Ekonomi Bali Triwulan IV Membaik, tetapi Masih Alami Kontraksi
BPS Provinsi Bali menyebutkan, perekonomian Bali triwulan IV-2021 tumbuh 0,51 persen secara tahunan dibandingkan dengan 2020. Meski bertumbuh, ekonomi Bali pada periode 2021 secara kumulatif masih tertekan.
DENPASAR, KOMPAS
—
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali menyebutkan, perekonomian Bali pada triwulan IV-2021 menunjukkan pertumbuhan 0,51 persen secara tahunan dibandingkan dengan 2020. Meski bertumbuh, ekonomi Bali pada periode 2021 secara kumulatif masih terkontraksi atau mengalami tekanan sebesar minus 2,47 persen.
Kondisi yang memengaruhi terjadinya pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan IV-2021, menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Hanif Yahya, di antaranya adanya momentum hari raya Galungan dan Kuningan serta libur Natal dan Tahun Baru.
Pendongkrak lain, digelarnya kegiatan berskala nasional dan internasional serta adanya pelonggaran kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) seiring membaiknya kondisi pandemi Covid-19. Selain itu, aktivitas pariwisata di Bali pada triwulan IV-2021 juga menunjukkan kenaikan kunjungan wisatawan domestik ke Bali pada periode IV-2021.
”Menggeliatnya aktivitas ekonomi di Bali selama triwulan IV-2021 secara umum tecermin dari konsumsi listrik yang mengalami peningkatan,” kata Hanif dalam penyampaian Berita Resmi Statistik BPS Bali tentang Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali Triwulan IV-2021 secara daring, Senin (7/2/2022).
Baca juga : Bali Kembali Catatkan Penambahan Penduduk Miskin
Penyampaian BPS Provinsi Bali senada dengan perkiraan Bank Indonesia Provinsi Bali. Dalam keterangan tertulisnya, Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho menyebutkan, BI juga memperkirakan perekonomian Bali pada triwulan I-2022 akan bertumbuh positif. Namun, meningkatnya kasus Covid-19 mulai akhir triwulan IV-2021 dinyatakan dapat menjadi faktor risiko terjadinya bias dalam pertumbuhan ekonomi tersebut.
”Peningkatan kunjungan wisatawan domestik yang tecermin pada pertumbuhan diperkirakan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Bali,” kata Trisno dalam keterangan tertulis. Adapun kunjungan wisatawan mancanegara diperkirakan masih belum signifikan akibat dinamisnya kebijakan pembukaan perbatasan (border) internasional.
Secara terpisah, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan, meningkatnya kasus Covid-19 yang dipengaruhi merebaknya varian Omicron diharapkan dapat segera berlalu sehingga langkah pemulihan pariwisata Bali dapat diakselerasi.
”Dengan adanya percepatan vaksinasi, termasuk pemberian vaksinasi booster, dan kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan, kami optimistis pariwisata Bali akan kembali bergerak,” kata Suryawijaya yang dihubungi, Senin (7/2/2022).
Indikator ekonomi
Dalam pemaparannya mengenai pertumbuhan ekonomi Bali triwulan IV-2021, Senin, Hanif Yahya mengungkapkan sejumlah indikator yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi Bali, antara lain situasi regional di Bali, mobilitas penduduk, aktivitas pariwisata, dan kondisi pertumbuhan berbagai sektor lapangan usaha serta komponen pengeluaran.
Dari pencatatan BPS Bali, lalu lintas transportasi udara melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengalami peningkatan pada triwulan IV-2021. Begitu pula pada lalu lintas penyeberangan melalui Pelabuhan Gilimanuk dan Pelabuhan Padangbai.
Hanif menyebutkan, meski terjadi peningkatan pada triwulan IV-2021, pergerakan penduduk melalui transportasi udara ataupun transportasi laut belum pulih dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi Covid-19 atau pada triwulan IV-2019.
Baca juga :
Bali Disiapkan untuk Pelaksanaan Skema ”Travel Bubble” dengan Jepang
Secara umum, perekonomian Bali pada 2021 diukur berdasarkan produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku sebesar Rp 219,80 triliun. Atau, jika diukur atas dasar harga konstan tahun 2010, PDRB Provinsi Bali tercatat sebesar Rp 143,87 triliun.
Menggeliatnya aktivitas ekonomi di Bali selama triwulan IV-2021 secara umum tecermin dari konsumsi listrik yang mengalami peningkatan. (Hanif Yahya)
Apabila dibandingkan dengan ekonomi Bali triwulan III-2021, ekonomi Bali triwulan IV-2021 mengalami pertumbuhan 4,52 persen secara kuartalan. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, ekonomi Bali triwulan IV-2021 mengalami pertumbuhan sebesar 0,51 persen.
Namun, apabila diakumulasikan mulai triwulan I-2021 sampai triwulan IV-2021, perekonomian Bali selama 2021 masih terkontraksi, atau bertumbuh negatif, sedalam 2,47 persen.
Pandemi Covid-19
Sementara itu, dalam keterangan pers evaluasi PPKM yang diikuti dari siaran secara daring, Senin (7/2/2022), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan pemerintah akan menaikkan level asesmen PPKM di Bali dan beberapa daerah di Jawa, termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta, Bandung Raya, dan aglomerasi Jabodetabek, ke level 3.
Disebutkan, khusus Bali, kenaikan level asesmen menjadi PPKM level 3 dipengaruhi tingkat penggunaan kamar rawat inap di rumah sakit yang meningkat.
Adapun dalam rapat koordinasi penguatan protokol kesehatan mengantisipasi penyebaran Covid-19 varian Omicron, yang dipimpin Gubernur Bali Wayan Koster, Minggu (6/2/2022), dipaparkan kondisi pandemi Covid-19 di Provinsi Bali sejak 16 Januari 2022.
Dikatakan terjadi peningkatan kasus harian dari 14 kasus pada 16 Januari 2022 menjadi 139 kasus pada 26 Januari 2022, sampai menembus 2.038 kasus pada 5 Februari 2022. Adapun total kasus aktif di Bali hingga Minggu (6/2/2022) sebanyak 9.887 kasus.
Terkait kondisi tersebut, dalam rapat koordinasi itu, Gubernur Koster mengimbau dan mengajak masyarakat di Bali agar tetap tenang serta tetap waspada menghadapi pandemi Covid-19 varian Omicron.
Masyarakat diingatkan agar terus menaati dan melaksanakan protokol kesehatan serta menerapkan pola hidup sehat. Pemerintah akan membatasi aktivitas masyarakat, termasuk kegiatan upacara adat dan kerumunan.
Krama (warga) Bali yang mengalami gejala awal berupa demam, pilek, batuk, sesak napas, serta kehilangan indra penciuman dan perasa agar segera memeriksakan diri (testing) dengan uji usap berbasis PCR.
Warga yang pernah kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 agar berinisiatif dan bersedia mengikuti penelusuran (tracing) dan selanjutnya melaksanakan testing Covid-19.