
Investasi masih menjadi area para lelaki. Dilihat dari jumlah investor dan jumlah pekerja dalam industri tersebut, ternyata masih didominasi oleh lelaki. Walaupun demikian, porsi investor perempuan terus meningkat.
Dari data Kustodian Sentral Efek Indonesia, jumlah investor ritel hingga akhir Maret 2022 mencapai 8,4 juta orang. Jumlah tersebut naik 12,13 persen jika dibandingkan dengan akhir 2021 yang berjumlah 7,48 juta orang. Investor berusia di bawah 30 tahun merupakan populasi terbesar sebanyak 60,18 persen.
Dari jumlah tersebut, porsi investasi yang dilakukan investor ritel perempuan di pasar modal Indonesia hingga Maret 2021 mencapai sekitar Rp 255 triliun. Angka itu setara 38 persen total aset investasi para investor ritel. Dibandingkan dengan awal 2021, jumlah ini naik 29 persen atau senilai Rp 181 triliun.
Investasi masih menjadi area para lelaki.
Dilihat dari segmen pekerjaan, sudah lebih banyak ibu rumah tangga yang berinvestasi. Dari semua perempuan investor, jumlah ibu rumah tangga yang berinvestasi mencapai 6 persen dengan total aset Rp 52,9 triliun.
Tidak hanya perempuan pekerja, ibu rumah tangga pun lebih sadar investasi. Kesadaran ini ditunjang banyak faktor, seperti kemudahan berinvestasi melalui berbagai macam kemajuan teknologi, juga demokratisasi investasi yang memungkinkan modal investasi dimulai dari Rp 10.000 untuk membeli satu unit reksa dana pasar uang.
Keinginan ibu rumah tangga untuk lebih mandiri secara finansial juga menjadi salah satu pendorong. Memiliki uang sendiri, dapat membantu penghasilan keluarga, hingga ingin mewujudkan berbagai cita-cita yang memerlukan dukungan finansial juga menjadi pendorong perempuan untuk mulai berinvestasi.
Kepiawaian ibu rumah tangga dalam mengelola keuangan keluarga sudah dibuktikan oleh pendiri Grameen Bank, Muhammad Junus. Perempuan terbukti dapat dipercaya ketika diberikan pinjaman, dengan tingkat pengembalian mencapai 99 persen.
Belajar di komunitas
Selain kelas-kelas investasi berbayar, para ibu rumah tangga juga belajar dengan lebih efektif mengenai investasi dari komunitas. Dunia investasi yang sangat dinamis membuat pelajaran di kelas yang diberikan selama tujuh hari tujuh malam pun tidak cukup ketika mereka terjun langsung untuk berinvestasi. Ada banyak hal yang tidak dapat dibahas tuntas di kelas dan itu terkadang menjadi kendala ketika pasar sedang berjalan.
Saling bertanya dan memberikan informasi secara terbuka di dalam komunitas membuat para ibu rumah tangga dapat berkembang bersama. Berbagi pengalaman di media sosial juga membuat para ibu rumah tangga lebih percaya diri dalam berinvestasi dan dapat berinteraksi dengan ”teman seperjuangan”.
Sudah banyak ibu rumah tangga yang sekaligus menjadi investor di pasar modal, termasuk saham, obligasi, dan reksa dana, yang membagikan pengalaman dan kiatnya dalam berinvestasi. Kiprah mereka juga menjadi motivasi bagi ibu rumah tangga lain untuk turut belajar berinvestasi.
Tentu saja kepiawaian dalam berinvestasi tidak dapat diraih dalam waktu singkat. Keberhasilan tersebut tentu diraih melalui sebuah proses yang dijalankan.