Pencabutan Aturan Karantina Wisatawan Mancanegara Diharapkan Dongkrak Kunjungan di Jateng
Pemerintah daerah menyambut baik penghapusan syarat karantina bagi wisatawan asing. Hal itu diharapkan bisa membangkitkan pariwisata, khususnya di Jateng.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
UNGARAN, KOMPAS — Beberapa hari lalu, Presiden Joko Widodo mengumumkan adanya penghapusan syarat karantina bagi wisatawan mancanegara yang negatif Covid-19. Sejumlah pihak di Jawa Tengah berencana memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.
Pencabutan syarat karantina tersebut disambut baik oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno. Kebijakan itu diharapkan mampu mendorong pergerakan wisatawan dan meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya pelaku usaha pariwisata.
Kendati demikian, Sandiaga meminta supaya protokol kesehatan ketat tetap diterapkan di tempat-tempat wisata untuk menekan risiko penularan Covid-19.
”Situasi yang kondusif dengan terkendalinya penularan Covid-19 ini membuat kami optimistis, target tahun ini akan tercapai,” katanya. Tahun ini, ditargetkan bisa mendatangkan sebanyak 1,8 juta-3,6 juta wisatawan mancanegara dan sebanyak 500 juta wisatawan Nusantara.
Dengan demikian, kontribusi pariwisata terhadap produk domestik bruto diharapkan bisa mencapai 4,3 persen,” ujar Sandiaga saat membuka secara virtual seminar bertajuk ”Kesiapan Sektor Parekraf Dalam Negeri Jelang Pembukaan Border Wisatawan Mancanegara” yang diadakan di Kampoeng Kopi Banaran, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Jateng, Rabu (30/3/2022).
Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri, ada tujuh bandar udara yang dibuka untuk penerbangan internasional. Tujuh bandara itu, antara lain Bandara Soekarno-Hatta di Banten, Bandara Juanda di Jawa Timur, Bandara Ngurah Rai di Bali, Bandara Hang Nadim di Kepulauan Riau, Bandara Raja Haji Fisabilillah di Kepulauan Riau, Bandara Sam Ratulangi di Sulawesi Utara, dan Bandar Udara Zainudin Abdul Majid di Nusa Tenggara Barat.
Sementara itu, ada 42 negara yang warganya mendapatkan visa on arrival atau visa kunjungan saat kedatangan di Indonesia. Ke depan, jumlahnya akan ditambah, menyesuaikan kondisi pandemi Covid-19.
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata, Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jateng Setyo Irawan berharap, penerbangan internasional melalui Bandara Ahmad Yani Semarang juga segera dibuka.
Menurut dia, ada dua negara strategis yang perlu segera diberi akses penerbangan internasional menuju Jateng, yakni dari Malaysia dan Singapura.
”Kami minta tolong supaya penerbangan ke Jateng, terutama dari Malaysia dan Singapura, segera dibuka agar kebangkitan industri pariwisata bisa dipercepat. Dua negara itu menyumbang kunjungan wisatawan mancanegara terbanyak di Jateng,” kata Setyo.
Data Badan Pusat Statistik Jateng menunjukkan, ada 5.385 wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Jateng selama 2020. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.015 orang dari Malaysia, sebanyak 618 orang dari Singapura, dan 436 orang dari Tiongkok.
Kami minta tolong supaya penerbangan ke Jateng, terutama dari Malaysia dan Singapura, segera dibuka agar kebangkitan industri pariwisata bisa dipercepat. (Setyo Irawan)
Setyo menuturkan, pihaknya telah bersiap menyambut wisatawan mancanegara. Persiapan yang telah dilakukan, antara lain, melengkapi sarana penunjang protokol kesehatan dan mengikuti sertifikasi CHSE (kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan).
Hingga kini, ada 794 tempat di Jateng yang sudah mendapatkan sertifikasi CHSE. Tempat-tempat itu meliputi, hotel, restoran, kafe, dan rumah makan. Adapun, sebanyak 691 tempat juga dilengkapi dengan kode pindai aplikasi Pedulilindungi untuk menapiskan masyarakat yang masuk ke tempat-tempat yang banyak dikunjungi orang tersebut.
Sesuai kebutuhan
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Semarang telah menyiapkan tempat-tempat wisata yang dinilai sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat pandemi. Selama pandemi, masyarakat dinilai cenderung memilih tempat wisata yang terbuka, sesuai untuk wisata keluarga, dan bisa dijangkau dengan alat transportasi darat.
”Kami juga telah menyiapkan kegiatan di luar ruangan, seperti paralayang, Festival Candi Gedong Songo, dan Festival Rawa Pening untuk masyarakat. Selain itu, kami juga akan mengadakan Kabupaten Semarang Expo untuk memfasilitasi pelaku usaha ekonomi kreatif,” tutur Bupati Semarang Ngesti Nugraha.
Direktur Bisnis Harian Kompas Lukminto Wibowo menilai, pembukaan untuk wisatawan asing penting dilakukan, tetapi perlu kehati-hatian. Penutupan akses masuk-keluar negara penting untuk menekan penyebaran Covid-19. Di satu sisi, kebijakan itu membuat penyelenggara kegiatan internasional terkendala.
”Kalau perbatasan ditutup, orang sulit datang. Sebaiknya, pemerintah memang melihat lagi mana perbatasan yang perlu dibuka dan mana yang mesti ditutup. Kalau masih harus ditutup, bisa disediakan jalur mobilitas atau angkutan yang memudahkan pergerakan orang dari perbatasan yang sudah dibuka ke yang belum dibuka,” katanya.
Lukminto menuturkan, Kompas mendukung kemajuan pariwisata di Indonesia melalui kegiatan-kegiatan tingkat internasional yang diselenggarakan, misalnya, Borobudur Marathon, Kompas Tambora Challenge, dan Semarang 10K. Tak sekadar membuat kegiatan, Kompas juga disebut Lukminto selalu berupaya memanggungkan daerah-daerah tempat kegiatan itu diselenggarakan.
”Dari kegiatan Tambora Challenge, misalnya, masyarakat internasional jadi mengenal Sumbawa. Setelah kegiatan itu, investasi-investasi ke Sumbawa juga mulai masuk,” imbuhnya.