Hadapi Omicron, Presiden Minta Utamakan Vaksinasi bagi Warga Lansia
Setidaknya 69 persen pasien yang meninggal akibat Omicron adalah kelompok lanjut usia atau lansia dan mereka yang belum divaksin. Oleh karena itu, vaksinasi mesti didahulukan bagi warga lansia.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mendorong semua kabupaten, kota, dan provinsi berkonsentrasi pada pemberian suntikan vaksinasi kedua serta suntikan vaksinasi ketiga atau booster. Arahan ini disampaikan menimbang pencapaian vaksinasi dosis kedua dan ketiga di banyak daerah yang masih rendah, yakni di bawah 60 persen.
Kepala Negara pun meminta agar pemberian vaksinasi didahulukan kepada warga lanjut usia. ”Ini penting sekali karena dari data terakhir yang saya terima, 69 persen yang meninggal karena Omicron adalah lansia, (itu) yang pertama. Yang kedua adalah (mereka) yang belum divaksin,” kata Presiden Joko Widodo saat memberikan arahan pada peninjauan vaksinasi secara virtual di 17 provinsi dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (18/2/2022).
Pada kesempatan tersebut Presiden Jokowi mendapat laporan kinerja vaksinasi yang disampaikan oleh kepala daerah atau kepala kepolisian dari sejumlah daerah. Perwakilan daerah yang memberikan laporan secara virtual adalah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah; Kabupaten Sumenep, Jawa Timur; Sulawesi Tengah; Sumatera Barat; Papua; Kalimantan Selatan; dan Maluku.
Menanggapi laporan-laporan tersebut, Presiden Jokowi menuturkan bahwa varian Omicron dapat dikendalikan dengan melakukan dua hal penting. Kedua hal dimaksud adalah percepatan vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan, terutama memakai masker. ”Hanya itu saja, sudah. Dua hal ini sampaikan terus kepada masyarakat,” katanya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun meminta seluruh jajaran forum koordinasi pimpinan daerah mempercepat vaksinasi agar mencapai persentase tertinggi. Pemberian vaksin penguat diminta dikonsentrasikan di tempat-tempat dengan interaksi masyarakat tinggi.
Pada kesempatan tersebut Presiden Jokowi menyampaikan terima kasih kepada jajaran Kementerian Kesehatan, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), Tentara Nasional Indonesia, serta Badan Intelijen Negara dan badan intelijen daerah. Ucapan terima kasih dan apresiasi diberikan pula kepada semua pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota yang bekerja sama serta bahu-membahu dalam mempercepat vaksinasi.
”(Hal ini) Karena kunci dari pengendalian Covid-19 ini adalah vaksinasi dan, yang kedua, adalah protokol kesehatan. Saya rasa kalau dua hal ini bisa kita tingkatkan secara masif di masyarakat, insyaallah, negara kita akan segera masuk dari pandemi ke endemi. Dan, kita harapkan juga pemulihan ekonomi nasional bisa kita percepat,” kata Presiden Jokowi.
Kunci pengendalian Covid-19 adalah vaksinasi dan protokol kesehatan. Saya rasa kalau dua hal ini bisa kita tingkatkan secara masif di masyarakat, insyaallah, negara kita akan segera masuk dari pandemi ke endemi. Dan, kita harapkan juga pemulihan ekonomi nasional bisa kita percepat.
Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo saat menyampaikan laporan dari Museum Borobodur di Jawa Tengah menuturkan bahwa pada Jumat ini pihaknya melanjutkan akselerasi vaksinasi. ”Pada hari ini, secara serentak, (vaksinasi) dilaksanakan di 5.107 titik di 34 provinsi dengan total jumlah target sasaran sebesar minimal 1.114.750 dosis; di mana 834.474 dosis satu dan dua serta 280.276 dosis tiga,” katanya.
Listyo menuturkan, sasaran vaksinasi hari ini adalah warga lansia, anak-anak, dan masyarakat umum dengan melibatkan 63.112 vaksinator. Jumlah vaksin yang digunakan adalah 246.088 dosis AstraZeneca, 106.627 dosis Moderna, 161.427 dosis Pfizer, 25.798 dosis Sinopharm, 8.683 dosis CoronaVac, 200 dosis Johnson & Johnson, dan 491.000 dosis Sinovac.
”(Terkait) Upaya-upaya untuk melakukan akselerasi terhadap masyarakat lansia yang tidak bisa datang ke gerai, (maka) strategi vaksinasi mobile maupun vaksinasi door to door tetap kami lanjutkan,” kata Kapolri Listyo.