Mengingat dana terbatas sementara keinginan tidak terbatas, pengendalian diri untuk alokasi kebutuhan lebaran menjadi sangat penting.
Oleh
PRITA HAPSARI GHOZIE
·4 menit baca
Tunjangan hari raya adalah penghasilan yang ditunggu-tunggu setiap kali bulan Ramadhan tiba. Apalagi, beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo mengumumkan THR bagi aparatur sipil negara yang tentu membawa angin segar. Semoga hal ini juga terjadi di sektor swasta.
Setelah dua tahun menahan diri, tahun ini pemerintah melonggarkan beberapa aturan, seperti mudik ataupun buka bersama. Hal ini menjadi godaan besar bagi ”keamanan” THR yang diterima. Lantas, bagaimana supaya tetap bijak mengelolanya?
Dana THR adalah penghasilan tahunan yang umum diterima oleh setiap karyawan. Jumlahnya bervariasi, ada yang satu kali hingga dua kali dari gaji sebulan.
Bagi Anda yang masih mendapatkan dana THR berapa pun jumlahnya, izinkan saya untuk mengingatkan penuh syukur. Kemewahan yang diperoleh ini sebaiknya dikelola dengan bijaksana karena tidak satu pun dari kita paham kapan krisis ini berakhir.
Alokasi dana THR disarankan setidaknya untuk tiga pos wajib berikut ini. Pertama, alokasi untuk zakat dan sedekah. Bagi umat Muslim, setiap orang berkewajiban untuk menunaikan zakat fitrah sehingga dana THR harus dapat dialokasikan untuk pengeluaran ini.
Selain itu, Anda pun dapat menambah sedekah, bantuan sosial, ataupun membayar zakat harta yang selama ini tertunda. Pahamilah bahwa perhitungan zakat adalah baku sesuai aturan agama Islam. Adapun sedekah bersifat sukarela sehingga dapat diberikan tanpa batasan. Bilamana keuangan masih sehat dan lowong, bantuan kepada lingkungan terdekat, selanjutnya kepada lingkungan lebih luas akan sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan.
Kedua, THR untuk pekerja dan angpao untuk keluarga. Mohon bedakan bahwa THR pekerja adalah kewajiban, sedangkan angpao adalah sedekah. Sebisa mungkin dana THR juga bisa dialokasikan untuk pos pengeluaran ini.
Ketiga, kebutuhan Lebaran. Setiap rumah tangga memang memiliki kebutuhan dan keinginan yang bervariasi. Namun, secara umum kebutuhan Lebaran setiap keluarga dapat diidentifikasi terdiri dari kebutuhan makanan Lebaran, serta pemberian THR dan angpao untuk keluarga.
Prioritaskan penggunaan dana THR untuk hak ke pekerja dan persiapan hidangan Lebaran. Jika masih ada sisa, baru digunakan untuk belanja yang lain. Idealnya, penggunaan THR maksimal 30 persen untuk pos pengeluaran ini karena pos mudik Lebaran belum dikeluarkan.
Izinkan saya mengingatkan, THR sebaiknya tidak dihabiskan hanya untuk keperluan hari raya. Masih ingat dana darurat? Selama dua tahun terakhir ini, saya dan ZAP Finance terus mengedukasi dan mengingatkan arti pentingnya memiliki kecukupan dana darurat dalam melalui masa pandemi.
Sudah bukan rahasia lagi, rumah tangga yang dapat bertahan adalah rumah tangga yang dapat segera menyehatkan keuangannya dan memiliki dana tunai.
Oleh sebab itu, usahakan mengalokasikan kelebihan THR untuk dana darurat setelah dikurangi zakat dan sedekah. Lokasi penyimpanan dana darurat idealnya pada tabungan biasa yang mudah diakses.
Sudah bukan rahasia lagi, rumah tangga yang dapat bertahan adalah rumah tangga yang dapat segera menyehatkan keuangannya dan memiliki dana tunai.
Terakhir, THR juga sangat baik digunakan untuk menambah aset investasi. Berbagai impian, seperti dana pendidikan anak, dana uang muka pembelian rumah, dan lainnya, dapat dibantu dengan investasi dana THR.
Pemilihan aset investasi sebaiknya tetap disesuaikan dengan jangka waktu berinvestasi dan profil risiko calon investor. THR juga bisa dialokasikan untuk kebutuhan tahun ajaran baru pada pendidikan anak.
Lalu, bagaimana jika tahun ini Anda tidak memperoleh THR? Ada dua opsi yang bisa dikelola. Saya ajak rumah tangga untuk mencari tambahan penghasilan dari berbisnis rumahan.
Tidak perlu mengejar untung besar, asal dagangan laku dan ada keuntungan tipis. Keuntungan yang dikumpulkan ini bisa mengurangi beban rumah tangga bulanan sehingga penghasilan bulanan dapat dikelola untuk pengeluaran Lebaran.
Butuh dan ingin
Opsi berikutnya adalah membedakan pengeluaran wajib, butuh, dan ingin. Penting sekali bagi setiap pekerja untuk membuat prioritas pengeluaran THR berdasarkan urutan ini. Dahulukan pengeluaran bersifat wajib, seperti pembayaran zakat dan kebutuhan Lebaran utama, baru diikuti pengeluaran lainnya.
Pengeluaran wajib bagi umat Muslim adalah menunaikan zakat fitrah bagi setiap orang. Selain itu, THR pun dapat dimanfaatkan untuk menambah sedekah, bantuan sosial, atau digunakan membayar zakat harta yang selama ini tertunda.
Sebagai ilustrasi, zakat fitrah jumlahnya sekitar Rp 35.000-Rp 40.000 per orang, dapat dipastikan diberikan kepada panitia penerima zakat fitrah. Pengeluaran wajib lainnya adalah memberikan THR kepada para pekerja di rumah. Mengingat dana terbatas sementara keinginan tidak terbatas, pengendalian diri untuk alokasi kebutuhan Lebaran menjadi sangat penting.
Sebelum menerima THR, setiap pekerja sebaiknya membuat catatan untuk pos pengeluaran apa saja dana THR akan digunakan. Tahun ini, saya menggunakan panduan pos pengeluaran untuk zakat dan sedekah, pos dana darurat, pos pengeluaran untuk kebutuhan Lebaran, dan pos opsional untuk membayar utang dan berinvestasi.
Sebelum menerima THR, setiap pekerja sebaiknya membuat catatan untuk pos pengeluaran apa saja dana THR akan digunakan.
Dana THR merupakan rezeki bagi setiap rumah tangga. Lebaran tahun ini memang berbeda, jauh dari ingar-bingar momen festival seperti biasanya. Namun, barangkali inilah momen yang Tuhan berikan kepada kita untuk menyeimbangkan kehidupan dan hanya menikmati rezeki yang halal.
Mari kita jadikan momen menyambut Hari Raya tahun ini sebagai titik balik menuju kesejahteraan keuangan keluarga.