Atasi Masalah pada Aplikasi Peduli Lindungi dengan Beragam Cara
Masyarakat dapat melakukan beragam cara untuk mengatasi kendala yang terjadi saat penggunaan aplikasi Peduli Lindungi dengan memuat ulang hingga memeriksa jaringan internet.
Oleh
PRADIPTA PANDU MUSTIKA
·3 menit baca
Kompas/Riza Fathoni (RZF)
Petugas menunjukkan kode QR yang harus dipindai oleh para pengunjung dengan aplikasi peduli lindungi sebelum masuk untuk wisata di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Jumat (17/9/2021).
JAKARTA, KOMPAS – Aplikasi Peduli Lindungi yang berfungsi untuk membantu pengendalian dan pengawasan penyebaran Covid-19 di Indonesia kerap mengalami permasalahan dalam penggunaannya. Masyarakat dapat melakukan beragam cara untuk mengatasi masalah yang terjadi saat penggunaan aplikasi ini.
Tidak sedikit warga yang mengeluh saat menggunakan aplikasi Peduli Lindungi mulai dari susah dibuka hingga hasil tes antigen maupun PCR yang tidak masuk ke sistem. Selama ini, berbagai fitur dalam aplikasi ini memang menjadi syarat bagi masyarakat saat akan melakukan perjalanan ke luar kota atau beraktivitas di ruang publik.
Terbaru, aplikasi ini juga dilaporkan mendadak hilang dari App Store yang menjadi toko aplikasi pengguna ponsel iPhone. Hilangnya Peduli Lindungi membuat para pengguna perangkat berbasis iOS tidak bisa mengunduh dan memperbarui aplikasi ini. Padahal, saat ini terdapat pembaruan sistem yang membuat aplikasi berwarna hitam bila seseorang terdeteksi positif Covid-19.
Menanggapi hal ini, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengakui, Peduli Lindungi tengah mengalami kendala teknis. Status PeduliLindungi diApp Store sedang berubah menjadi private (privasi) sehingga pengguna tidak bisa mencari maupun memperbarui aplikasi ini untuk sementara waktu.
“Kendala ini sedang kami coba untuk atasi dengan melibatkan Kementerian Komunikasi dan Informatika,” ujarnya di Jakarta, Senin (21/2/2022).
Kompas/Priyombodo (PRI)
Pengunjung memindai kode batang dari aplikasi peduli lindungi sebagai syarat masuk ke dalam pusat perbelanjaan Plaza Blok M, Jakarta pada hari pertama dibuka pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM level 4, Selasa (10/8/2021).
Terkait dengan permasalahan lainnya dalam Peduli Lindungi, para pengguna dapat mengatasinya dengan melakukan sejumlah cara. Melansir penjelasan dari situs resmi Satuan Tugas Penanganan Covid-19, beberapa cara yang bisa dilakukan pengguna untuk mengatasi kendala itu antara lain dengan memuat ulang, memeriksa pembaruan, memastikan memori ponsel memadai, dan memeriksa jaringan internet.
Kendala ini sedang kami coba untuk atasi dengan melibatkan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Salah satu masalah yang membuat aplikasi berjalan lambat yakni memori ponsel penuh. Terlalu banyak aplikasi atau file yang disimpan dalam ponsel akan membuat aplikasi lain menjadi eror, termasuk PeduliLindungi. Menumpuknya cachejuga bisa menghambat proses pemindaian kode batang (QR Code) aplikasi PeduliLindungi.
Sementara untuk warna hitam pada Peduli Lindungi bagi seseorang yang terdeteksi positif Covid-19, warna tersebut secara otomatis akan berubah menjadi hijau setelah menjalani isolasi mandiri selama 10 hari. Aplikasi juga akan berwarna hijau bila orang tersebut sudah melakukan tes PCR ulang dengan hasil negatif.
Puncak kasus
Berdasarkan perkembangan penanganan Covid-19, kasus positif hari ini mengalami peningkatan sebanyak 34.418 kasus dengan angka kesembuhan 39.929 kasus dan 176 kasus meninggal. Adapun kasus aktif tercatat mengalami penurunan sebanyak 5.687 kasus.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat memberikan keterangan pers terkait hasil rapat terbatas tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) menyampaikan, beberapa provinsi mengalami tren penurunan yakni DKI Jakarta, Bali, Banten, Maluku, dan Nusa Tenggara Barat. Namun, beberapa provinsi lainnya diprediksi masih akan mengalami puncak kasus Covid-19.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Deretan tempat tidur yang kembali disiapkan di Rumah Sakit Lapangan Tembak di Kedung Cowek, Surabaya, Jawa Timur, Senin (7/2/2022). Pemkot Surabaya kembali menyiapkan Rumah Sakit Lapangan Tembak untuk antisipasi lonjakan pasien Covid-19.
“Dari segi perawatan, kami sudah membandingkan dengan negara-negara lain. Biasanya tingginya kasus kematian akan terjadi 15 sampai 20 hari sesudah puncak kasus. Jadi, meski beberapa provinsi mengalami tren penurunan kasus, puncak kematian masih akan terjadi dua minggu sesudahnya,” tuturnya.
Menurut Budi, dari tinjauan saat ini terlihat bahwa kasus kematian Covid-19 banyak terjadi pada masyarakat yang belum divaksin, mengalami komorbid (penyakit penyerta), dan warga lanjut usia atau lansia. Oleh karena itu, masyarakat mesti segera menjalani vaksinasi. Sampai saat ini, tingkat vaksinasi dua dosis di beberapa provinsi juga masih banyak yang belum mencapai target minimal 70 persen.
Budi menambahkan, Kementerian Kesehatan jugatelah bekerja sama dengan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan agar warga yang mempunyai komorbid bisa diidentifikasi lebih dini.“Jadi, walau kasusnya ringan tetapi bisa segera masuk karpet merah di rumah sakit-rumah sakit kita,” tambahnya.