Stok Vaksin Penguat di Kendari Menipis, Pemerintah Dituntut Tidak Lengah
Dosis vaksin penguat di Kendari, Sulawesi Tenggara, menipis selama beberapa hari terakhir. Pemerintah dituntut tidak lengah dan menyediakan kebutuhan dalam penanganan pandemi Covid-19 yang masih terus terjadi.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Dosis vaksin penguat di Kendari, Sulawesi Tenggara, menipis selama beberapa hari terakhir. Animo masyarakat yang ingin mudik membuat pemakaian vaksin meningkat seiring syarat yang berlaku saat ini. Pemerintah dituntut untuk tidak lengah dan menyediakan kebutuhan dalam penanganan pandemi Covid-19 yang masih terus terjadi.
Kepala Dinas Kesehatan Kendari Rahminingrum menyampaikan, jumlah dosis vaksin penguat memang semakin menipis, bahkan mulai habis di beberapa fasilitas kesehatan. Sejak Selasa (19/4/2022), pemberian vaksin penguat di kantor Dinkes Kendari tidak dilakukan setelah dosis vaksin habis.
”Untuk sementara, yang ingin vaksin booster, kami arahkan ke puskesmas terdekat yang stoknya masih ada karena persediaan di kantor kami sudah kosong sejak kemarin,” katanya, di Kendari, Selasa siang.
Data Dinkes Kendari, hingga Senin (18/4), jumlah stok vaksin penguat merek Pfizer tersisa sebanyak 978 dosis. Stok vaksin ini tersebar di 15 puskemas dan sejumlah fasilitas kesehatan milik TNI/Polri. Sementara itu, untuk vaksin merek Moderna tersisa sebanyak 1.120 dosis.
Animo masyarakat untuk mengikuti vaksinasi dosis penguat memang tinggi. Dalam sehari, rata-rata warga yang mengikuti vaksinasi penguat mencapai 300 orang. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan pada Maret atau Februari lalu. Peningkatan animo ini seiring pemberlakuan kebijakan pemerintah terkait syarat penerbangan di masa jelang Lebaran kali ini.
”Meski stok sangat kurang, kami saat ini menunggu untuk masuknya dosis tambahan. Informasinya, akan ada tambahan 3.000 dosis dalam satu dua hari ke depan. Kami sudah bersurat untuk meminta tambahan sejak beberapa waktu lalu karena animo tinggi masyarakat,” ujarnya.
Selain untuk syarat perjalanan, ia melanjutkan, vaksin penguat sangat penting guna mencegah dampak buruk virus, sekaligus menciptakan kekebalan bersama. Sejauh ini, kasus Covid-19 di Kendari telah turun drastis dan tersisa satu kasus positif.
”Meski belum ada penelitian detail, penurunan kasus ini bisa disebut karena mulai terciptanya kekebalan bersama di masyarakat. Oleh karena itu, perlu terus didorong untuk sampai vaksin penguat,” ujar Rahminingrum.
Prokes itu cara paling mudah dan murah untuk mengantisipasi penyebaran virus.
Hingga saat ini, total vaksinasi di Kendari telah mencapai target untuk dosis pertama dan dosis kedua, yaitu di atas 70 persen. Sementara itu, vaksinasi penguat baru mencapai 14 persen dari total 265.147 sasaran.
Sangat dibutuhkan
Epidemiolog Universitas Halu Oleo, Ramadhan Tosepu, berpendapat, vaksin penguat sama pentingnya dengan peran vaksin pertama dan kedua. Sebab, kekebalan bersama terus dibutuhkan seiring pandemi yang masih terjadi.
Terlebih lagi, saat ini varian baru masih terus bermunculan di banyak negara. salah satu cara terbaik mencegah dampak buruk penularan tersebut dengan vaksinasi yang berkala.
”Vaksinasi penguat harus terus ditingkatkan, baik menjelang masa mudik, ataupun setelahnya. Pemerintah tidak boleh lengah dengan melihat kasus turun dan tidak menggiatkan program lainnya,” kata Ramadhan.
Oleh sebab itu, pemenuhan dosis vaksin ke semua daerah harus dilakukan oleh pemerintah pusat. Dengan begitu, proses vaksinasi di daerah tidak mengalami kendala hingga terhenti akibat stok vaksin yang kosong.
Sementara itu, pemerintah daerah dituntut untuk tetap melakukan pengawasan protokol kesehatan secara ketat. ”Prokes itu cara paling mudah dan murah untuk mengantisipasi penyebaran virus. Selama masa pandemi, prokes tidak boleh kendur dan tidak boleh lengah,” katanya.