Di Jawa Timur Sudah Muncul 114 Kasus ”Suspect Jaundice” Akut
Seluruh komponen masyarakat Jawa Timur agar meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya karena telah ditemukan 114 suspek kasus sakit kuning akut sejak awal tahun.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Timur meminta masyarakat, aparatur, dan pemangku kepentingan mewaspadai potensi penyebaran kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya. Peningkatan kewaspadaan dan antisipasi diperlukan karena telah ditemukan 114 kasus suspect jaundice (sakit kuning) akut yang bisa jadi berkorelasi dengan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya atau etiologinya.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Jatim Erwin Astha Triyono, Kamis (5/5/2022), jumlah 114 kasus suspect jaundice akut itu tercatat dalam Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) Jatim kurun 17 pekan terakhir atau 1 Januari-4 Mei 2022.
Kasus ditemukan di 18 kabupaten/kota atau hampir separuh dari 38 daerah tingkat dua di Jatim. Kasus-kasus yang ditemukan, tidak sebatas pada anak-anak atau berusia di bawah 17 tahun, tetapi masyarakat umum.
”Kasus suspect cenderung naik dalam pekan ke-14 sampai ke-17, tetapi kasus-kasus yang dilaporkan ke SKDR masih memerlukan pemeriksaan laboratorium apakah hepatitis atau bukan,” kata Erwin.
Pemprov Jatim telah berkoordinasi dengan seluruh dinas kesehatan kabupaten/kota untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan penanganan pasien.
Erwin melanjutkan, masyarakat agar tidak panik, tetapi bersiap dengan meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran terhadap perilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu, respons cepat jika menemukan kasus-kasus diduga sakit kuning atau hepatitis ke fasilitas layanan terdekat.
Berhubung masih dalam masa penanganan pandemi Covid-19, protokol kesehatan tetap perlu bahkan menunjang untuk pencegahan penularan penyakit, yakni bermasker (melindungi diri), cuci tangan (kebersihan), dan jaga jarak (menghindari potensi penularan).
Menekan risiko
Perilaku hidup bersih dan sehat untuk menekan risiko peningkatan kasus sakit kuning, bahkan hepatitis, menurut Erwin, antara lain menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, memastikan konsumsi makanan dan minuman yang terjamin kebersihan dan matang.
Cara lain menghindari pemakaian peralatan makan (sendok, garpu, pisau) bergantian dengan orang lain. Kenakan masker selama beraktivitas. Hindari kontak dekat dengan orang sakit, apalagi dengan yang terduga sakit kuning.
”Sementara hindari berenang di kolam umum, beraktivitas dalam keramaian di taman bermain, dan menyentuh berbagai benda di tempat umum yang sering disentuh orang banyak, misalnya knop pintu dan dinding,” kata Erwin.
Untuk pengendalian potensi hepatitis akut di Jatim, pemerintah telah berkoordinasi dengan jejaring di kabupaten/kota, memperkuat surveilans lintas program dan lintas sektor, dan promosi informasi agar masyarakat memahami gejala hepatitis akut dan terlibat dalam respons pelaporan dan pencegahan.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina mengatakan belum menemukan kasus hepatitis akut di ibu kota Jatim tersebut. Daerah turut meningkatkan kewaspadaan dan koordinasi multipihak demi menekan risiko penyebaran kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya itu.
Sementara hindari berenang di kolam umum, beraktivitas dalam keramaian di taman bermain, dan menyentuh berbagai benda di tempat umum yang sering disentuh orang banyak, misalnya knop pintu dan dinding. (Erwin Triyono)
Jika ditemukan kasus-kasus terindikasi hepatitis akut, harus ditangani sesuai standar prosedur dan diperkuat dengan pemeriksaan laboratorium atau penyelidikan epidemiologi.
Nanik melanjutkan, sejumlah gejala yang patut diwaspadai dan harus segera dilaporkan jika ada pasien dengan kulit dan sklera kuning, warna urine gelap secara mendadak, disertai gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, mual, muntah, diare), warna kotoran pucat, kejang, penurunan kesadaran, demam, kehilangan nafsu makan, gatal, dan nyeri sendi.
Ada beberapa kasus kemungkinan tidak disertai dengan salah satu atau beberapa gejala itu, misalnya pasien tidak demam, tidak gatal, tidak nyeri sendi, dan atau tidak kehilangan nafsu makan.
”Segera lapor dan membawa seseorang yang mengalami beberapa gejala sakit kuning atau hepatitis itu agar bisa cepat diobservasi dan diambil tindakan,” kata Nanik.