Warga Surabaya Minati Vaksinasi Penguat untuk Mudik Lebaran
Minat masyarakat terhadap vaksinasi dosis ketiga atau penguat di Surabaya, Jawa Timur, semakin tinggi karena menjadi syarat untuk perjalanan mudik Lebaran 2022.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Warga dengan menggunakan kursi roda bersiap untuk mendapatkan vaksin saat vaksinasi Covid-19 yang diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Daerah Kompas Gramedia dan Kodam V Brawijaya di Dyandra Convention Center, Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu (30/3/2022). Banyak warga yang datang untuk mendapatkan vaksin ketiga atau penguat. Vaksinasi tersebut menyediakan 700 dosis.
SURABAYA, KOMPAS — Pemberian vaksinasi penguat atau dosis ketiga di Surabaya, Jawa Timur, cenderung meningkat. Peningkatan amat mungkin terkait syarat perjalanan mudik dalam masa Lebaran 2022 tanpa syarat jika masyarakat telah mendapat vaksinasi sampai dosis ketiga.
Sampai dengan Rabu (30/3/2022), Pemerintah Kota Surabaya dan lembaga terpadu tetap gencar melaksanakan program vaksinasi. Apalagi, masa puasa atau Ramadhan kurang dari sepekan. Vaksinasi komplet sampai dengan dosis ketiga dianggap oleh masyarakat akan memudahkan mobilitas.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Nanik Sukristina, berdasarkan laporan dari 63 puskesmas penyelenggara vaksinasi, peningkatan minat masyarakat pada vaksinasi dosis ketiga terlihat dari jumlah kedatangan warga selalu melebihi kuota vaksin. Situasi ini terjadi di seluruh wilayah atau puskesmas se-Surabaya.
Dari laman resmi vaksin.kemkes.go.id, sampai Rabu petang, vaksinasi dosis ketiga telah diberikan kepada lebih dari 600.000 jiwa sasaran di Surabaya. Jumlah itu setara dengan 27 persen dari seluruh target siap vaksinasi. Secara keseluruhan atau persentase memang terlihat rendah, tetapi untuk kelompok-kelompok tertentu capaiannya cukup baik.
Berdasarkan catatan pemerintah, untuk kelompok warga lanjut usia, vaksinasi dosis ketiga telah diberikan kepada hampir 96.000 jiwa. Jumlah itu setara dengan 51 persen dari total sasaran yang 189.000 jiwa.
Untuk kelompok di luar lanjut usia, vaksinasi telah diberikan kepada 431.000 jiwa atau setara 63 persen dari sasaran siap vaksinasi 689.000 jiwa. ”Sasaran siap vaksinasi jika minimal tiga bulan sebelumnya telah mendapat vaksinasi dosis dua,” kata Nanik.
Kasdam V Brawijaya Brigjen TNI Piek Budyakto berbincang dengan salah seorang peserta vaksinasi yang digelar Forum Komunikasi Daerah Jawa Timur dengan Kodam V Brawijaya di Dyandra Convention Center Surabaya, Rabu (30/3/2022)
Di sisi lain, Guru Besar Sosiologi Universitas Airlangga, Surabaya, Bagong Suyanto berpendapat, peningkatan minat masyarakat mendapat vaksinasi penguat seiring kebijakan pemerintah yang tidak lagi ketat dan kaku dalam pengendalian mobilitas untuk masa mudik Lebaran.
Pengalaman selama pandemi Covid-19 sejak Maret 2020, dua kali masa Lebaran selalu diwarnai dengan kebijakan pengetatan mobilitas masyarakat dengan dalih menekan potensi penularan Covid-19.
Bagong, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, mengatakan, pada masa libur termasuk Lebaran, dari pengalaman selama pandemi, ada korelasi dengan risiko peningkatan kasus Covid-19. Situasi itulah yang memaksa pemerintah mengambil kebijakan tegas pengendalian mobilitas bahkan larangan mudik seperti Lebaran 2020 dan 2021.
”Saat ini, mudik tidak dilarang, tetapi pelaku perjalanan disyaratkan sudah mendapat vaksinasi dosis tiga. Syarat itulah yang saya yakini memicu ketertarikan warga mengakses vaksinasi,” kata Bagong.
Mudik Lebaran, secara sosiologis, lanjut Bagong, sudah menjadi tradisi bahkan budaya hidup yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Mudik atau pulang ke kampung sarat dengan nilai kekeluargaan.
Mudik bukan sekadar melepas rindu pada kampung halaman atau keluarga, melainkan norma atau laku hidup untuk menguatkan kembali nilai-nilai kekeluargaan.
Masalahnya, ketika larangan mudik ditetapkan pada masa Lebaran 2020 dan 2021, kebijakan itu menjadi tidak efektif. Mudik yang sudah menjadi budaya masyarakat akan tetap ditempuh apa pun risiko dan jalannya.
Dalam hal itu, masyarakat menyesuaikan atau bersiasat dengan misalnya pulang lebih awal dan kembali belakangan dan atau memanfaatkan jalur-jalur lemah pengawasan.
Kasdam V Brawijaya Brigjen TNI Piek Budyakto ketika melakukan peninjauan pelaksanaan vaksinasi yang digelar Forum Komunikasi Daerah Jawa Timur dengan Kodam V Brawijaya di Dyandra Convention Center Surabaya, Rabu (30/3/2022)
Karyawan Kompas Gramedia
”Tahun ini, pemerintah memfasilitasi dengan vaksinasi dosis tiga daripada ancaman dengan sanksi,” kata Bagong. Persyaratan diharapkan mencegah mobilitas tidak terkontrol meski peluang situasi tak terkendali juga ada.
Sementara itu, untuk mendukung percepatan vaksinasi, Forum Komunikasi Daerah Kompas Gramedia Jawa Timur dan Komando Daerah Militer V/Brawijaya mengadakan vaksinasi dosis ketiga dengan kuota 700 orang.
Saat ini, mudik tidak dilarang, tetapi pelaku perjalanan disyaratkan sudah mendapat vaksinasi dosis ketiga. Syarat itulah yang saya yakini memicu ketertarikan warga mengakses vaksinasi.
Vaksinasi diadakan di Dyandra Convention Center, Jalan Basuki Rachmat, Rabu pukul 08.00-12.00. Vaksinasi diutamakan bagi keluarga karyawan Kompas Gramedia di Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo, serta masyarakat umum.
Kepala Staf Kodam V/Brawijaya Brigadir Jenderal Piek Budyakto mengatakan, institusinya diperintahkan untuk menggencarkan vaksinasi ke seluruh wilayah Jatim. Sampai saat ini, pemberian vaksin dosis satu sudah menjangkau 92 persen sasaran, dosis dua sudah ke 76 persen sasaran, dan dosis tiga menjangkau 9-10 persen sasaran.
”Minat masyarakat meningkat terutama setelah pemerintah membolehkan mudik Lebaran nanti untuk pelaku perjalanan yang sudah vaksin dosis tiga,” kata Piek.
Ketua FKD KG Jatim Agnes Swetta Pandia menambahkan, kegiatan di gedung Dyandra itu merupakan yang kelima untuk pelaksanaan serupa di wilayah Surabaya dan Gresik. Pada kegiatan sebelumnya, vaksinasi dosis satu dan dosis dua telah diberikan kepada 5.000 orang sasaran, terutama keluarga karyawan perusahaan dan sebagian masyarakat umum.