Diduga Hepatitis Akut, Pasien di Bekasi Dirujuk ke RSCM
Dinas Kesehatan Kota Bekasi mendapat laporan adanya satu pasien yang diduga menderita hepatitis akut dan dirawat di Rumah Sakit Hermina Bekasi pada 7 Mei 2022.
Oleh
STEFANUS ATO
·2 menit baca
KOMPAS/STEFANUS ATO
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tanti Rohilawati
JAKARTA, KOMPAS — Satu pasien diduga hepatitis akut ditemukan di Kota Bekasi, Jawa Barat. Pasien tersebut telah dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tanti Rohilawati mengatakan, dinas kesehatan mendapat laporan kalau ada satu pasien yang dirawat di Rumah Sakit Hermina Bekasi pada 7 Mei 2022. Pasien tersebut masuk rumah sakit sejak 5 Mei 2022.
”Ini termasuk pasien atau kasus yang memang diduga. Kami tidak bisa memastikan bahwa itu adalah hepatitis. Pasien sudah dirujuk ke RSCM dan sesuai panduan akan dilaporkan ke komite ahli dan Kementerian Kesehatan,” kata Tanti, Selasa (10/5/2022), di Bekasi.
Tanti menambahkan, dinas kesehatan terus memantau kondisi terkini di wilayah Kota Bekasi. Rumah sakit yang ada di daerah itu juga terus dipersiapkan untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya kasus hepatitis akut.
”Dalam waktu dekat, kami akan mengundang dokter spesialis anak. Kami meminta masukan terkait langkah-langkah yang harus diantisipasi oleh Pemerintah Kota Bekasi,” katanya.
Warga Kota Bekasi diimbau agar tidak panik. Fasilitas kesehatan dari rumah sakit hingga puskesmas di Kota Bekasi juga mumpuni.
”Kami punya 48 rumah sakit, baik swasta maupun pemerintah. Kami juga punya 48 puskesmas. Untuk pelayanan kesehatan, kami siap,” katanya.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan pada Minggu (1/5) melaporkan adanya tiga kasus meninggal dengan dugaan hepatitis akut yang penyebabnya belum diketahui. Ketiga kasus itu meninggal dalam kurun berbeda selama dua minggu terakhir hingga 31 April 2022. Sebelum dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), ketiganya dirawat di rumah sakit di Jakarta Barat dan Jakarta Timur.
Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menuturkan, tiga kasus meninggal dengan dugaan hepatitis akut misterius berusia 2 tahun, 8 tahun, dan 11 tahun. Pada anak usia 2 tahun belum mendapatkan vaksinasi Covid-19, anak usia 8 tahun sudah mendapatkan dosis pertama vaksin Covid-19, dan anak usia 11 tahun sudah mendapatkan dosis lengkap. Ketiga kasus tersebut diketahui tidak tertular Covid-19.
AFP
Infografik hepatitis C
Proses investigasi masih dilakukan pada tiga kasus tersebut. Itu terutama untuk menunggu hasil pemeriksaan laboratorium terkait dengan pemeriksaan adenovirus dan pemeriksaan hepatitis A, B, C, D, dan E. Semua pemeriksaan ini diperkirakan baru selesai pada 10-14 hari ke depan.