Vaksinasi Covid-19 telah ditetapkan menjadi syarat mudik Lebaran 2022. Namun, laju vaksinasi dosis satu, dua, dan ”booster” justru melambat. Akselerasi vaksinasi diperlukan untuk meningkatkan perlindungan.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Masyarakat di kota-kota besar antusias mengikuti vaksinasi Covid-19 dosis penguat atau booster setelah ditetapkan menjadi syarat perjalanan mudik Lebaran 2022. Namun, laju vaksinasi secara keseluruhan (dosis satu, dua, dan booster) justru melambat di awal Ramadhan. Diperlukan akselerasi vaksinasi untuk meningkatkan perlindungan warga dari penularan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan di laman vaksin.kemkes.go.id, hingga Rabu (13/4/2022) pukul 12.00, dari target 208,26 juta sasaran vaksinasi di Indonesia, cakupannya 94,91 persen untuk dosis satu dan 77,67 persen untuk dosis kedua. Sementara capaian vaksinasi booster masih 13,44 persen atau sekitar 27,98 juta jiwa.
Jika dibandingkan dengan lima hari sebelumnya, cakupan vaksinasi dosis pertama hanya bertambah 0,15 persen, dosis kedua 0,28 persen, dan booster atau dosis ketiga 0,92 persen. Capaian vaksinasi di 34 provinsi di Indonesia juga tidak merata.
”Cakupan vaksinasi di minggu pertama Ramadhan, kalau dilihat secara total, yaitu dosis satu, dua, dan tiga, terjadi perlambatan,” ujar Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi.
Menurut Nadia, hanya Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, DKI Jakarta, dan Banten yang vaksinasinya cukup tinggi selama Ramadhan. Sementara laju penyuntikan di provinsi lainnya masih rendah, terutama di bagian timur Indonesia.
Masyarakat diimbau mengikuti vaksinasi dosis lengkap hingga booster untuk menambah proteksi tubuh dari ancaman penularan Covid-19. Dengan begitu, perjalanan mudik menjadi lebih aman dan diharapkan tidak memicu lonjakan kasus pasca-Idul Fitri.
”Mari ikut vaksinasi karena aman dan bermanfaat. Jangan pilih-pilih vaksin karena apa pun jenisnya sama-sama memberikan proteksi pada diri kita,” katanya.
Setelah dua tahun dilarang, pemerintah kembali mengizinkan mudik Lebaran tahun ini. Syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh status kelayakan terbang adalah sudah mendapatkan vaksinasi booster.
Pelaku perjalanan yang baru mendapatkan dua dosis vaksinasi harus menyertakan hasil tes antigen 1 x 24 jam atau PCR 3 x 24 jam. Sementara pada pelaku perjalanan yang baru mendapatkan satu dosis vaksin wajib menunjukkan hasil tes PCR maksimal 3 x 24 jam sebelum keberangkatan.
Jika dibandingkan lima hari sebelumnya, cakupan vaksinasi dosis pertama hanya bertambah 0,15 persen, dosis kedua 0,28 persen, dan booster atau dosis ketiga 0,92 persen. Capaian vaksinasi di 34 provinsi di Indonesia juga tidak merata.
Survei ketiga Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan pada 22-31 Maret 2022 menyebutkan, 85,5 juta orang akan mudik tahun ini. Jumlah itu melonjak 55,45 persen dibandingkan dengan survei pertama pada 14-28 Februari 2022 yang memproyeksikan jumlah pemudik mencapai 55 juta orang.
Oleh sebab itu, kewaspadaan perlu ditingkatkan agar pelonggaran dalam mudik tahun ini tidak berisiko memperburuk pandemi. Selain memperluas cakupan vaksinasi, Nadia juga mengingatkan warga untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan.
”Pelonggaran ini jangan sampai menjadi kontraproduktif karena saat ini kita terus berupaya mengendalikan pandemi agar lebih baik. Pemerintah daerah tujuan mudik dan wisata juga diharapkan meningkatkan vaksinasi lengkap dan booster agar kasusnya tidak melonjak, yang kemudian menjadi tidak tertangani,” ujarnya.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebutkan, pandemi di Indonesia terus membaik pascagelombang ketiga penularan Covid-19 akibat varian Omicron pada Februari lalu. Namun, kondisi ini diharapkan tidak membuat warga lalai menjalankan prokes dan tetap mengantisipasi risiko penularan.
”Untuk itu, kuncinya adalah tidak memberikan ruang sama sekali untuk terjadi penularan,” ucapnya. Selain menerapkan prokes, setiap orang diminta bertanggung jawab untuk tes Covid-19 jika bergejala atau beraktivitas dengan mobilitas tinggi, isolasi diri jika terindikasi positif, dan menambah proteksi dengan vaksinasi lengkap hingga booster.
Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Iwan Ariawan, mengingatkan, meskipun sejumlah indikator pengendalian Covid-19 membaik, pandemi belum berakhir. Ia menyarankan masyarakat untuk segera mengikuti vaksinasi booster sehingga tidak menunggu waktu menjelang mudik.
”Jangan cuma kejar sertifikatnya (vaksinasi booster). Yang paling penting adalah manfaatnya untuk memperkuat perlindungan,” ucapnya.