Membangun Finansial Pribadi yang Sehat
Finansial yang sehat tidak selalu ditentukan dari jumlah penghasilan yang dimiliki. Bisa jadi seseorang memiliki penghasilan besar, tetapi tidak memiliki tabungan darurat karena kurang disiplin mengelola keuangan.
Dalam konteks keuangan pribadi, finansial berarti pengelolaan keuangan untuk memenuhi tujuan finansial. Ada perencanaan yang perlu disusun dan diimplementasikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Seseorang dengan kondisi finansial yang sehat adalah orang yang mampu memenuhi kebutuhan finansial di masa kini dan masa datang. Selain itu, juga memiliki keuangan yang relatif stabil meski ada kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi.
Finansial yang sehat tidak selalu ditentukan dari jumlah penghasilan yang dimiliki. Bisa jadi seseorang memiliki penghasilan besar, tetapi tidak memiliki tabungan darurat karena kurangnya kedisiplinan dalam mengelola keuangan.
Memiliki finansial yang sehat akan memberikan rasa aman dan nyaman serta dapat meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidup. Namun, membangun finansial yang sehat memerlukan waktu dan upaya yang konsisten sehingga tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang dapat dicapai.
Finansial yang sehat tidak selalu ditentukan dari jumlah penghasilan yang dimiliki. Bisa jadi seseorang memiliki penghasilan besar, tetapi tidak memiliki tabungan darurat karena kurangnya kedisiplinan dalam mengelola keuangan.
Untuk dapat membangun finansial yang sehat, berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan.
1. Menetapkan Tujuan Finansial
Tujuan finansial merujuk pada kebutuhan atau keinginan seseorang yang dapat diwujudkan secara finansial. Penetapan tujuan ini akan menentukan arah dan prioritas seseorang dalam mengelola keuangannya. Dengan begitu, pengelolaan uang yang dilakukan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Menentukan tujuan finansial dapat dilakukan dengan menggunakan metode SMART: specific (spesifik), measureable (terukur), achieveable (dapat diraih), relevant (relevan), time-bound (memiliki tenggat). Selanjutnya, tetapkan skala prioritas agar dapat fokus pada pencapaian tujuan finansial yang bersifat lebih penting atau mendesak.
2. Disiplin dalam Mengelola Keuangan
Mengalokasikan anggaran merupakan cara untuk tetap disiplin dalam mengelola keuangan. Ada beberapa formula dalam mengalokasikan anggaran, di antaranya formula 10-20-30-40.
Hal ini berarti 10 persen untuk biaya sosial, 20 persen untuk tabungan dan investasi, 30 persen untuk cicilan utang, dan 40 persen untuk kebutuhan hidup. Formula ini tentu bersifat fleksibel sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi keuangan masing-masing.
Setelah mengalokasikan anggaran, cara selanjutnya agar tetap disiplin dalam mengelola keuangan adalah dengan mencatat seluruh pengeluaran. Pencatatan secara rutin akan memberikan gambaran pengeluaran secara aktual. Oleh karena itu, kita dapat memangkas pengeluaran yang tidak perlu dan menjaga agar tidak melebihi anggaran. Hindari pula pembelian impulsif untuk barang konsumtif yang tidak mendesak.
3. Melunasi Utang
Melunasi utang merupakan kewajiban pihak berutang yang harus diselesaikan. Penyelesaian utang yang berlarut-larut akan berakibat pada tertundanya kesempatan untuk menabung, berinvestasi, dan konsekuensi lain, seperti riwayat kredit yang buruk.
Seluruh riwayat kredit individu yang diajukan kepada bank atau lembaga keuangan lain, seperti kredit pemilikan rumah (KPR), kredit tanpa agunan (KTA), atau pinjaman P2P lending, tercatat dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) yang dikelola OJK. Riwayat kredit yang buruk akan menentukan persetujuan kredit yang diajukan di masa akan datang.
Penyelesaian utang yang berlarut-larut akan berakibat pada tertundanya kesempatan untuk menabung, berinvestasi, dan konsekuensi lain, seperti riwayat kredit yang buruk.
Prioritaskan pelunasan utang dengan mengalokasikan anggaran setiap menerima penghasilan dan selalu membayar tagihan tepat waktu. Apabila memiliki kendala dalam pelunasan utang, segera lakukan langkah proaktif dengan pihak lembaga jasa keuangan tempat mengajukan kredit untuk mencari solusi.
Baca juga: Merencanakan Keuangan di Masa Pandemi
4. Menabung Setiap Bulan
Menabung merupakan cara untuk memenuhi kebutuhan di masa depan, baik yang terduga maupun tak terduga. Rutin menabung akan memberikan keamanan dan kebebasan finansial, terutama ketika terdapat kebutuhan mendesak yang dapat mengganggu keuangan.
Idealnya, seseorang dapat menabung sebesar 10-30 persen dari penghasilan. Tabungan juga dapat dibedakan sesuai tujuan finansial yang diinginkan, misalnya tabungan untuk dana darurat, dana asuransi, dana membeli rumah, dan dana pensiun.
5. Berinvestasi untuk Masa Depan
Investasi adalah kegiatan mengalokasikan sumber daya (biasanya berupa uang) selama periode tertentu dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Salah satu alasan perlunya berinvestasi adalah untuk menjaga agar nilai uang yang dimiliki tak berkurang karena tergerus inflasi.
Selain itu, berinvestasi juga merupakan cara untuk mengembangkan kekayaan dan membangun alternatif sumber pendapatan.
Berbagai jenis instrumen investasi tersedia di pasar dan memiliki karakter masing-masing. Instrumen yang memiliki pergerakan nilai yang fluktuatif, seperti saham, forex, atau aset kripto, cenderung memiliki risiko lebih tinggi. Sementara instrumen dengan pergerakan nilai yang stabil, seperti obligasi negara, cenderung memiliki risiko rendah.
Pastikan pula imbal hasil dan risiko yang ditawarkan instrumen investasi tersebut logis. Apabila menemukan investasi yang menawarkan keuntungan tinggi dalam waktu yang cepat, periksa kembali aspek legalitas dan logis dari investasi itu.
Baca juga: Saatnya Mengajarkan Anak Berinvestasi
Pastikan keabsahan instrumen investasi pada regulator terkait agar terlindung dari investasi ilegal. Teliti kembali ”2L”, yaitu aspek legalitas dan logis. Cek legalitas atau perizinan produk serta badan hukum perusahaan yang menawarkan investasi.
Pastikan pula imbal hasil dan risiko yang ditawarkan instrumen investasi tersebut logis. Apabila menemukan investasi yang menawarkan keuntungan tinggi dalam waktu yang cepat, periksa kembali aspek legalitas dan logis dari investasi itu.
Apa pun bentuk investasi yang dipilih, selalu pahami risiko dan manfaat dari instrumen tersebut. Sesuaikan manfaat, biaya, risiko investasi, preferensi, dan kondisi keuangan saat ini dengan tujuan finansial yang ingin diraih.
Membangun finansial yang sehat memang memerlukan waktu dan kedisiplinan dalam mengelola keuangan. Namun, kita dapat memulainya secara perlahan-lahan dari sekarang. Dengan demikian, kondisi keuangan kita bisa tetap sehat serta terjaga saat ini dan pada masa mendatang