Hati-hati Memilih Kata
Pemilihan kata yang tepat untuk menyampaikan pesan amatlah penting. Salah pilih kata bisa menyebabkan blunder dan keberpihakan.

Pemilihan kata yang tepat untuk menyampaikan pesan amatlah penting. Misalnya, apakah akan menggunakan kata menyatakan, mengungkapkan, atau menegaskan dalam suatu kalimat.
Setiap kata memiliki makna masing-masing. Dalam bahasa linguis disebut makna denotatif. Jika ditambahkan makna lain pada kata tersebut, maknanya menjadi makna konotatif.
Kata kursi, umpamanya, memiliki makna denotatif ’tempat duduk yang memiliki kaki dan sandaran’. Contoh: bapak duduk di kursi yang dibeli adik.
Kata kursi kemudian bermakna lain jika dikaitkan dengan urusan politik. Maknanya menjadi makna konotatif ’kedudukan, jabatan (dalam parlemen, kabinet, pengurus, dan sebagainya)’. Contoh: partai politik berebut kursi di parlemen.
Dalam ragam jurnalistik, kehati-hatian sangat diperlukan dalam memilih kata.
Dalam ragam jurnalistik, kehati-hatian sangat diperlukan dalam memilih kata. Khusus untuk berita keras (hardnews), kata yang dipilih biasanya adalah kata bermakna denotatif. Si juru warta, alias wartawan, harus memilih kata yang tepat agar tulisannya tidak disalahtafsirkan oleh pembacanya.
Dalam berita keras kerap kita temukan kata menyatakan, mengungkapkan, menegaskan, dan kata yang paling netral maknanya, seperti mengatakan, mengucapkan, dan mengujarkan.
Kalau dibaca sambil lalu, kata-kata tersebut (menyatakan, mengungkapkan, menegaskan) sepertinya sama saja maknanya dengan mengatakan. Namun, sesungguhnya setiap kata tersebut memiliki makna khusus, yang membedakan satu dengan lainnya.

Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga Kemendikbud Sukiman (kiri) menyatakan, keluarga punya peran penting untuk membentuk sikap anak yang antiradikalisme dan intoleran.
Dapat dipahami bahwa penggunaan menyatakan, mengungkapkan, menegaskan, dan seterusnya merupakan upaya juru warta agar tulisannya tidak membosankan jika hanya menggunakan kata mengatakan. Tentu saja hal itu tidak dilarang. Namun, pemilihan kata yang tidak tepat bisa jadi akan menyebabkan si pembaca salah menafsirkan kata yang dipilih si wartawan.
Hal itu akan terlihat jika kita menyimak contoh berikut.
- Presiden Vladimir Putin menyatakan akan menghentikan serangan militer jika Ukraina memenuhi tuntutan Moskwa.
- Presiden Vladimir Putin mengungkapkan akan menghentikan serangan militer jika Ukraina memenuhi tuntutan Moskwa.
- Presiden Vladimir Putin menegaskan akan menghentikan serangan militer jika Ukraina memenuhi tuntutan Moskwa.
Dalam kalimat pertama, kata menyatakan mengandung makna ’menjadikan sesuatu menjadi nyata’, atau ’membuat pernyataan’, atau ’mempermaklumkan’. Presiden Putin akan menjadikan serangan militer berhenti dengan syarat Ukraina memenuhi tuntutan negaranya, Rusia. Dalam kalimat dengan menyatakan itu tidak terasa ada kegentingan dalam pernyataan Putin.
Baca juga: Kata "Beruntung" dalam Peristiwa Kemalangan

Kapal wisata tertentu memungkinkan penumpangnya menikmati keindahan laut di kawasan wisata Bunaken. Untuk itu, Presiden Joko Widodo menegaskan, pemeliharaan ekologi Bunaken adalah hal penting.
Kata mengungkapkan, dalam kalimat kedua, mengandung makna ’apa yang dikatakan merupakan sesuatu yang tadinya masih menjadi rahasia atau tidak banyak diketahui orang agar diketahui orang’.
Kata mengungkapkan mengandung nuansa bahwa sebenarnya sesuatu yang dikatakan itu sudah ada, tetapi masih tertutup atau tersembunyi, maka Presiden Putin mengangkat ke permukaan supaya sesuatu yang tersembunyi itu diketahui publik.
Lain lagi dengan kata menegaskan dalam kalimat ketiga. Kata menegaskan mempunyai nuansa makna bahwa ada suasana atau keadaan tidak tegas dari peristiwa perang Rusia-Ukraina dan Presiden Putin memberikan ketegasan.
Baca juga: "Tolok Ukur" atau "Tolak Ukur"?
Kata menegaskan dalam kaitan itu bisa juga mengandung makna ’mengancam’ setelah pernyataan-pernyataan Putin sebelumnya tidak ditanggapi dengan serius oleh Ukraina. Putin lalu menyatakan dengan tegas bahwa serangan militer akan dia hentikan asal Ukraina memenuhi tuntutan Moskwa.
Nyata terasa ada perbedaan nuansa atau suasana yang melekat atau terkandung pada setiap kata tersebut. Dengan cara membedakan nuansa makna itulah, juru warta bisa memilih kata untuk menyusun kalimat yang tepat sebagai alat menyampaikan pesan kepada pembaca. Memilih kata amat penting dalam penulisan berita.

