Adenovirus 41 diduga menjadi penyebab kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak di sejumlah negara. Namun, masih menjadi misteri mengapa virus yang biasa hanya menyebabkan pilek bisa memicu hepatitis parah.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Para petugas dari Dinas Kesehatan Kota Depok dan Puskesmas Cinere melakukan pengecekan dan investigasi lapangan terkait dengan laporan penyakit hepatitis A yang menyerang warga di RT 001 dan RT 002/RW 001, Cinere, Depok, Jawa Barat, Rabu (28/8/2019). Sebanyak 12 warga setempat diduga terjangkit penyakit hepatitis A dalam sepekan. Petugas mengambil sampel darah pasien yang rawat jalan dan warga yang terindikasi penyakit hepatitis A.
JAKARTA, KOMPAS - Virus adenovirus 41 diduga berada di balik kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak di sejumlah negara. Meski demikian, masih menjadi misteri mengapa kelompok virus umum yang biasa hanya menyebabkan pilek bisa memicu hepatitis akut, bahkan kematian pada anak-anak.
Dugaan adenovirus 41 sebagai penyebab hepatitis pada anak-anak ini dilaporkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat setelah menyelidiki kasus ini di Alabama. Laporan penyelidikan ini dipublikasikan dalam Morbidity and Mortality Weekly Report pada Jumat (29/4/2022). Peneliti dari Division of Viral Diseases CDC, Julia M Baker, menjadi penulis pertama laporan ini.
Disebutkan, sembilan anak kecil dari Alabama yang terkena hepatitis atau radang hati misterius ini semuanya dinyatakan positif patogen umum yang disebut adenovirus 41. ”Saat ini kami percaya adenovirus mungkin menjadi penyebab kasus yang dilaporkan ini, tetapi faktor lingkungan dan situasi potensial lainnya masih diselidiki,” tulis CDC dalam pernyataan yang menyertai hasil penelitian tersebut.
Adenovirus 41 diketahui menyebabkan gastroenteritis pada anak-anak, tetapi ”belum pernah diketahui sebagai penyebab hepatitis pada anak-anak yang sehat,” kata badan tersebut.
Sembilan kasus Alabama terjadi antara Oktober 2021 dan Februari 2022. Tiga mengalami gagal hati akut, dua di antaranya membutuhkan transplantasi hati.
AFP
Infografik Hepatitis C
Adenovirus biasanya menyebar melalui kontak pribadi yang dekat, percikan pernapasan, dan permukaan. Ada lebih dari 50 jenis adenovirus yang paling sering menyebabkan pilek dan banyak penyakit lainnya.
Namun, penyelidikan telah mengesampingkan paparan umum lainnya, termasuk Covid-19, virus hepatitis A, B, dan C (penyebab hepatitis paling umum di AS), hepatitis autoimun dan penyakit Wilson.
Sembilan kasus Alabama terjadi antara Oktober 2021 dan Februari 2022. Tiga mengalami gagal hati akut, dua di antaranya membutuhkan transplantasi hati. Semua pasien telah pulih atau sedang dalam pemulihan, termasuk dua penerima transplantasi. Enam anak dites positif untuk virus Epstein-Barr, tetapi tidak memiliki antibodi, yang menyiratkan infeksi sebelumnya tidak aktif.
Sebelum dirawat di rumah sakit, sebagian besar anak mengalami muntah dan diare, sementara beberapa mengalami gangguan saluran pernapasan atas. Selama dirawat di rumah sakit, sebagian besar memiliki mata dan kulit yang menguning (jaundice), serta hati yang membesar.
Sebelumnya, CDC juga mengeluarkan peringatan kesehatan untuk memberi tahu dokter dan otoritas kesehatan masyarakat agar waspada terhadap kasus serupa. Sementara itu, otoritas kesehatan di Wisconsin sedang menyelidiki empat kasus, termasuk dua anak yang memiliki hasil yang parah, satu yang membutuhkan transplantasi hati, dan satu kematian. Kasus juga telah dilaporkan di Illinois dan di tempat lain.
AHMAD ARIF
Wabah hepatitis pada anak yang belum diketahui sumbernya telah menyebar di 12 negara: Inggris, Irlandia, Spanyol, Israel, Amerika Serikat, Denmark, Belanda, Italia, Norwegia, Perancis, Romania, dan Belgia. Sumber: WHO
Sebagai pencegahan, CDC merekomendasikan anak-anak untuk tetap mengikuti vaksinasi dan orangtua serta pengasuh mempraktikkan tindakan pencegahan seperti membersihkan tangan, menghindari orang yang sakit, menutup mulut saat batuk dan bersin, dan menghindari menyentuh mata, hidung, atau mulut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pertama kali menerima laporan mengenai 10 kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya pada anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah. Sejak resmi diumumkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) oleh WHO pada 15 April 2022, jumlah kasus terus bertambah. Laporan terbaru, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) menemukan 190 kasus.
Di Tanah Air, Kementerian Kesehatan telah meminta dinas kesehatan di daerah untuk waspada. Kantor kesehatan pelabuhan juga diminta untuk meningkatkan pengawasan pelaku perjalanan, terutama yang berasal dari negara terjangkit saat ini.
Peringatan ini dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu melalui surat edaran nomor HK.02.02/C/2515/2022 yang ditandatangani pada Rabu (27/4/2022). Meski demikian, sejauh ini kasus hepatitis misterius ini belum ditemukan di Indonesia.