Belum Ada Temuan Kasus Hepatitis Akut di Pontianak
Hingga sejauh ini belum ada temuan kasus hepatitis akut di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Dinas Kesehatan Kota Pontianak terus meningkatkan pengamatan dan mengimbau masyarakat menerapkan pola hidup sehat.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Hingga saat ini belum ada temuan kasus hepatitis akut di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Dinas Kesehatan Kota Pontianak terus meningkatkan pengamatan dan mengimbau masyarakat menerapkan pola hidup bersih dan sehat sebagai pencegahan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pontianak Sidig Handanu, Selasa (10/5/2022), menuturkan, hingga sejauh ini belum ada laporan. Dinkes sejauh ini meningkatkan pengamatan melalui puskesmas dan rumah sakit.
”Jika ada tanda-tanda, baru pasien diperiksa secara lengkap. Namun sejauh ini, belum ada ditemukan. Kami juga telah menulis surat kepada puskesmas-puskesmas untuk melaksanakan kewaspadaan dini,” ujar Handanu.
Sejauh ini yang bisa dilakukan adalah mengimbau masyarakat menerapkan pola hidup sehat. Apalagi penyebab hepatitis akut belum diketahui secara pasti. “Oleh sebab itu, sembari menunggu penelitian lebih lanjut, masyarakat menjaga pola hidup sehat,” ujarnya lagi.
Senada dengan itu, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, menuturkan, pihaknya terus memonitor sebagai langkah antisipatif, terutama di puskesmas-puskesmas. Proses monitor dilaksanakan bersama Dinkes Provinsi Kalbar. Sejauh ini, belum ada hal yang signifikan.
Kepala Dinkes Provinsi Kalbar Hary Agung menuturkan, terkait kasus hepatitis akut pada anak menjadi perhatian Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Dinkes Provinsi/Kabupaten/Kota.
Kemenkes telah mengeluarkan Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada 27 April 2022 terkait kewaspadaan terhadap munculnya hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya.
Mewaspadai
Dinkes di daerah diminta mewaspadai dan melakukan peningkatan pengamatan dan penyelidikan epidemiologi. Jika ditemukan atau dicurigai ada kasus sindrom jaundice akut segera dipalorkan di Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) sehingga dapat diketahui, dimonitor dan ditindaklanjuti secara cepat.
Kami juga telah menulis surat kepada puskesmas-puskesmas untuk melaksanakan kewaspadaan dini. (Sidig Handanu)
Dinkes Provinsi juga terus berkoordinasi dengan seluruh fasilitas kesehatan melalui Dinkes Kabupaten/Kota untuk kesiapan fasilitas kesehatan terkait obat dalam hal ini Instalasi Farmasi Dinkes Provinsi melakukan koordinasi Intalasi Farmasi Kabupaten/Kota.
Penyebabnya sampai hari ini belum diketahui. Adapun gejala timbul pada kulit dan sklera berwana kuning/ikterik dan urine berwarna gelap seperti teh secara mendadak. Gejala yang lain dirasakan sakit nyeri pada perut, muntah, diare, terkadang tanpa timbul gejala demam.
Selain itu, makanlah makanan yang sehat dan bersih. Lalu, hindari makan di tempat yang tidak bersih dan segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat apabila ada gejala. Dinkes juga terus melaksanakan promosi kesehatan melalui media elektronik, selebaran, dan dalam kunjungan masyarakat ke fasilitas kesehatan.