Kualitas Udara Buruk di Dalam Ruangan Picu Beragam Gejala Penyakit
Konsentrasi beberapa polutan, seperti spora jamur dan debu, di dalam ruangan bisa jauh lebih tinggi ketimbang di luar ruangan. Polutan udara tersebut berisiko memperburuk gejala gangguan pernapasan.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Berbagai kesibukan sering memaksa sebagian orang lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan. Kualitas udara yang buruk dapat memicu beragam gejala penyakit, seperti asma, fibrosis kistik, dan gangguan pernapasan lain.
Konsentrasi beberapa polutan, seperti spora jamur dan debu, di dalam ruangan bisa jauh lebih tinggi ketimbang di luar ruangan. Polutan udara tersebut berisiko memperburuk gejala gangguan pernapasan. Oleh karena itu, menjaga kualitas udara menjadi faktor penting untuk mengurangi risiko tersebut.
Sistem kekebalan tubuh manusia akan merespons adanya alergen dengan mengaktifkan selaput lendir di hidung dan tenggorokan. Akibatnya, muncullah batuk, bersin, dan hidung berair. Bahkan, sebagian orang sampai mengalami mata gatal dan berair.
Hal ini menjadi gejala jika sistem kekebalan tubuh diaktifkan oleh kontaminan atau pencemar udara. Debu, bakteri di udara, asap tembakau, dan disinfektan dapat mengiritasi sistem pernapasan.
Hal tersebut dapat memicu serangan asma yang bisa berakibat fatal, terutama pada anak-anak. Dikutip dari Livescience, Jumat (18/3/2022), Juru Bicara Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) Enesta Jones mengatakan, alergen dan iritan di dalam ruangan berperan penting dalam memicu asma.
Jones mengatakan, warga Amerika Serikat menghabiskan 90 persen waktunya di dalam ruangan sehingga berpotensi meningkatkan risiko tersebut. ”Hal ini dapat menyebabkan gejala asma atau memperburuk asma. Jika Anda menderita asma, tubuh Anda mungkin akan bereaksi. Pastikan menghubungi dokter untuk mengembangkan perawatan yang mencakup cara untuk mengurangi paparan pemicunya,” ujarnya.
Meskipun sering tidak disadari, gejala fibrosis kistik dan kanker paru-paru juga bisa diperparah akibat buruknya kualitas udara. Kebanyakan orang sadar bahwa merokok adalah faktor umum yang berkontribusi terhadap penyakit tersebut.
Pusing menjadi gejala umum jika kualitas udara di dalam ruangan buruk. Pusing, bahkan vertigo, menunjukkan udara yang dihirup kemungkinan terkontaminasi zat cemar, seperti karbon monoksida dan karbon dioksida yang rentan meracuni tubuh. Paparan dalam jangka waktu lama akan menyebabkan kerusakan jaringan.
Penderita asma akan lebih mudah lelah saat berada di ruangan dengan udara buruk. Kondisi ini diperparah dengan tekanan psikologis untuk mencoba mengendalikan gejala mereka dan menghindari serangan asma.
Paparan pencemaran ini bersumber dari peralatan rumah tangga yang tidak terawat, seperti boiler atau ketel uap, kompor, dan pemanas air. Hal ini perlu diatasi dengan memasang detektor karbon monoksida untuk memantau kualitas udara di dalam rumah atau ruangan.
Cara ini juga sebaiknya dibarengi dengan ketersediaan ventilasi memadai. Sebab, buruknya saluran udara berpotensi memicu kadar karbon dioksida yang tinggi.
Penderita asma akan lebih mudah lelah saat berada di ruangan dengan udara buruk. Kondisi ini diperparah dengan tekanan psikologis untuk mencoba mengendalikan gejala mereka dan menghindari serangan asma.
Jones menyebutkan, sistem pendingin ruangan yang tidak dirawat dapat menampung bakteri legionella, penyebab penyakit legionnaires. Bakteri ini hidup di air dalam sistem pendingin udara dan dapat didorong ke udara saat sistem dinyalakan.
Alhasil, bakteri itu akan dihirup oleh manusia, terutama di area berventilasi buruk. Oleh sebab itu, penting untuk memastikan sistem pendingin ruangan tetap bersih demi mengurangi risiko terkena penyakit tersebut.
Pegawai EPA, Nick Conger, menguraikan tips utama untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruangan. ”Ada tiga strategi sederhana yang disarankan EPA untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruangan. Kontrol sumber, peningkatan ventilasi, dan pembersih udara,” ujarnya.
Kontrol sumber dengan mengidentifikasi kualitas udara yang buruk di rumah atau ruangan dan segera menetralisirnya. Polutan luar ruangan, seperti pestisida, mungkin juga masuk ke rumah atau ruang kerja sehingga patut diantisipasi.