Salah satu wakil masyarakat yang tinggal di sekitar bentang alam Rungan, Palangkaraya, mengungkapkan harapannya dalam simposium yang digelar BNF di Palangkaraya, Selasa (2/7/2019).
Kata turunan
Biasanya ada kata turunan yang mengiringi kata mengungkapkan atau menegaskan dalam kalimat, yakni ungkapnya atau tegasnya.
Contoh: ”Serangan militer akan dihentikan jika Ukraina memenuhi tuntutan Moskwa,” ungkapnya (ungkap Putin), atau ”Serangan militer akan dihentikan jika Ukraina memenuhi tuntutan Moskwa,” tegasnya (tegas Putin).
Namun, kata nyatanya sebagai turunan dari menyatakan sampai saat ini belum ditemukan penggunaannya dalam kalimat. Kata ungkapnya dan tegasnya melengkapi katanya, ucapnya, dan ujarnya yang sudah terlebih dahulu ada, sebagai bentuk turunan dari mengatakan, mengucapkan, dan mengujarkan.
Baca juga: Hati-hati, "Aku melihatmu!"
Belakangan ini malah muncul kata pungkasnya, yang mestinya sebagai turunan dari kata memungkas. Kata ini marak dipakai wartawan untuk menunjukkan bahwa ucapan si narasumber merupakan penutup atau penanda bahwa berita yang ditulis sudah selesai. Tidak ada kelanjutannya. Bisakah kata ini diterima penggunaannya, hanya waktu yang menentukan.
Yang mesti diwaspadai oleh para juru warta ialah penggunaan kata-kata tersebut harus sesuai dengan fakta di lapangan. Untuk kata menegaskan, misalnya, kata ini bisa saja dipakai jika si narasumber memang mengatakan dengan tegas. Bisa juga jika si narasumber memang menggunakan kata menegaskan dalam ujarannya.
Namun, jika si juru warta tidak hadir di lapangan, lalu dia menuliskan pernyataan si narasumber dengan kata menegaskan atau tegasnya, hal itu bisa menjadi blunder bagi si wartawan dan medianya. Sebab, bukan tidak mungkin si narasumber sebetulnya berkata biasa-biasa saja, datar-datar saja, tidak mengatakan dengan tegas, tetapi ditafsirkan lain oleh si juru warta.

Lembaga Keumatan menyatakan menolak Revisi Undang-Undang KPK, di depan Gedung KPK, Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2019).
Jika ini terjadi, berita yang ditulis sudah tidak netral lagi. Ada keberpihakan, atau ada opini yang dimasukkan oleh si juru warta, dalam beritanya. Seperti kata menegaskan dalam contoh di atas, Presiden Putin seolah-olah berada di pihak yang diunggulkan daripada Ukraina. Padahal, kedua negara tersebut mestinya mempunyai kedudukan yang sama.
Kata yang netral atau tidak mengandung keberpihakan dalam contoh-contoh tersebut adalah mengatakan (katanya) atau mengucapkan (ucapnya). Kedua kata ini merupakan pilihan yang aman dalam penulisan berita keras karena tidak mengandung makna konotatif dan tidak membawa nuansa khusus.
Jika ini terjadi, berita yang ditulis sudah tidak netral lagi.
Adapun kata-kata seperti menegaskan, misalnya, bisa digunakan dalam penulisan yang lebih lembut (softnews) atau feature, yang di dalamnya mengandung keberpihakan si penulis.
Mengutip pendapat jurnalis Kompas AM Dewabrata (almarhum), pemilihan kata yang tepat untuk menyampaikan pesan amatlah penting. Bukan hanya untuk memfokuskan makna, melainkan juga karena bisa mengindikasikan keberpihakan atau empati si wartawan serta media massanya. Kadang, wartawan tidak sadar telah mengikuti kerangka berpikir sumber berita sehingga tulisan yang dihasilkan menguntungkan sumber berita itu.
Nur Adji, Penyelaras Bahasa Kompas