WHO: Setelah Dua Tahun, Pandemi Masih Jauh dari Selesai
Meskipun kasus dan kematian yang dilaporkan menurun secara global dan beberapa negara telah mencabut pembatasan, WHO menyatakan pandemi masih jauh dari selesai.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sekalipun sejumlah negara sudah melonggarkan pembatasan dan memasuki tahap transisi menuju ke pemulihan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa pandemi masih jauh dari selesai. Pandemi belum berakhir jika kasus Covid-19 masih ada sekalipun secara global mengalami penurunan.
”Meskipun kasus dan kematian yang dilaporkan menurun secara global dan beberapa negara telah mencabut pembatasan, pandemi masih jauh dari selesai—dan tidak akan berakhir di mana pun sampai berakhir di mana-mana,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam keterangan pers, Rabu (9/3/2022), waktu Geneva, Swiss.
Status pandemi Covid-19 dikeluarkan WHO pertama kali pada 11 Maret 2020 atau hampir dua tahun. Sebelumnya, WHO mendeklarasikan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, tingkat peringatan tertinggi dalam peraturan badan kesehatan PBB pada 30 Januari 2020.
WHO khawatir beberapa negara secara drastis mengurangi pemeriksaan. Ini menghambat kemampuan kita untuk melihat di mana virus itu berada.
Kini, setelah dua tahun dinyatakan sebagai pandemi, menurut Tedros, lebih dari 6 juta orang telah meninggal karena Covid-19 dan hampir 444 juta kasus telah terkonfirmasi. Jumlah kasus baru turun 5 persen di seluruh dunia minggu lalu dibandingkan minggu sebelumnya, sementara jumlah kematian turun 8 persen.
Berbicara kepada wartawan di Geneva, Tedros mengingatkan dunia bahwa banyak negara di Asia dan Pasifik saat ini menghadapi lonjakan kasus dan kematian. ”Virus ini terus berkembang dan kami terus menghadapi hambatan besar dalam mendistribusikan vaksin, tes, dan perawatan di mana pun mereka membutuhkannya,” katanya.
Ia juga memberi peringatan tentang penurunan tingkat pemeriksaan baru-baru ini. Hal ini membuat kita buta terhadap apa yang sedang dilakukan Covid-19.
”WHO khawatir beberapa negara secara drastis mengurangi pemeriksaan. Ini menghambat kemampuan kita untuk melihat di mana virus itu berada, bagaimana penyebarannya, dan bagaimana perkembangannya,” kata Tedros.
Maria van Kerkhove, pimpinan teknis Covid-19 WHO, memperingatkan bahwa penurunan kasus secara dramatis akhir-akhir dipengaruhi oleh penurunan pemeriksaan. ”Virus ini masih menyebar pada tingkat yang terlalu intensif, tiga tahun dalam pandemi ini,” katanya.
Meskipun ada tren menurun, menurut dia, masih ada lebih dari 10 juta kasus yang dilaporkan di tingkat global pekan lalu. ”Kita harus tetap waspada,” katanya.
Keadilan vaksin
Maria juga mengingatkan masih adanya akses yang tidak setara ke vaksin, tes, dan perawatan Covid-19 yang berpeluang memperpanjang pandemi. Angka terbaru WHO menunjukkan, 23 negara belum sepenuhnya mengimunisasi 10 persen dari populasi mereka, sementara 73 negara belum mencapai target cakupan 40 persen yang ditetapkan untuk awal tahun 2022.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres juga mengeluarkan pernyataan guna mendukung penilaian WHO bahwa akan menjadi kesalahan besar untuk berpikir bahwa wabah sudah berakhir. Apalagi, saat ini vaksinasi masih belum merata.
”Produsen telah memproduksi 1,5 miliar dosis per bulan, tetapi hampir 3 miliar orang masih menunggu suntikan pertama mereka,”kata Guterres.
Ia menilai, memprioritaskan kesehatan orang-orang di negara-negara kaya, di atas kesehatan orang-orang di negara-negara miskin, merupakan sebuah skandal. ”Ini adalah dakwaan moral dunia kita. Ini juga merupakan resep untuk lebih banyak varian, lebih banyak penguncian dan lebih banyak kesedihan dan pengorbanan di setiap negara,” katanya.
Guterres menambahkan bahwa terlepas dari banyak krisis global lainnya, dunia harus mencapai tujuan memvaksinasi 70 persen orang di semua negara pada pertengahan tahun ini. ”Ilmu pengetahuan dan solidaritas telah terbukti menjadi kombinasi yang tak terkalahkan. Kita harus mendedikasikan kembali diri kita untuk mengakhiri pandemi ini untuk semua orang dan semua negara dan menutup bab menyedihkan dalam sejarah umat manusia ini sekali dan untuk selamanya,” tegasnya.