Selebritas yang asal-asalan bicara tanpa bisa menjelaskan secara benar produk investasi baru akan berhadapan dengan hukum. Mereka bisa dianggap sebagai bagian dari upaya jahat para penipu berkedok perusahaan teknologi.
Oleh
ANDREAS MARYOTO
·5 menit baca
Satu persatu selebritas media sosial harus berhadapan dengan hukum. Cara-cara mereka mempromosikan produk investasi berbasis platform digital secara tidak benar menyebabkan mereka dilaporkan para investor. Dunia media sosial menyebabkan seseorang mudah sekali menjadi kaya namun tidak sedikit cara-cara yang digunakan menyebabkan kerugian di masyarakat. Cara-cara mempromosikan berbagai produk sudah kebablasan.
“Saya akan menjelaskan masalah ini tetapi saya bukan penasihat keuangan anda,” kata salah satu pelatih sebuah teknologi keuangan digital di dalam sebuah kursus internasional. Ia menjelaskan sebuah platform namun mengingatkan bahwa semua yang dijelaskan tidak harus dituruti karena dia bukan sedang memberi nasihat soal investasi kepada para audiensnya. Ia juga mengingatkan pendapatnya belum tentu benar dan tidak perlu menjadi pertimbangan investasi.
Kita di Indonesia masih sangat jarang orang-orang berpengaruh memberi pernyataan seperti di atas ketika mempromosikan produk investasi. Produk investasi lebih banyak dijelaskan dengan membawa audiens ke mimpi-mimpi tanpa menyertakan risiko besar yang ada di balik investasi itu. Para penasihat keuangan yang profesional kalah oleh mereka yang secara dadakan menjadi penasihat keuangan padahal tidak memiliki kapasitas. Bermodalkan pengikut dalam jumlah besar di media sosial, ia mempromosikan produk investasi dan juga produk-produk lainnya secara sembarangan.
Masyarakat pun seperti terhipnotis alias tidak kritis ketika mendengarkan ucapan mereka. Mereka langsung membeli produk investasi berbasis platform digital tanpa mengetahui produk itu secara mendalam. Impian tentang imbal hasil yang besar langsung membuat mereka melambung tanpa mencek risikonya. Orang yang seperti ini tidak hanya puluhan tetapi ribuan. Uang yang ditanam pun bukan hanya sekadar miliar tetapi triliun. Orang pintar pun bisa menjadi bodoh seketika.
Keterperosokan orang terhadap investasi ilegal sudah lama dan sering terjadi dan terus berulang. Akan tetapi kali ini berbeda. Kali ini jargon semacam investasi digital, robot, produk canggih, tidak perlu kerja keras mesin yang bekerja, investasi 4.0, penambangan kripto, dan lain-lain berseliweran di dalam promosi produk investasi zaman sekarang. Orang dibawa ke dunia yang seolah-olah modern dan penuh dengan fasilitas kecerdasan buatan, padahal penipuan adalah tetap penipuan. Orang cari untung dengan cara yang tidak benar.
Tidak hanya itu. Kita menemui juga klaim-klaim besar yang masih membius orang untuk berinvestasi secara tidak proporsional. Ada klaim sebagai perusahaan penambang kripto, ada klaim sebagai perusahaan NFT, ada klaim sebagai perusahaan rantai blok (blockchain), dan ada pula perusahaan yang mengaku sebagai penyedia layanan metaverse. Para selebritas medsos tidak ketinggalan. Mereka juga mempromosikan berbagai klaim itu.
Fenomena sekarang ini sebenarnya tidak lepas dari kehadiran teknologi baru di dalam investasi. Teknologi yang digunakan adalah teknologi digital model lama yang berbasis laman tersentralisasi dan rantai blok yang terdesentralisasi. Masyarakat mudah sekali terpesona dengan jargon-jargon di seputar teknologi ini. Seolah kalau sudah ikut-ikutan masuk ke dalam dunia teknologi itu sudah menguasai segalanya. Padahal baru sebagian kecil atau malah sebenarnya tidak paham sama sekali. Ajakan investasi pun mudah sekali menyengat keterpukauan kita hingga tidak pernah kritis.
Belum lagi di antara mereka sebenarnya tidak sedikit yang sekadar kagum dan terperangah semata. Seolah kemajuan sudah di genggaman ketika mendengarkan presentasi produk-produk itu. Ditambah ajakan dari para selebritas medsos, yang di dalam studi lebih berpengaruh dibanding kaum professional, untuk membeli produk itu maka kekritisan kita makin hilang. Satu persatu masuk ke dalam bisnis yang ilegal dan dipastikan berisiko sangat tinggi. Sementara mereka terus dengan mimpi imbal hasil besar, para penipu bekerja dengan mudah karena mangsa terus masuk ke dalam platform mereka.
Fenomena ini juga memperlihatkan kelemahan mendasar dari bangsa ini. Ketika teknologi mulai masuk ke Tanah Air, keingintahuan dan kemauan untuk mempelajari teknologi yang digunakan di belakang berbagai produk itu kurang dilakukan. Orang lebih senang menjadi konsumen (meski sampai harus bernasib tertipu) dibandingkan mempelajari teknologi yang digunakan. Orang yang heboh dengan produk-produk itu lebih besar dibandingkan orang-orang yang mau dengan tenang belajar teknologi semisal teknologi rantai blok yang makin banyak digunakan untuk berbagai produk investasi baru.
Teknologi rantai blok itu sendiri sebenarnya merupakan tulang punggung di dalam industri digital ke depan. Laman-laman lama yang masih menguasai data-data pengguna akan segera berakhir diganti dengan teknologi itu yang memungkinkan data para pengguna dikuasai oleh pengguna itu sendiri. Lalu lintas transaksi yang masih menggunakan perantara bakal segera usang.
Tanpa kemauan untuk mempelajari hal-hal mendasar maka berbagai kasus ilegal dan penipuan akan terus terjadi. Klaim sebuah perusahaan telah mengembangkan teknologi blok sebenarnya bisa diketahui kebenarannya bila kita memahami tentang teknologi ini sekalipun hanya sedikit. Bagaimana klaim mereka bisa terverifikasi bila mereka tidak bisa menunjukkan semisal dompet digital yang digunakan, mata uang yang digunakan, audit terhadap teknologi rantai blok yang sudah dilakukan, dan lain-lain.
Sangat wajar bila selebritas medsos terus berdendang di tengah ketidaktahuan masyarakat. Jargon-jargon mereka dengan menyebut ekonomi digital, ekonomi baru, teknologi kripto, dan lain-lain sangat menggoda publik. Selebritas medsos dengan mudah menjaring investor yang tidak paham. Akan tetapi, karena selebritas ini juga hanya asal-asalan bicara dan sekadar menyampaikan pesan dari yang mengorder, maka mereka pun bisa terkena masalah. Mereka tidak kebal hukum.
Mereka tidak bebas bersuara. Selebritas yang asal-asalan bicara tanpa bisa menjelaskan secara benar berbagai produk investasi baru akan berhadapan dengan hukum. Mereka bisa dianggap sebagai bagian dari upaya jahat para penipu berkedok sebagai perusahaan teknologi. Oleh karena itu tanpa perubahan yang mendasar yaitu mereka sadar hukum, memahami teknologi, dan cara mengkomunikasi produk investasi secara benar, maka kita tinggal menonton satu persatu selebritas medsos ini masuk ke penjara.