Kasus Covid-19 Global Menurun, kecuali di Amerika dan Afrika
Kasus baru Covid-19 di dunia terus menurun, kecuali di wilayah Amerika dan Afrika. Ini harus jadi peringatan dini kesiapsiagaan negara-negara di dunia.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
GENEVA, MINGGU — Jumlah kasus Covid-19 di dunia terus menurun, kecuali di Amerika dan Afrika. Tren ini bersamaan dengan angka kematian akibat Covid-19 di Eropa yang mencapai 2 juta kasus, melampaui Amerika Serikat dengan jumlah kematian 1 juta kasus.
Demikian laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terbaru, Selasa (10/5/2022). WHO menyebutkan, sekitar 3,5 juta kasus Covid-19 dan lebih dari 25.000 kasus meninggal akibat Covid-19 dilaporkan. Angka tersebut menunjukkan penurunan, masing-masing, 12 persen dan 25 persen.
Tren penurunan tersebut dimulai sejak Maret 2022, saat banyak negara telah menurunkan jumlah tes dan surveilans sehingga pelaporan data yang akurat dinilai sulit dihasilkan.
Seperti diberitakan kantor berita AP, Rabu (12/5), WHO menyebutkan, dua wilayah kerja WHO melaporkan peningkatan kasus Covid-19, yaitu Amerika dengan kenaikan kasus 14 persen dan Afrika dengan kenaikan 12 persen. Di wilayah Pasifik Barat, kasus Covid-19 relatif stabil, sedangkan di wilayah lain menurun.
Dalam laman resminya, Center for Infectious Disease and Policy (CIDRAP) University of Minnesota, Amerika Serikat, Rabu (12/5), menyebutkan, dalam dua pekan terakhir, lonjakan kasus Covid-19 terjadi di tiga negara di Afrika, yakni Afrika Selatan (naik 87 persen), Namibia, dan Eswatini yang masing-masing naik lebih dari 50 persen.
Abdou Salem Gueye, Direktur Regional Kesiapsiagaan Darurat Afrika Selatan, mengatakan, lonjakan kasus itu merupakan peringatan dini yang terus dipantau. “Kini, saatnya negara-negara meningkatkan kesiapsiagaan dan memastikan mereka mengambil respons efektif terhadap gelombang infeksi,” ujarnya.
Dalam jumpa pers, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan, penambahan kasus Covid-19 di lebih dari 50 negara menunjukkan virus SARS-CoV-2 berubah-ubah. Varian virus SARS-CoV-2, termasuk yang bermutasi menjadi varian Omicron, memicu kenaikan kasus.
Saatnya negara-negara meningkatkan kesiapsiagaan dan memastikan mereka mengambil respons efektif terhadap gelombang infeksi.
Menurut Tedros, tingginya kekebalan tubuh penduduk menjadi penyebab tidak terjadinya lonjakan kasus atau kematian akibat Covid-19. Meski demikian, ia memperingatkan bahwa hal ini tidak berlaku di wilayah dengan cakupan vaksinasi Covdi-19 yang rendah. Baru sekitar 16 persen penduduk di negara miskin telah mendapat vaksin COvid-19.
Di samping itu, laporan WHO mencatat, kenaikan jumlah kasus Covid-19 terjadi di China dengan peningkatan 145 persen. Akibat lonjakan itu, pekan lalu, otoritas China meningkatkan pembatasan sosial di Shanghai setelah sempat melonggarkan. Langkah ini membuat frustasi warga setempat yang mengeluhkan kekurangan makanan dan penutupan wilayah yang ketat.
Menurut Tedros, mengingat perilaku virus SARS-COV-2 dan antisipasi ke depan, strategi nol Covid-19 China tidak bisa berkelanjutan.
Sementara itu, di Tanah Air, pada Sabtu, 14 Mei, terdapat 308 kasus baru Covid-19 dan lima kasus meninggal. Jumlah ini menurun dibandingkan sehari sebelumnya di mana ada 335 kasus baru Covid-19 dan 10 kasus meninggal.
Berdasarkan situasi pada 10 Mei, pasien rawat inap Covid-19 menurun 97 persen dan tingkat hunian tempat tidur rumah sakit (BOR) hanya 2 persen. Perbandingan jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan (positivity rate) menurun hingga 0,7 persen.