Perusahaan teknologi global beramai-ramai mulai mengajak karyawannya kembali bekerja di kantor. Sebuah pertanyaan besar, mengapa mereka akhirnya memilih untuk mengajak karyawan masuk ke kantor?
Oleh
ANDREAS MARYOTO
·5 menit baca
Sejak pekan lalu, perusahaan teknologi global beramai-ramai mulai mengajak karyawannya kembali ke kantor. Mereka mulai mengumumkan untuk memasuki cara dan suasana kerja baru. Sebuah pertanyaan besar, mengapa mereka akhirnya memilih untuk mengajak karyawan masuk ke kantor, padahal pada awal pandemi mereka sudah pernah mengatakan bahwa akan terjadi perubahan cara bekerja, yaitu kerja dari jarak jauh alias dari luar kantor?
Beberapa perusahaan teknologi global yang sudah mengajak karyawannya untuk masuk kantor adalah Google, Apple, Twitter, Facebook, dan Microsoft. Mereka mengajak masuk tidak langsung bekerja sepanjang pekan.
Google, misalnya, meminta karyawan untuk datang ke kantor selama tiga hari dalam sepekan, Apple meminta karyawan datang satu hari dalam sepekan kemudian pada akhir April menjadi tiga kali sepekan. Microsoft meminta karyawan bekerja secara hibrida dengan model diserahkan kepada setiap karyawan dengan persetujuan dari atasannya.
Kabarnya di Silicon Valley, setelah dirangkum terdapat empat model kerja baru di perusahaan teknologi. Perubahan ini dipastikan akan mengubah kebijakan-kebijakan kerja karyawan di perusahaan lainnya. Perubahan yang diambil setelah dua tahun lebih sebagian besar dari mereka harus bekerja dari rumah atau luar kantor karena pandemi.
Laporan The Protocol menyebutkan, semua kantor perusahaan Twitter di seluruh dunia dibuka kembali mulai 15 Maret, meskipun Twitter menyerahkan sepenuhnya kepada karyawan untuk memutuskan di mana mereka ingin bekerja. Keputusan ini sangat drastis karena Twitter adalah perusahaan besar Amerika Serikat pertama yang membiarkan karyawannya bekerja dari rumah selamanya saat pandemi mulai.
Sementara laporan The Verge, Google sedang bersiap untuk membawa karyawannya kembali ke kantor minggu ini. Untuk mengajak mereka masuk kantor, Google memberi bonus tambahan. Mereka akan menawarkan skuter listrik gratis untuk membantu memudahkan masa transisi.
Raksasa teknologi ini bekerja sama dengan pembuat e-skuter Unagi untuk meluncurkan program baru yang disebut Ride Scoot, di mana sebagian besar pekerja Google yang berbasis di AS dapat memperoleh penggantian untuk biaya penuh berlangganan bulanan skuter Model One Unagi yang sangat unik. Model One, yang dijual seharga 990 dollar AS, adalah skuter motor ganda ringan dengan kecepatan tertinggi 35 km per jam dan jangkauan jarak 24 km.
Pendiri dan CEO Unagi, David Hyman, masih menurut laman The Verge, mengatakan, ide penawaran itu adalah untuk membantu karyawan Google mulai bekerja atau bahkan hanya ke halte bus terdekat. Selama ini, Google dikenal dengan menyediakan layanan bus antar-jemput gratis kepada karyawannya yang berada di Silicon Valley.
”Mereka tahu ada kekhawatiran di antara karyawan ketika harus kembali ke kantor. Orang-orang benar-benar terbiasa bekerja dari rumah. Kini Google mencoba melakukan semua yang mereka bisa untuk meningkatkan pengalaman baru saat kembali ke kantor,” kata Hyman.
Beberapa waktu lalu Microsoft memberi tahu karyawan bahwa mereka harus kembali ke kantor pada Maret lalu. Mereka memilih kembali ke kantor perusahaannya untuk pertama kalinya sejak varian virus korona Omicron melanda negara itu.
