Sejarah perjalanan fotografi sudah hampir mencapai 200 tahun sejak pertama kali ditemukan walaupun cikal bakalnya sudah ada berabad-abad silam. Perjalanan itu menyimpan banyak fakta menarik yang sebagian besar ’hampir’ dilupakan orang, karena secara praktis serasa tidak lagi diperlukan bila dikontraskan dengan perkembangan fotografi masa kini. Untungnya, banyak dari catatan penemuan di bidang fotografi masih tercatat dan dapat diakses dengan mudah hingga saat ini. Ya, mungkin karena fotografi mulai berevolusi di dunia Barat yang secara kultur dikenal sebagai bangsa pencatat yang baik.
Salah satu hal menarik dalam perkembangan fotografi adalah bagaimana keinginan manusia untuk menghadirkan foto yang sedekat mungkin dengan kenyataan, salah satunya melalui kehadiran warna. Namun, perjalanan teknologi cetak fotografi dimulai dengan fotografi tidak berwarna, kalaupun berwarna, hanya satu warna. Sejarah mencatat amat banyak upaya yang dilakukan para penemu fotografi untuk mewarnai fotografi, mulai dari langkah sederhana hingga yang sangat kompleks. Menarik untuk kita telaah dan jadikan pelajaran.
Keterbatasan warna pada saat awal kemunculan fotografi diatasi dengan penggunaan atau aplikasi pewarna yang ditorehkan di atas foto. Sejak foto daguerreotype, para fotografer sudah berusaha memberi warna pada cetakan daguerreotype yang muasalnya adalah foto hitam putih. Salah satu contohnya ada foto seorang pelukis pada tahun 1850 koleksi The Cleveland Museum of Art, yang menampilkan bagian dasi dan cat di atas palet sang pelukis dalam kondisi berbawarna. Lebih jauh lagi, ada juga daguerreotype yang hampir seluruhnya diwarnai. Pewarnaan dilakukan dengan cat bubuk yang dapat dicampur untuk menghasilkan warna tertentu.