Perusahaan itu telah lama mengatakan akan memilih lingkungan kerja hibrida dengan sebagian besar karyawan dapat bekerja dari rumah hingga 50 persen dari waktu kerja. Dalam unggahan blog beberapa waktu lalu, salah satu eksekutif Microsoft, yaitu Chris Capossela, mengatakan, mulai 28 Februari, karyawan akan memiliki waktu 30 hari untuk melakukan penyesuaian terhadap rutinitas mereka dan mengadopsi preferensi kerja yang telah mereka sepakati dengan atasan mereka.
Dari perubahan drastis itu kemudian muncul beberapa pertanyaan dari publik. Apa alasan perusahaan-perusahaan teknologi itu ramai-ramai membujuk karyawannya kembali masuk kerja? Faktor apa saja yang mungkin menjadi pertimbangan para pimpinan bagian sumber daya manusia ketika keputusan kembali bekerja di kantor dipilih? Kantor seperti apa yang dibutuhkan untuk mengadopsi perkembangan ini?
Beberapa menyatakan bahwa sejumlah pekerjaan tidak mungkin dikerjakan dari rumah atau dari luar kantor. Mereka telah melihat bahwa pekerjaan-pekerjaan itu sempat terganggu ketika karyawan harus bekerja dari rumah.
Beberapa contoh pekerjaan itu terkait dengan keamanan siber. Mereka harus hadir di kantor ketika ada masalah yang menyangkut penanganan darurat. Beberapa pertemuan yang sifatnya rahasia juga harus dilakukan melalui pertemuan langsung agar tidak bocor.
Kinerja beberapa karyawan juga dilihat merosot selama bekerja dari rumah. Mereka ini sulit disebut bekerja dari rumah, tetapi lebih tepat lari dari pekerjaan dengan modus melindungi diri dari pandemi. Oleh karena itu, perusahaan berharap dengan kembali masuk kerja, bisa dilakukan pemantauan terhadap karyawan seperti ini dan menyelesaikan masalahnya.
Sementara mengenai keputusan kembali bekerja di kantor, salah satu yang penting adalah pemimpin memberi contoh. Pemimpin harus memperlihatkan betapa kantor makin nyaman dan juga aman ketika mereka harus kembali masuk kerja. Cara ini harus terus-menerus dilakukan dan harus tampak nyata di kalangan karyawan karena berdasarkan survei jumlah karyawan yang masih ingin bekerja dari rumah sangat besar, yaitu 74 persen.
Panduan yang juga penting selama masa transisi adalah memahami apa yang diinginkan karyawan dan mengapa mereka menginginkannya untuk kembali ke kantor. Tantangan yang dihadirkan oleh tempat kerja hibrida perlu dikemukakan dan strategi terbaik untuk mengatasinya. Saatnya semua pihak memilih dan meyakini tempat kerja hibrida adalah pilihan yang tepat dan akan membuat karyawan bekerja untuk perusahaan.
Tentang nasib kantor dan dunia kerja pascapandemi, banyak pihak melihat bahwa banyak perubahan harus dilakukan. McKinsey and Company mengatakan, pandemi telah memaksa adopsi cara kerja baru. Organisasi harus membayangkan kembali pekerjaan mereka dan peran kantor dalam menciptakan pekerjaan dan kehidupan yang aman, produktif, dan menyenangkan bagi karyawan.
Mereka menyatakan, kembali ke kantor yang terencana dengan baik dapat menggunakan momen saat ini untuk menemukan kembali peran karyawan dan menciptakan pengalaman yang lebih baik bagi para talenta hebat, meningkatkan kolaborasi dan produktivitas, serta mengurangi biaya.
Perubahan semacam itu akan membutuhkan pemikiran transformasional yang didasarkan pada fakta. Pada akhirnya, tujuan dari penemuan kembali ini adalah apa yang selalu diinginkan oleh perusahaan yang baik, yaitu lingkungan yang aman di mana orang dapat menikmati pekerjaan mereka, berkolaborasi dengan rekan kerja mereka, dan mencapai tujuan organisasi mereka.